Catatan harian yang semakin renta dan tua

Senin, 31 Oktober 2016

,
Judul Buku: Lelaki Harimau
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desain Sampul: Eka Kurniawan
Layout Isi: Noviprastya
Tahun Terbit: 2004
Kategori: Novel/Sastra
Cetakan Pertama (Cover Baru): Agustus 2014
Cetakan Ketiga (Cover Baru): Desember 2015
Cetakan Keempat: Februari 2016
Cetakan Kelima: Mei 2016
ISBN: 978-602-03-2645-4

BLURB

Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan. "Ada harimau di dalam tubuhku."

ULASAN

Seperti yang tergambar dalam blurb, kisah Lelaki Harimau adalah tentang pembunuhan yang sangat brutal bahkan belum pernah terpikirkan akan dilakukan oleh pembunuh paling kejam sekalipun. Margio adalah anak yang manis, sejak kecil hingga usianya menginjak angka 20, Margio lebih dikenal sebagai anak malang yang tak pernah melawan meskipun dipukuli demikian kejam oleh Komar bin Syueb, Ayahnya. Meski tentu saja ia marah akan sikap kasar Komar pada ibu dan adiknya, Mameh dan Marian - yang kemudian menemui ajalnya di saat masih berwujud bayi merah, meski setiap harinya rasanya ia ingin membunuh Komar, tak pernah sekalipun hal itu terjadi. Bahkan hingga Komar menemui ajalnya dikarenakan sakit berkepanjangan, kematian itu bukan disebabkan oleh Margio. Tak pelak orang-orang terkejut dan tak bisa menyembunyikan takjub ketika pembunuhan itu terjadi. Anwar Sadat mati, dibunuh Margio! Ia mencabik leher lelaki tua yang terkenal mesum itu, Ayah kekasihnya itu, dengan gigi-giginya hingga napasnya habis tak bersisa.

****

Yang membuat saya memutuskan membeli buku ini bukan pada fakta bahwa Eka Kurniawan adalah salah satu penulis kawakan yang sudah sangat terkenal. Jujur saja, meskipun suka dengan buku, penulis aliran sastra milik Indonesia yang saya ketahui hanya segelintir tokoh saja, yang paling saya ingat adalah Pramoedya Ananta Toer. Eka Kurniawan tak pernah masuk list penulis favorit atau buku-bukunya masuk deretan yang wajib saya baca. Yang membuat saya memutuskan untuk memilih lelaki harimau adalah kesan lucu yang saya temukan pada sampul bukunya. Sekilas itu menampakann wajah kucing, namun belakangan baru saya ketahui setelah disadarkan oleh seseorang yang tidak saya kenal bahwa warna oranye yang terdapat dalam sampul adalah surai. Yang kedua adalah isi blurb. Saya adalah salah satu pembaca yang merasa butuh banyak membaca buku-buku dengan tema 'berat' dan dari blurb, itu sangat menggambarkan. Makna filosofis yang ada pasti akan membuat saya berpikir dan memang itu yang saya cari. Selanjutnya, buku ini juga menyabet penghargaan sebagai Book of The Year IKAPI 2015 yang telah diterjemahkan ke lima bahasa; Inggris, Prancis, Jerman dan Korea. Itu adalah pemikat yang paling berpengaruh. Sebagaimana yang saya tahu, Inggris, Perancis juga Korea adalah tiga negara yang terkenal akan sastranya, memikirkan bahwa buku ini bisa diterima oleh pembaca disana membuat saya mengambil kesimpulan bahwa bukunya pasti menakjubkan. Banyaknya komentar positif yang mengisi space pada sampul belakang dan dua halaman awal buku juga jadi sihir yang paling ampuh.

