Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 31 Juli 2016

,
Sumber Gambar
A million stars up in the sky

one shines brighter I can’t deny

A love so precious a love so true

a love that comes from me to you

Hai Re... 
Terima kasih sudah menyempatkan waktumu membaca surat ini. Sebelumnya, mungkin kau sedang sedikit bertanya-tanya mengapa aku menulis surat untukmu padahal kita hidup bertetangga. 

I have a confess. Aku ingin mengakui sesuatu yang mungkin tidak pernah terpikirkan atau pun kau bayangkan sebelumnya. Sesuatu yang mungkin saja akan menggelikan, sesuatu yang mungkin juga dapat mengusik kenyamanan kita sebagai dua orang yang telah bersahabat sejak lama.

Re... sejak hari pertama kau pindah menjadi tetanggaku tujuh tahun lalu, sejak kali pertama aku melihatmu, sejak saat itu aku yakin dengan pasti bahwa hatiku sudah bukan milikku lagi. Ia telah dicuri oleh seseorang yang bahkan baru pertama kali aku temui. Seseorang yang asing, tetangga baru yang bahkan namanya pun tak ku tahu. 

Aku jatuh cinta  pada pandangan pertama!

Aku tahu sudah terlambat untuk mengakuinya sekarang, tapi menyembunyikan cintaku selama bertahun-tahun adalah kesalahan yang sangat aku sesali. Mungkin saja keadaannya akan berbeda jika saja aku punya sedikit keberanian dan mengakui perasaanku dari awal. Mungkin saja saat ini yang berada di pelukanmu sambil mengambil foto pengantin baru adalah aku, bukan dia. 

Kini, meski takkan ada gunanya lagi, aku ingin mengakui semuanya, mengakui perasaanku yang sejak dulu selalu terpaut padamu.

Aku mencintaimu Rajendra Adyatama

Sabtu, 30 Juli 2016

,
Sumber Gambar

Bulan Juni tahun lalu. Saat itu, hujan sedang sering-seringnya turun. Dia... pemilik Mata yang Enak dipandang itu, menatapku dengan penuh binar, kemudian mendekapku erat. Berterima kasih atas kado ulang tahun pernikahan yang sengaja ku selipkan di antara lembar Puisi-puisi Cinta Rendra. Dua buah tiket untuk perjalanan ke New York.

Meski tak pernah meminta, aku tahu bahwa New York adalah kota impiannya. Kota tempat Percy Jackson dan Annabeth Chase memulai petualangan yang selalu membuat Jingga – istirku, berada pada titik tegang kala membacanya. Naas, peristiwa di Banten Selatan mengubah segalanya. Kecelakaan maut itu terjadi kala bumi diguyur tangisan hujan deras. Jinggaku tak selamat, ia pergi sebelum sempat menginjakkan kaki di tempat ini.

Hingga kini, meski The Metropolitan Museum of Art menjulang di hadapanku, ingatanku masih tetap terpaku pada buku yang ditemukan digenggamnya erat-erat di hari yang sama saat kematian menjemputnya; Tidak Ada New York Hari Ini.

*Tulisan ini terinspirasi dari beberapa judul buku:
- Mata yang Enak Dipandang - Ahmad Tohari
- Puisi-puisi Cinta - W.S. Rendra
- Sekali Peristiwa di Banten Selatan - Pramoedya Ananta Toer
- Percy Jackson and The Lightning Thief - Rick Riordan
- Tidak Ada New York Hari Ini - M. Aan Mansyur 

Rabu, 27 Juli 2016

,
Sumber Gambar
Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran selalu identik dengan dua hal; mudik dan liburan. Hal sederhana yang sudah membudaya di masyarakat Indonesia bahkan selalu dinanti-nantikan kedatangannya. Satu minggu sebelum lebaran, kita tidak hanya disibukkan oleh persiapan untuk menyambut lebaran itu sendiri, tetapi juga disibukkan oleh persiapan untuk pulang ke kampung halaman serta rencana liburan bagi yang tinggal jauh dari keluarga, atau pun bersiap-siap menyambut orang-orang yang kita cintai kembali di rumah. 

Lebaran adalah momen bahagia bagi yang merayakannya, serta perwujudan dari indahnya berkumpul bersama keluarga. Begitu pun saya, lebaran dan berkumpul bersama keluarga adalah paket lengkap yang selalu saya nantikan sejak delapan tahun lalu. Sebagai seseorang yang dituntut untuk hidup mandiri dan berdiri sendiri, saya sudah lama tidak tinggal satu atap secara menetap bersama kedua orang tua saya. Satu-satunya momen di mana saya dapat berkumpul bersama mereka beserta kelaurga besar adalah saat Hari Lebaran.

