,
Dengan
perasaan campur aduk, Ael membelokkan mobilnya ke arah salah satu restoran yang
tak jauh dari tempat Ivy merelakan hampir seluruh isi perutnya ke dalam got di
pinggir jalan. Dilepasnya seatbelt yang
menjamin keselamatannya sementara ia dalam perjalanan tadi. Dibukanya pintu
kanan dan keluar dari mobil dengan cepat. Tanpa menunggu Ivy, ia terus
melangkah sampai di depan pintu utama restoran. Akan tetapi, setelah sepuluh
menit berlalu, gadis yang ditunggunya dan yang memaksanya untuk mampir ke sini
tak kunjung keluar dari mobil. Dengan cepat dikeluarkannya ponselnya dari dalam
saku celana jeans rombengnya dan
mengontak Ivy. Tapi sialnya, gadis itu tak mengangkatnya.
Setengah
menggeram ia kembali ke arah mobil dan langsung membuka pintu penumpang depan
dan berniat untuk mengomel.
“Lo
sebenernya…” Kalimatnya yang sebenarnya adalah ‘Lo sebenernya niat makan atau
nggak?’ itu terhenti ketika mencapai kata kedua. Ivy tertidur. Sekali lagi..
Ivy tertidur. VIVIAN TERTIDUR!!
Shit! Great! Setelah
tadi gadis membuat acara pengintaiannya terhadap Nindy hari ini gagal dan
membuatnya harus menelan kenyataan mati penasaran tentang apa yang akan Nindy
lakukan dengan pria bernama Bara itu, setelah gadis itu berlagak merajuk karena
Ael tidak mengizinkannya mengisi kembali perutnya karena tidak ingin Ivy muntah
lagi, membuat Ael terpaksa mengemudikan mobilnya kea rah restoran ini meskipun
ia tidak lapar sama sekali, gadis itu malah seenak jidatnya molor di mobilnya.