Meski sudah tahu bahwa buku ini adalah buku sastra, saya tidak menduga bahwa akan butuh waktu sedikit lebih lama untuk membuat saya benar-benar bisa masuk dan menikmati cerita yang ada. Dibuka dengan agenda memancing ikan sama sekali tidak membuat saya berekspektasi bahwa saya akan langsung bertemu dengan berita kematian dan pembunuhan. Bukan karena bahasanya yang sulit dimengerti, gaya penulisan Eka Kurniawan nyastra banget dan saya suka, indah untuk diucap dan didengar, tapi memang saya belum terbiasa membaca sastra jadi mungkin saja itu faktornya. Terlepas dari itu semua, saya menikmati proses penguakkan yang ada dalam Lelaki Harimau.

Kemunculan si lelaki ini adalah awal terbukanya begitu banyak rahasia kelam dan mencengangkan keluarga Margio dan hubungannya bersama kedua orangtuanya. Sejarah hidup yang begitu kelam telah membentuk semua tokoh dengan karakternya yang berbeda namun didasari hal yang sama - derita, yang kemudian membuat mereka harus menjalani kehidupan yang ada dalam buku ini. Buku ini menyajikan konflik keluarga, konflik emosional yang terbentuk oleh perubahan dan perkembangan psikologis masing-masing tokoh yang ada.

Alur dalam novel ini mengambil alur maju mundur. Titik utamanya terdapat pada pembunuhan yang dilakukan Margio yang ternyata didasari oleh hal-hal yang sudah terlewat di masa lalu. Bukan tentang dendam kesumat tak berkesudahan, tapi masa lalu keluarga Margio, fakta-fakta yang tersembunyi di balik olengnya pilar rumah tangga dan kasih sayang di antara mereka dan kemunculan sang harimau ternyata mampu mengubah segalanya. Malu dan marah yang bertumpuk bertahun lamanya mmebuat Margio tak dapat menahan harimau yang ada dalam tubuhnya, yang sudah diwarisi turun temurun dari buyutnya.

Pada bagian harimau, saya sedikit teringat pada salah satu anime Jepang yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama, Naruto Shippuden. Kyuubi yang bersarang pada tubuh Naruto juga adalah makhluk yang tak bisa disandingkan dengan kemarahan karena pasti akan menimbulkan ledakan. Itu juga yang terjadi pada Margio, harimau dalam tubuhnya tak punya kompromi akan emosi yang akhirnya membuat ia brutal tak terkendali. Namun tetap Lelaki Harimau dan Naruto Shippuden tidaklah sama. Agak sulit untuk dipahami memang, tapi kalau didasarkan pada pemahaman dan saya menangkap maksud yang ada, saya beranggapan bahwa sosok harimau dalam tubuh Margio bukanlah sosok harimau yang sebenarnya. Ia adalah sisi lain dari Margio yang baru mulai menampakkan wujudnya ketika lelaki itu benar-benar berada pada titik terendah dalam hidupnya, bait tersulit dalam takdirnya. Tidak juga saya memahami bahwa Margio mengidap penyalit mental seperti gangguann kepribadian, gangguan identitas atau memiliki kepribadian ganda, yang saya pahami adalah sebenarnya setiap orang punya sisi harimau itu dalam dirinya, hanya saja yang membedakan adalah jalan hidup, takdir yang harus dijalani, dan tentu saja kondisi mental sehingga harimau itu bisa saja muncul bisa saja tidak.

Meski tidak mengidap kepribadian ganda, buat saya pribadi semua tokoh yang ada khususnya keluarga Margio dimulai dari Komar bin Syueb, istrinya hingga Marian si bayi merah, semuanya memiliki ganggaun mental yang diakibatkan oleh kerasnya hidup yang membentuk karakter dan pola pikir mereka. Karena jika tidak, tidak mungkin Komar yang bengis menyimpan tangis ketika menyadari segala kesalaahan yang ia lakukan dan kekeliruan yang terlambat ia sadari, takkan mungkin istrinya yang benci setengah mati hingga tega mengkhianati menangis saat Komar bin Syueb ditemukan mati, tak mungkin Margio yang hampir setiap hari memikirkan untuk membunuh Komar Bin Syueb menyimpan simpati ketika sadar apa yang sudah dilakukan Ibunya.