Khusus lebaran tahun ini, segala hal seperti tahun-tahun sebelumnya, terasa menyenangkan (bahkan hanya membayangkan packing untuk pulang) namun juga terasa sulit dan sibuk di saat yang bersamaan.Satu minggu mejelang hari lebaran saya sudah merencanakan kepulangan, apa saja yang saya butuhkan untuk menempuh perjalanan selama kurang lebih delapan jam Gorontalo-Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), serta apa saja yang akan saya lakukan setibanya di rumah. Saya pulang tepat H-3 lebaran dan menurut saya itu cukup untuk beristirahat setelah perjalanan jauh dan membantu Mama saya menyiapkan segala keperluan untuk hari H, termasuk menemani adik saya yang masih kecil untuk berbelanja dan mengajaknya jalan-jalan entah itu ke pantai, air terjun atau pemandian air panas dan tentu saja tidak lupa silaturahmi ke rumah-rumah saudara.

Akan tetapi, bukannya menikmati detik-detik kepulangan dengan santai, kesibukan pekerjaan saya justru meningkat drastis. Tepat satu minggu sebelum pulang, saya mendapat permintaan khusus dari salah satu atasan untuk membenahi pekerjaan – yang menurut saya ditangani dengan sangat berantakan, laporan penting yang akan digunakan untuk kepentingan pemeriksaan dari pihak yang berwenang. Awalnya, saya sedikit keberatan, apalagi itu adalah pekerjaan yang siklusnya mencapai satu tahun operasional, tapi menolak juga tidak enak. Jadi, setiap malam setelah menunaikan shalat tarawih saya dihadapkan pada tumpukan berkas yang menyakitkan (kala melihatnya) setelah siangnya juga berhadapan dengan dokumen-dokumen pekerjaan saya di kantor.

Melelahkan sekali! Namun, saya tidak menyangka bahwa atasan saya memberikan reward khusus atas kesediaan saya untuk membantu beliau. Meskipun pekerjaannya melelahkan, membuat saya masih harus bersibuk ria bahkan satu jam menjelang keberangkatan, bayangan bahwa akan segera pulang dengan tambahan reward dan rencana liburan sedikit banyak menyuntikkan semangat untuk saya.

Sesampainya di rumah, bukannya istirahat dengan rencana liburan dan silaturahmu yang disusun jauh-jauh hari, Mama saya malah menyambut dengan mentega, gula, tepung dan beberapa bahan lainnya yang belum disulap menjadi kue lebaran yang menggirukan. Tidak ada rasa keberatan, yang ada justru perasaan rindu. Sudah sejak lama saya tidak ikut berpartisipasi di rumah dalam membuat kue lebaran, salah satu momen terbaik bersama Mama saya yang hanya bisa saya rasakan setahun sekali, bahkan terkadang tidak sama sekali.

Tanpa protes, saya membantu beliau untuk menyiapkan kue lebaran, tanpa melupakan kebutuhan berbelanja adik perempuan saya satu-satunya yang masih duduk di bangku kelas I SD. Dia sudah belanja sih tapi shopping bersama kakak adalah hal yang sudah dia wanti-wanti bahkan sebelum saya pulang.

H-1 lebaran saya bersama Mama, Papa juga Adik saya akhirnya berbelanja bersama. Menyenangkan sekali, seru sekali apalagi saat memilih baju untuk Adik saya yang gendut itu, namun sayang, belum lama kami berbelanja, kami mendapat kabar bahwa Paman saya mengalami kecelakaan malam itu, rencana liburan pun batal malam itu juga. 

Keesokan harinya, kami sekeluarga hanya menunaikan shalat Ied berjamaah di masjid dekat rumah, kemudian menyambut beberapa tamu yang datang. Sisanya, saya habiskan dengan tidur-tiduran. Tidak boleh jalan-jalan karena Paman saya baru saja terkena musibah. Sesekali saya mendapat kesempatan untuk silaturahmi ke rumah beberapa saudara yang tinggal cukup jauh dari rumah, tapi hanya sebatas itu saja. Variasinya hanya pada Arisan Keluarga yang memang selalu dilaksanakan dua tahun sekali bergantian di rumah anggota keluarga besar, yang ditujukan sebagai sarana perkenalan antara para cucu ataupun cicit yang  belum pernah bertemu. 

Namun, meski hanya menghabiskan waktu lebaran di rumah, saya tetap merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu anggota keluarga khususnya kedua orang tua saya yang tidak lagi muda. Meski tidak ada jalan-jalan seperti tahun-tahun sebelumnya, cand tawa bahagia tetap memenuhi suasana lebaran tahun ini. Hal ini memberikan saya satu pelajaran bahwa lebaran tidak selamanya harus diisi oleh liburan di luar rumah, tetapi juga dapat digunakan sebagai momen quality time bersama orang-orang terdekat, serta juga dapat digunakan sebagai hari untuk mengambil jeda dan beristirahat dari segala kesibukan pekerjaan yang setiap hari menuntut perhatian.

Meski tahun ini saya Lebaran tanpa Liburan, keberadaan keluarga saya di sekeliling sudah cukup untuk membuat saya bahagia.

Hari Hijaber Nasional: 7 Agustus 2016 s/d 8 Agustus 2016, Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng - Jakarta Pusat

Sabtu, 23 Juli 2016

,
Malam ini kan kuhabiskan waktuku
Duduk berdua denganmu
Menikmati wangi garam yang menguar dari lautan
Mencumbui deburnya dengan kecupan

Wajahmu yang bulat dan matamu yang bundar
Seolah purnama yang tertidur di atas sana
Dibelai awan, terpahat sempurna
Kan ku rekam mereka sepenuh jiwa

Aku akan berontak pada waktu
kan kumaki ia agar tak menelanku
jika saja bisa... tapi esok sudah waktunya

maka, biarkanlah aku tenggelam
kan kureguk madu cinta kita dalam dalam
Karena esok takkan lagi sama
Jemari kita harus berpisah

Elsita F.

Kamis, 21 Juli 2016

,
Judul Buku: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Cerberu404
Proofreader: Seplia
Design Cover: Chyntia Yanetha
Penerbit: Penerbit Inari, Imprint Penerbit Spring
Tahun Terbit: 2016
ISBN: 978-602-74322-0-8
Tebal Buku: 144 hlmn, 19 cm

****

Karena terkadang tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi.
Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.

Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.

Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.

****

Di dunia bawah, Hades - Sang Dewa Kematian akhir-akhir ini mulai merasa bosan dengan rutinitasnya. Pekerjaannya sebagai pemberi ujian bagi roh-roh manusia apakah akan memilih mati atau hidup secara perlahan namun pasti mulai menjemukan. Hampir semua roh-roh yang ditemuinya memilih untuk meninggalkan dunia daripada menetap bersama orang-orang yang mereka sayangi. Kepada Lyre - asisten pribadinya (Dulu ia entah bernama siapa, juga adalah manusia yang kemudian meninggal, ia tak ingin mengingat namanya lagi karena itu tidak penting), mengeluhkan masalah ini suatu hari.

Apakah bumi memang seburuk itu? Semuanya hobi sekali mati, akhir-akhir ini.

Biasanya, apabila sudah terlalu banyak kematian yang seperti tak beralasan logis, Hades akan turun ke bumi untuk melihat keadaan dan situasi. Tapi kali ini, Hades juga sedang merasa malas dan tidak tertarik untuk mengurusi kehidupan manusia. Lyre mengusulkan untuk mengunjungi bumi yang langsung saja mendapat penolakan. Akan tetapi, kemudian Hades berubah pikiran. Yang terjadi di Bumi bukan lagi kematian alami melainkan sesuatu yang diciptakan oleh orang yang kejam; Pembunuh Berantai. Dan ia sudah melakukannya berkali-kali namun tidak pernah ketahuan.  

MENGAMBIL LEVER MEREKA.

Akhirnya Hades memutuskan untuk ke Bumi dan mengajak serta Lyre. Tujuan mereka adalah menemui salah satu keluarga korban pembunuh berantai, Ivarr Amundsen. Adiknya, Nikolai Amundsen adalah roh yang terakhir ditemui Hades dan yang kemudian juga memilih untuk mati.

Ivarr Amundsen adalah laki-laki yang pendiam dan tidak merasa. Kehilangan yang berkali-kali dialaminya membuatnya seolah batu yang tidak memiliki perasaan. Bahkan kematian Nikolai pun sama sekali tidak mengusik naluri terdalamnya. Ia tidak menangis atau pun kelihatan bersedih. Padahal jauh di lubuk hatinya, ia sangat menyayangi adik laki-lakinya yang bersuara merdu itu. 

Kenapa dia tidak bisa menangis? Kenapa dia bahkan tidak mengalami perubahan emosi ketika mendengar kematian adiknya, keluarganya satu-satunya? Apakah Ivarr sudah tidak punya hati lagi, secara harfiah, seperti korban-korban pembunuhan itu? Ataukah dia bahkan sudah seperti pembunuh itu sendiri? 