Secara keseluruhan buku ini bercerita tentang penyebab kemunculan si harimau dalam tubuh lelaki bernama Margio dan akan ada banyak pelajaran dan kengerian yang akan kita temukan.

Rate: 4/5 bintang

Minggu, 30 Oktober 2016

,
Judul Buku: TYPO
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: TWIGORA
Editor: Alit Tisna Palupi
Designer Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penata Letak: Gita Mariana
Ilustrasi Isi: Maillor
Tahun Terbit: 2016
Tebal Buku: xii + 476 hlmn; 14 x 20 cm
Kategori: DEWASA
ISBN: 978-602-70362-7-7

BLURB

KETIKA TUHAN TAK MERENCANAKAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK BERJODOH, PARA ORANGTUA AKAN TURUN TANGAN UNTUK MENYATUKAN MEREKA.

Di usianya yang keempat belas tahun, Maisie Varma dijodohkan dengan Josh Mallick oleh kedua ayah mereka. Meskipun sama-sama tak suka dengan keputusan sepihak itu, Mai dan Josh memilih diam-diam belajar beradaptasi dengan satu sama lain ketimbang membangun nyali untuk menentangnya.

Tapi kemudian, di malam pergantian tahun, Oma Josh yang baru mendengar tentang perjodohan itu langsung protes keras. Bukan itu saja, beliau memaksa para ayah untuk membatalkan pertunangan malam itu juga. Semuanya pun kembali seperti semula kecuali bagi Mai. Dia sungguh-sungguh tak menyangka, status tunangan Josh selama beberapa hari membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama.

ULASAN

We could've been great together.
Being in love like we only exist in romance novels.
But you choose to ignore the possibility.
And now you make me think this feeling for you is just a typo.
A mistake that needs to be corrected.

Di zaman Siti Nurbaya dijodohkan adalah hal yang lumrah, biasa dan bahkan mungkin ada yang menganggapnya istimewa. Tapi ketika zaman berubah lebih maju dan modern perjodohan lebih banyak dianggap sebagai petaka. Sebagai tindakan orangtua yang mungkin saja hanya memikirkan kelangsungan bisnis atau hanya karena obsesi berbesan dengan teman sepajang masanya. Akan tetapi, itu tidak berlaku bagi Maisie Varma, putri tunggal keluarga Varma. Perjodohannya dengan Josh Mallick justru menghadirkan benih cinta di hatinya, bahkan saat ia belum kenal cinta monyet itu seperti apa. Meski diawali dengan perkenalan yang menyebalkan, sikap Josh yang manis tak urung membuat Mai kecil terpesona dan tanpa sadar menyerahkan hatinya pada laki-laki yang lebih muda satu tahun darinya itu.

Namun, siapa sangka Oma Josh tidak setuju dengan keputusan kedua orangtua mereka, akhirnya meminta pembatalan pertunangan yang sayangnya tak bisa ditentang oleh ayah Josh maupun Mai. Waktu berlalu, tahun berjalan. Mai dan Josh pun tumbuh dewasa dan kembali dipertemukan oleh agenda kerjasama kedua perusahaan Ayah mereka. Peresmian Hotel Cocobolo sebagai satu-satunya hotel cokelat di Indonesia. Mai dan Josh mendapat kehormatan untuk mengurus proyek ini dari mulai persiapan hingga acara peresmian.

Mai kembali harus berinteraksi dengan Josh. Josh yang manis dan pintar main paino kini telah berubah menjadi sosok laki-laki sexy yang tak urung membuat Mai berdebar kala memandangnya. Apalagi pertemuan pertama mereka diawali oleh Josh yang tampil shirtless (gara-gara ngegym) dengan otot eightpacks-nya yang memukau, Mai sejenak dibuat tak berkata-kata.

Namun, proyek tersebut tetap bisa berjalan dengan lancar, beberapa kali Mai dan Josh harus terlibat meeting berdua untuk membahas persiapan dan materi presentasi. Hal itu berubah ketika keduanya ditugaskan untuk memantau langsung proyek yang berlokasi di Bali. Seringnya mereka berinteraksi membuat perasaan Mai perlahan berubah, dari memandang Josh sebagai partner bisnis yang cerdas (yang dulunya adalah mantan tunangannya) menjadi pria idaman yang membuat Mai mati penasaran. Berbekal nekad dan keberanian yang entah datang dari mana, Mai pun menawarkan kerjasama (rahasia) pada Josh Mallik. Kerjasama yang akan meuntaskan rasa penasaran Mai dan tentu saja akan meguntungkan Josh sebagai pria yang tak bisa berkomitmen.

Cinta adalah hubunga mereka adalah terlarang. Itu adalah typo, seperti halnya pada penulisan cinta adalah kesalahan yang tak boleh dibiarkan. Tapi, apa yang akan terjadi jika ternyata hubungan mereka justru medatangkan kesalahan perasaan tersebut?

Yeayyy... akhirnya saya baca buku ini juga. Sudah sejak lama penasaran dengan buku terbaru Babang dengan judul yang di zaman sekarang hampir selalu akrab dan bertemu dengan kita sehari-harinya. Kesalahan dalam penulisan masih sering kita temukan/lakukan saat membuat laporan terkait pekerjaan. buku-buku yang kita baca, tweet atau postingan kita di media sosial, bahkan pada hal sesepele SMS atau chatting dengan pacar atau teman. Yang pertama kali menarik minat saya dalam membaca buku ini adalah judulnya. TYPO pada buku dan tulisan itu sudah biasa, dapat kita hapus dan perbaiki dengan mudah, api bagaimana kalau urusannya soal hati, soal cinta. Bisa nggak diperbaiki seperti sedia kala? Bisa nggak kita menghilangkan rasa cinta yang sudah tercipta untuk seseorang? Mungkin bisa tapi tentunya akan butuh waktu yang nggak sebentar.

Selanjutnya adalah ide cerita. Perjodohan juga sudah sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, novel ini juga diawali tema perjodohan tapi yang membuat berbeda adalah pandangan Oma Josh yang ternyata sangat modern, mendukung anak-anak zaman sekarang untuk menentukan masa depan dan pilihan hidupnya masing-masing (terutama soal pasangan), padahal Oma Josh lahir di zaman yang konservatif. Kemdian ide mempertemukan mereka kembali dalam sebuah proyek, tentu saja yang harus digunakan adalah sisi profesional bukan emosioal. Dua tokoh dalam buku ini sudah berusaha menggunakan profesionalitas mereka sebagai dua orang yang mengemban tugas, namun ternyata emosi masih meemukan celah untuk masuk di antaranya. 

Pembangunan dan peresmian Hotel Cocobolo ini juga menjadi warna tersendiri. Karea mulai dari prosesnya hingga proyek ini selesai, sangat kentara bahwa penulis nggak menulisnya secara asal, namun melakukan banyak riset terkait cokelat dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Pada beberapa adegan juga saya menmukan bahwa penulis pasti menekuni atau membaca banyak sekali hal-hal terkait bisnis perhotelan. Kalau dipikir, ide bisnis dan hal-hal kreatif terkait proses pengerjaan proyek menurut saya pribadi bisa benar-benar direalisasikan dalam kehidupan nyata. Tinggal cari orang yang bisa menanganinya saja ;). Kayaknya ide Hotel Cocobolo bisa jadi salah satu agenda bisnis yang sukses hehe

Sisi lain dari Maisie Varma yang terkenal cerdas, kutu buku dan cinta dengan kisa-kisah roman jujur saja sedikit membuat saya tercengang. Bukan hanya karena sisi itu ternyata amat liar tapi membuat saya berpikir apakah wanita bisa sampai pada tahap imajinasi paling menerkam seperti yang Mai miliki. Dari segi tokoh menurut saya mungkin yang paling greget itu cuma Maisie seorang, bukan berarti Josh tidak hanya saja gambaran tentang laki-laki yang memiliki segala macam pikiran aneh dan imajinasi tentang perempuan itu hal mainstream, sudah kita ketahui bersama bahwa laki-laki dimana-mana sama saja isi kepalanya (apalagi kalau lihat yang sexy sexy :v).