Kedatangan Hades dan Lyre ke kediaman keluarga Amundsen dengan alasan ingin mengajak kerjasama Amundsen Corp mendapat sambutan dari Ivarr, meski tidak hangat. Dan demi kesuksesan misinya, keesokan harinya setelah kesepakatan bisnis ittu terjadi, Halstein menyuruh Lyre untuk mengunjungi kediaman Ivarr lagi dengan beralasan ingin meminta tolong ditemani jalan-jalan ke Nasjonalmuseet untuk melihat lukisan karena Tuan Halstein sedang ada urusan dan Solveig takut tersesat apabila berjalan sendirian. Ivarr Amundsen yang pada dasarnya tampan dan terpandang tidak menolak. Wanita mengajaknya jalan-jalan seperti ini sudah bukan hal yang asing lagi.

Kunjungannya bersama Solveig ke Nasjonalmuseet memberikan efek yang berbeda. Menatap salah satu lukisan favorit Nikolai kali ini ternyata sedikit memberikan perasaan rindu bagi Ivarr. Hal yang membingungkan, kenapa bisa saat berkunjung bersama Solveig ia malah merasa demikian, berbeda denga saat ia berkungjung sendirian?

Pertemuan itu tidak hanya berlangsung sekali. Keesokan dan keesokan harinya, Solveig selalu ada alasan untuk menemui Ivarr dan meminta laki-laki itu menemaninya. Hingga Solveig meminta untuk ditemani ke pemakaman dan mengujungi makam Nikolai. Namun Herr Halstein tiba-tiba saja muncul dan mengatakan sesuatu yang entah bagaimana caranya terasa menyakitkan bagi Ivarr.

Orang menangis karena kehilangan itu wajar. Yang tidak wajar adalah kalau dia tidak menangis. Lebih tidak wajar lagi kalau tidak merasa sedih.

Kalimat itu begitu menusuk. Meninggalkan jejak perih di hati Ivarr. Solveig yang merasa tidak enak pun meminta maaf. Akan tetapi, kemarahan yang ditunjukkan Ivarr karena Solveig dan Halstein seolah terus mengungkit adiknya malah menyebabkan Solveig kesal dan mengatakan hal yang baginya tidak seharusnya ia katakan.

Memangnya kenapa kalau kami mengungkit-ungkit tentag adik Anda? Toh Anda sama sekali tidak peduli padanya. Terlihat menyayaginya pun tidak.

Kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja itu ternyata menyeret Solveig dan Ivarr pada hal yang mungkin seharusnya tidak terjadi. Insiden itu telah menjadi sebab kedekatan kecil antara mereka berdua. Mulai dari Solveig yang merasa perlu memberi perhatian pada Ivarr yang sakit dan kesepian, Ivarr yang merasa nyaman dengan kedekatan mereka, percakapan-percakapan yang terkadang janggal - Solveig terasa seperti lahir pada era yang begitu jauh, dan perasaan cinta yang tidak dapat Solveig bantah. Dan ini adalah masalah.

Kendalanya jelas sekali. Pemuda itu masih hidup, dan Lyre sudah mati.



****

Purple Eyes adalah novel Prisca Primasari pertama yang saya baca dan berhasil memberi kejutan pada lembar Prolognya. Sekilas dari sinopsis, buku ini lebih banyak mengandung unsur roman. Namun, dugaan saya salah. Unsur mitologi Yunani yang ada di dalamnya beserta Hades yang bisa dibilang tokoh pembantu utama, sang Dewa Kematian adalah hal yang paling saya sukai.

Sebagai informasi, Hades adalah Dewa Kematian berwajah tampan namun beraura menakutkan yang tinggal di dunia bawah atau dalam mitologi Yunani lebih dikenal sebagai Dunia Orang Mati. Meskipun Hades digambarkan dengan sosok demikian, dia adalah salah satu Dewa Favorit saya setelah Dewa Zeus sang Dewa Laut dan Dewa Hephaestus, Sang Penempa. Aura menakutkan yang menguar dari wujudnya diakibatkan oleh terlalu seringnya ia berinteraksi dengan orag-orang mati, yah walau dalam beberapa kasus ia memang dikenal kejam dan tidak berperasaan.

Pertama kali buku ini tiba di tangan, hal yang paling menarik perhatian sebenarnya adalah latarnya, Trondheim - Norwegia. Meskipun sama sekali belum mendengar apa-apa terkait hal menarik yang ditawarkan negara bernuansa Skandinavia itu, saya sudah merasa penasaran dan ingin tahu seperti apa Norwegia, apalagi saat musim dingin. Saya sangat suka cara penulis mengumpamakan salju sebagai taburan gula halus.

Typical Wooden House di Trondheim
Cover novelnya pun menurut saya sangat menggambarkan isi buku. Siluet laki-laki dan perempuan yang berjalan beriringan - tentu saja itu Solveig dan Ivarr, pohon besar menjulang tanpa daun sebagai pertanda musim dingin serta warna ungu yang terasa begitu sendu. Meski ungu sesungguhnya menggambarkan warna mata Ivarr, tapi menurut saya warna itu sungguh sangat cocok dengan karakter dari Ivarr sendiri.

Buku ini sebenarnya menceritakan tentang kisah cinta Ivarr dan Solveig akan tetapi, poin pembunuhan berantai yang menyebabkan kematian Nikolai juga adalah unsur penting yang membentuk cerita dan sangat menarik untuk disimak.  Purple Eyes mengajarkan kepada kita bahwa seburuk apa pun situasi dan kondisi yang kita hadapi, tidak semestinya kita berputus asa dan harapan akan kehidupan yang kita jalani. Kemarahan Sang Pembunuh Berantai terhadap majikannya yang membentuk karakter psikopat dalam dirinya juga menyiratkan pesan bahwa dendam, adalah penyakit hati dan pikiran yang sama sekali tidak mendatangkan bahagia dan kepuasan.

Ada juga satu poin penting tentang peran Hades dalam buku ini; menghabisi para diktator dunia yang senang membunuh sesama seperti menepuk nyamuk saja. Meski menyukai mitologi Yunani, saya sama sekali tidak percaya bahwa keperadaan para Dewa itu ada. Akan tetapi, tugas Hades tersebut menurut saya sebenarnya adalah peringatan kepada siapa saja bahwa kehidupan kita di dunia bukan hanya sekedar hidup kemudian mati dan terus berulang secara monoton begitu. Bahwa segala apa yang kita lakukan itu diawasi oleh Yang Maha Kuasa dan akan mendapatkan balasan setimpal pada saatnya.

Senin, 18 Juli 2016

,
Judul Buku: The Prince of Blangkon
Penulis: Endik Koeswoyo
Editor: @rinalubis_stone
Tata Sampul: Ferdika
Tata Isi: Violet Vitrya
Pracetak: Antini, Dwi, Yanto
Tahun Terbit: 2012
Penerbit: Diva Press (Anggota IKAPI)
Tebal Buku: 289 hlmn
ISBN: 978-602-191-168-6
Rating: 4/5

****

Pangeran Semur Jaya Rasa adalah pangeran dari Negeri Timur yang masih jomblo. Dengan didampingi oleh pengawal setianya bernama Premadana, Pangeran Semur mengikuti sayembara untuk menemukan Putri Permata Hati, putri dari Kota Tengah.

Karena tidak memiliki ilmu sihir seperti kebanyakan pemuda di Pulau Tukis, ia pun hampir kalah saing dengan Pangeran Gura Manis dari Kota Barat. Akhirnya, Pangeran Semur berniat mencari kunci rahasia untuk mengaktifkan ilmu sihir yang ada di benda-benda kesayangannya.

Dengan membawa keris, blangkon, dan selendang sutra, Pangeran Semur ditemani Premadana menembus keangkeran Pulau Kentut Kuda untuk menemui seorang oden (guru sihir). Berhasilkah Pangeran Semur menunaikan keinginannya?

Tentu saja buah kerja kerasnya sangat membahagiakan alias dia berhasil juga menemukan Puri Permata Hati.

Masalahnya, sejak pandangan pertama ternyata Premadana telah jatuh cinta kepada Putri Permata Hati.

Lantas, bagaimanakah sikap Pangeran Semur selanjutnya?

****

Pulau ini sebenarnya masih masuk wilayah NKRI, hanya saja karena letaknya di ujung selatan dan dicuekin oleh pemerintah pusat, maka dikuasai tiga orang.

Pulau Tukis adalah sebuah pulau indah yang wilayah kekuasannya terbagia atas bagian Timur, Tengah dan Barat. Sebelum dibagi ke tiga wilayah kekuasaan, Pulau Tukis sudah berpenghuni. Akan tetapi, pertikaian sering terjadi antara Wilayah Timur dan Wilayah Barat. Oleh karena itu, dibentuklah Wilayah Tengah sebagai penetralisir yang selalu dipimpin oleh seorang wanita - yang diberi gelar Ratu Rasa, sedangkan Wilayah Timur sendiri dikuasai oleh Raja Agung Raden Rasoman Harya Titah dan Wilayah Barat dikuasai oleh Raden Soleh Hary Jagad.

Dalam kesahariannya, Pulau Tukis adalah pulau yang bebas polusi. Penduduk menolak penghasil polusi di Pulau Tukis dan Ilmu Sihir adalah ilmu yang ditetapkan digunakan oleh masyarakat Pulau Tukis. Siapa saja harus bisa menguasai Ilmu Sihir, baik laki-laki maupun perempuan. Masalahnya, Pangeran Semur Jaya Rasa adalah putra Raja Agung Raden Rasoman Harya Titah yang sama sekali buta dengan ilmu sihir. Ia sama sekali tidak bisa menggunakan ilmu sihir, katanya sih  karena kelamaan menempuh pendidikan di luar wilayah Pulau Tukis.