Kemudian, penggunaan beberapa puisi juga sangat mendukung. Puisi yang terdapat dalam novel ini semakin memperkuat karakter yang ada, juga pengunaan novel karya Carina St. Tropez sebagai buku-buku favorit Maisie yang secara perlahan namun pasti membangkitkan sisi liar dalam dirinya juga sangat kusukai. Keren, sepertinya Babang bisa dapat ide dari mana saja untuk bahan tulisan-tulisannya.

Di novel ini saya menemukan beberapa typo atau kesalahan penulisan tapi karena judul bukunya saja sudah Typo, saya jadi nggak bisa mengambil kesimpulan apakah kesalahan-kesalahan ini adalah suatu bentuk kesengajaan untuk semakin memperdalam representasi kesalahan hati yang terdapat dalam cerita. Hanya saja memang ada yang saya temukan yang sangat jelas. Pada halaman 61, saat adegan Mai mengungjungi rumah Josh dalam rangka membahas proyek mereka, ini merupakan meeting mereka yang kedua setelah yang pertama dilakukan di area Gym perusahaan Josh, diceritakan bahwa sesampainya di rumah Josh, Maisie menemukan rumah itu begitu sepi seolah nggak berpenghuni. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam dan mendapati bahwa rumah itu kosong. Namun, beberapa saat kemudian ia mendengar seseorang meminta tolong...

"Tolong..."
Tak salah lagi. Meskipun lirih, cukup jelas bagi Mai untuk memercayai pendengarannya. Barusan ada suara cowok manggil nama gue... dari arah....

Di adegan ini, Mai masuk ke rumah Josh tanpa menyebutkan bahwa itu dirinya, kemudian Josh pun sedang ada di kamar mandi di kamarnya, tentu saja ia tak melihat siapa yang datang. Bagaimana mungkin Josh tahu bahwa yang datang adalah Mai? Memang mereka sudah janjian bertemu di rumah Josh, tapi kan bisa saja yang datang itu orang lain. Kemudian, Josh sama sekali tidak memanggil nama Mai, ia hanya meminta tolong, namun dari adegan diatas tertulis justru isi kepala Mai berkata bahwa ada seseorang memanggil namanya. Jadi saya pikir ini memang murni kesalahan penulisan.

Selain itu, seperti nove;-novel Babang lainnya, novel ini juga quoteable untuk urusan cinta-cintaan. Ada beberapa yang menjadi favorit saya di antaranya:

1. Kita adalah janji yang ditakdirkan untuk diingkari
2. Better late than never, but never late is better
3. Yang ditakdirkan untuk datang, akan datang. Yang ditakdirkan untuk pergi, akan pergi. Yang ditakdirkan membuatmu sakit hati, biasanya akan datang dan pergi sesuka hati.
4. Kau adalah semestaku, meskipun aku mungkin hanya sepetak tanah bagimu
5. Cinta adalah secangkir teh yang kau siapkan untuk orang yang belm tentu akan meminumnya.

Rate: 4/5 bintang

Sabtu, 29 Oktober 2016

,
Title: ReLIFE
Genre: Romance, School, Slice of Life
Directed By: Tomo Kosaka
Producet By: Suita Sunaya, dkk
Written By: Michiko Yokete dan Kazuho Hyodo
Music By: Masayasu Tsuboguchi
Studio: TMS Entertainment
Licensed By: NA Funimation
Network: TOKYO MX, GYT, GTV, BS11
Original Run: 2 Juli 2016-24 September 2016
Episodes: 13

SINOPSIS

Cerita berikut mengenai Kaizaki Arata, seorang pria pengangguran berumur 27 tahun, yang gagal di setiap wawancara kerjanya setelah berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja dulu. Hidupnya berubah setelah ia bertemu Yoake Ryo dari Laboratorium ReLIFE, yang menawari obat yang dapat mengubah dirinya menjadi seumuran 17 tahun dan agar menjadi subjek dalam percobaan selama satu tahun. Lalu, dia pun memulai kembali hidupnya sebagai seorang siswa SMA.