Pangeran Semur Jaya Rasa sebagai penerus kerajaan Wilayah Timur suatu hari mengikuti sayembara untuk menemukan Putri Permata Hati, putri cantik jelita yang juga diincar oleh Pangeran Gura Manis, putra dari wilayah Barat yang terkenal tampan serta terkenal oleh ilmu sihirnya yang kuat. Untuk bisa mengalahkan Gur Manis, Pangeran Semur harus memiliki hal-hal yang berbau sihir, termasuk juga meminang wanita untuk dinikahi ilmu sihir adalah salah satu persyaratan yang diwajibkan. Maka, berangkatlah Pangeran Semur ditemani pengawal pribadinya, Premadana ke Kota Tengah.

Kota Tengah bisa dikatakan adalah pusat kota sehingga disana adalah tempat bertemunya masyarakat dari wilayah barat dan wilayah timur. Pangeran Semur yang tidak bisa ilmu sihir dan penakut itu pun, karena takut diapa-apain sama orang-orang dari wilayah barat akhirnya mengganti identitasnya dengan panggilan Jay. Sesampainya disana, Pangeran Semur dan Premadana menginap di sebuah penginapan mewah dan sangat tekenal di Kota Tengah. Belum-belum mendapatkan ilmu sihir yang diperlukan, eh Jay sudah mulai terpesona oleh kecantikan para gadis dari Kota Tengah dan membayangkan betapa Putri Permata Hati cantiknya pasti tak dapat  dilukiskan. Tapi, angan itu terputu oleh peringatan Premadana bahwa jika Pangeran Semur ingin menemukan Putri Permata Hati, maka yang harus lebih dulu ia lakukan adalah menguasai ilmu sihir.

Jangan mimpi dengan Putri Permata, kecantikannya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Kebaikannya menjadi pedoman masyarakat Tukis dan tentu saja dia menjadi incaran Gura Manis dari Barat. Kamu sudah kalah tampang dengan Gura Manis jadi sebaiknya  kamu mejaga hati agar tidak jatuh hati dengannya jika suatu kelak kamu bisa bertemu dengan Putri Permata.

Setelah menginap dan mempelajari beberapa hal di Kota Tengah, Pangeran Semur dan Premadana akirnya beragkat menemui Erdin, calon pakar telematika Pulau Tukis yang dapat membantu memasangkan ilmu sihir pada keris, blangkon dan selendang sutra Pangeran Semur Jaya Rasa. Akan tetapi, ternyata Erdin saja tidak cukup. Pangeran Semur Jaya Rasa harus menemui Oden Biru - guru ilmu sihir yang dapat membuka kunci chip sihir yang sudah dipasangkan Erdin. 

Masalahnya, Oden Biru saat ini berada di Pulau Kentut Kuda, pualu yang terkenal angker dengan kalimat "siapa pun yang masuk kesana tidak akan pernah bisa keluar". Awalnya, Pangeran Semur menolak tapi karena itu satu-satunya cara, maka ia pun terpaksa menyeret langkahnya mengikuti Premadana ke Pulau Kentut Kuda.

Dengan menumpangi perahu lapis kaca milik Erdin, mereka akhirnya berhasil menemui Oden Biru, membuka kunci dari keris, blangkon dan selendang sutera milik pangeran serta berhasil lolos dari ancaman maut oleh raksasa Kuda Laut Gila. Tentu saja dengan ilmu sihir yang secara otomatis aktif ketika Pangeran Semur mencoba untuk bernegosiasi dengan Kuda Laut Gila agar mereka dapat selamat dari ancaman Pulau Kentut Kuda.

Sekembalinya dari sana, Pangeran Semur Jaya Rasa pun mendapat gelar baru dari ayahanda tercinta. Namanya berubah menjadi Pangeran Harya Blangkon Semur Jaya Rasa. Setelahnya, sang Raja berpesan bahwa sebagai penerus, Pangeran Semur harus segera menemukan calon istrinya.

Tugasmu sekarang adalah mencari pasangan hidup, Anakku. Ayahmu ini sudah tua, maka kamu harus segera mencari pasangan hidup untuk bisa menggantikan posisi ayahmu ini sebagai pengganti memimpin wilayah timur.

Titah dari sang Ayah kemudian membuat Pangeran Semur Jaya Rasa dan Premadana berangkat ke Kota Tengah dan kembali menginap di penginapan yang sama. Tapi, yang diberi titah Pangeran Semur, eh yang jatuh cinta duluan malah Premadana.

****
 Di sampul depan novel kita akan menemukan dua komentar tentang buku The Prince of Blangkon:

"Seru, bikin ketawa sampe terkentut-kentut."
Agung Setausa,
Sutradara film

"Lucu, kisahnya unik bikin cengar-cengir sendiri."
Renny Fernandez,
Sutradara video clip

Dan di sampul belakang kita juga akan menemukan sebuah komenta:

Kita diajak menelusuri negeri fantasi dengan gaya penceritaan yang ringan. Yang serius diolah kelakar. Itulah yang membuat terpikat, kemudian merenunkan ihwal tanpa mengerutkan jidat atau jadi senewen.
Agus Noor,
Penulis  

Dan saya sependapat denga beliau. Seperti yang dikatakan bahwa The Prince of Blangkon memang mengajak kita untuk merenungkan banyak sekali pesan-pesan dalam hidup yang terkadang sering kita abaikan atau sepelekan. Dan itu, tanpa harus berpikir panjang dan berputar-putar, kita akan segera paham kandunga yang tersirat dalam buku ini.

Salah satu hal yang menggelitik saya adalah kutipan pertama yang saya temukan yakni "Pulau ini sebenarnya masih masuk wilayah NKRI, hanya saja karena letaknya di ujung selatan dan dicuekin oleh pemerintah pusat," kalimat ini begitu saja mengingatkan saya pada saudara-saudara kita yang terletak di sebelah Timur Indonesia sana, di perbatasan Kalimantan yang jarang ditengok oleh pemerintah, yang alamnya subur dan banyak memberikan kontrbusi bagi pendapatan negara, namun kehidupan masyaraktnya masih banyak yang serba kekurangan dan berada di bawah garis kemiskinan. Digerus oleh kerasnya hidup di bawah kekuasaan orang-orang yang dengan semena-mena mengeksploitasi hasil bumi demi kekayaan pribadi.


Bagi saya, Pulau Tukis adalah pulau yang menggambarkan kondisi mereka namun dengan sedikit perbedaan dan pesan. Bahwa meski tanpa perhatian pemerintah, mereka tetap akan dapat hidup dengan hal-hal yang mereka miliki asal tidak dirusak oleh hal-hal yang tidak baik. Yang sangat ditekankan dalam buku ini adalah pemeliharaan dan penggunaan terhadap kekayaan alam yang senantiasa harus kita letakkan pada kadar yang semestinya.

Apabila hanya dilihat dari sampul, dan dari sinopsis, buku ini sekilas hanya seperti buku komedi biasa, yang akan membuat kita terpingkal kala membacaya namun entah apa yang akan dipetik setelahya, ada atau tidak. Akan tetapi, isinya meski dikemas oleh unsur komedi yang cukup unik, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk dibaca oleh siapa saja.

Selanjutnya, ilmu sihir yang diceritakan dalam buku ini menurut saya pribadi bukanlah sebenar-benar ilmu sihir akan tetapi mengacu pada pentingnya pendidikan bagi penerus bangsa agar dapat hidup dan bertahan di tengah pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Seperti Pangeran Semur yang tidak memiliki kemampuan ilmu sihir, keputusannya untuk menemui Oden Biru meski dengan ancaman nyawa melayang adalah keputusan yang tepat. Kita, sebagai bangsa yang ingin bersaing dengan negeri tetangga dan yang berada di seberang lautan, sudah seharusnya menuntut ilmu. Keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk belajar, namun bantuan dan perhatian dari pemerintah juga berperan penting dalam kesuksesan para penerusnya.

Di Pulau Tukis ilmu sihir adalah kewajiban jika ingin memperoleh pendamping hidup, maka disini pendidikan terbaik adalah syarat utama untuk memperoleh kesejahteraan masyarakat.

Meski pada beberapa halaman ada saya temukan keslahan penulisan pembaca masih tetap dapat menikmati ceritanya tanpa harus merasa kebingungan dengan maksud dari penulis. Selain itu, buku ini juga mengajarkan kita bagaimana arti persahabatan, kebersamaan, serta bagaimana kita seharusnya menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain.

Jumat, 01 Juli 2016

,
Judul: Aldnoah Zero


Diproduksi oleh: A-1 Pictures, Anipelx, Aniplex of America,  Nitroplus, TROYCA

Tipe: TV Series

Genre: Achion, Mecha, Sci-Fi

Durasi: 23 menit per episode

Episode: 12


Tayang tahun: 2014

“Let Justice be done, though the Heavens Fall.”

Pada tahun 1972, ditemukan sebuah gerbang untuk menuju Mars di permukaan bulan. Hal tersebut memicu perang antara manusia Bumi dan penduduk Mars. Perang yang menyebabkan kerusakan dan kehancuran pada sebagian bulan. Lima belas tahun kemudian, Sebuah misi perdamaian dilakukan oleh Kerajaan Vers. Tuan Putri Asseylum bertindak sebagai perwakilan dari Mars memutuskan untuk mengunjungi Bumi. Akan tetapi, di luar dugaan, segalanya hancur berantakan. Sebuah penembakan terencana saat parade penyambutan kedatangan Puti Asseylum telah membuka kembali perang antara Bumi dan Mars.

“Harapan Tuan Putri Asseylum untuk perdamaian telah musnah atas aksi para orang Bumi! Kami pasukan kerajaan Vers akan menjatuhkan palu keadilan atas tindakan kejahatan yang dilakukan para manusia ini!"


Penyerangan pun dilakukan. Bumi tidak siap dan begitu saja terdesak! Kekuatan yang telah dirancang dan dilatih bertahun-tahun tidak bisa mengalahkan kekuatan serangan dari Mars. Hal ini kemudian memicu Inaho dan tema-temannya – yang notabene masih pelajar untuk ikut bertempur untuk mengalahkan kerajaan Vers.


“Ayo bertempur. Yuki dan yang lainnya telah berusaha. Sekarang giliran kita.”


Keinginan ini awalnya ditentang, meski telah lama dipersiapkan dalam pendidikan militer, mereka masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman dalam bertempur dan perang yang sebenarnya. Apalagi yang dilawan adalah manusia Mars yang memiliki kekuatan bagaikan Dewa. Akan tetapi, analisis Inaho sangatlah bagus dan dipastikan dia adalah chara favorit saya dalam anime ini.


Berkat Inaho dan teman-temannya, mereka berhasil menumbangkan salah satu Katapkhrat Mars. Sebuah Mujizat yang besar mengingat betapa Mars dirasa tidak akan mungkin dikalahkan. Tumbangnya salah satu kstaria Mars ternyata malah memicu hal yang lebih besar. Kaisar Vers dengan jelas mendekalarasikan perang terhadap Bumi. Kembali Inaho dan teman-temannya harus berjuang dan lagi-lagi, Mars sulit untuk dilawan.




“Aku hampir merasa kasihan pada kalian. Kalian ras rendahan yang tidak memiliki Aldnoah Drive. Meringkuk di hadapan kekuatanku dan bersujudlah di hadapanku... kemudian berputus asa lalu mati."

Secara alur, Aldnoah Zero terbilang cepat. Di episode pertama, konflik utama yang memicu perang dan penghancuran besar-besaran sudah muncul. Tergolong anime yang menuntut perhatian dan  fokus dari penonton untuk memahami maksud dan alur utama dari cerita. Anime ini cocok bagi yang tidak suka alur lambat dan terfokus pada konflik utama.

Art-nya juga sangat bagus dengan warna cerah dan enak untuk mata, desain karakternya pun sangat saya sukai. Pada umumnya, karakter anime atau pun manga Jepang memang selalu tampak mempesona dengan wajah yang lucu dan menggemaskan. Soundtracks pun juara! Untuk saya yang jarang memperhatikan soundtrack anime, lagu-lagu pada Aldnoah Zero sudah berhasil membuat saya mengalihkan perhatian. Penempatannya pun cakep. Pas! Momen-momen yang ada sangat terdukung. Bisa dibilang soundtracknya adalah bumbu penyedap yang akan membuat makanan terasa hambar jika itu tidak terpenuhi.

Pesan yang saya tangkap dari anime ini adalah perdamaian seharusnya senantiasa dijaga. Bukan hanya untuk sesama manusia, tetapi juga makhluk lainnya. Pada anime ini yang digunakan adalah manusia Mars, menunjukkan betapa kehidupan kita tidak hanya berporos pada lingkaran bumi saja melainkan lebih luas daripada itu. Oleh karenanya, kita diminta untuk selalu bijak dalam bertindak dan memutuskan sesuatu. Aldnoah Zero juga mengajarkan bahwa betapa tindakan gegabah terkadang akan merusak segalanya termasuk citra diri.

Selain perdamaian, anime ini juga mengajarkan apa yang disebut menjadi tangguh untuk menjalani hidup, tidak berputus asa dan harapan atas segala keajaiban. Kita harus kuat dan tegar, berjuang dalam segala keadaan. Kebersamaan pun penting untuk dihargai. Hal-hal tak terduga bisa saja terjadi (contohnya seperti penyerangan manusia Mars ini), yang dapat menghancurkan dan membuat kita terpaksa berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi. Oleh karena itu, waktu adalah suatu kesakralan yang harus kita pergunakan dengan baik.