ULASAN

Sebelum masuk ke ulasan terlebih dahulu saya akan menjelaskan dari mana asal-usul anime ReLIFE ini. Jadi, anime ini adalah adaptasi dari komik/manga karya Yayoiso. Diterbitkan oleh NHN PlayArt (Online) dan Earth Star Entertainment, manga ReLIFE sudah banyak menarik minat dan perhatian. Saya adalah salah satu pembaca manga ini secara online yang memang sudah sejak lama menanti-nantikan akan adanya adaptasi anime untuk manga ini dan akhirnya setelah hampir satu tahun menanti, saya dapat mendapatkan kesempatan untuk menikmatinya. Saya baru mulai mengikuti anime ini di tahun 2015 bulan Juni, meski manganya sudah dipublikasikan sejak Oktober 2013.

Daya tarik yang paling melekat dari manga yang membuat pembacanya menantikan animenya menurut saya pribadi adalah karena ide cerita yang unik. Masa muda adalah hal yang hanya terjadi sekali seumur hidup, dan masa SMA seperti halnya di Indonesia, di Jepang juga merupakan masa-masa paling indah dalam menjalani kehidupan sebagai remaja. Disana kita mulai belajar tumbuh dewasa dan mengenal hal manis bernama cinta.

Dalam hal ini Kaizaki Arata adalah pria yang tak pernah menduga akan mengulang masa SMAnya. Bukan hanya karena itu adalah hal yang mustahil dilakukan, tapi akan memalukan apabila sudah berusia 27 tahun dan masih mendekam dengan seragam sekolah. Akan tetapi, ia mengalaminya. Kegagalan dalam karir yang disebabkan oleh sesuatu hal (nggak akan saya kasih tahu nanti spoiler :D) membuat Arata sulit untuk memulai kehidupannya yang baru. Berkali berusaha, berkali pula ia gagal.

Di suatu malam, ia tak sengaja bertemu dengan seseorang. Tepatnya dihampiri, oleh pria seumurannya yang bernama Yoake Ryo. Ia mengaku berasal dari laboratorium penelitian bernama ReLIFE dimana Arata telah terpilih sebagai subjek penelitian mereka. Arata diminta memulai masa SMAnya! Tentu saja Arata menolak, mengulang masa SMA di usia yang sudah hampir kepala tiga adalah lelucon yang sangat tidak lucu. Tapi ternyata, Yoake Ryo punya solusinya dan Arata benar-benar tampak seperti laki-laki berusia 17 tahun sesudahnya. Sebagai pengangguran, Arata tak hanya menjadi subjek penelitian secara cuma-cuma. Ia dibayar untuk itu dan di akhir masa penelitian akan mendapatkan rekomendasi pekerjaan yang dapat mengubah hidupnya yang malang. 

Seperti yang saya bilang daya tarik anime ini terletak pada keunikan ide ceritanya. Dan yang menjadi nilai tambah adalah unsur komedi yang terdapat di dalamnya. Arata yang sudah 'tua' kembali menjadi murid SMA dengan kebiasaan-kebiasaannya sebagai manusia dewasa yang tentu saja sulit untuk ditanggalkan; salah satunya adalah merokok. Bisa dibayangkan bagaimana lucunya ketika Arata ketahuan membawa korek api ke sekolah (versi manga, dalam versi animenya ia kedapatan membawa rokok sebungkus :v). Dalam adaptasi buku menjadi film atau manga menjadi anime memang akan selalu kita temukan perubahan-perubahan yang kadang mengecewakan, namun dalam hal ini saya justru suka dengan ide sebungkus rokok. Lebih greget :D

Pernah menjadi murid SMA sebelumnya ternyata tidak menyulitkan Arata dalam menemukan teman-teman yang secara cepat bisa langsung dekat dengannya. Kehadiran Ohga, Kariu Rena, Hishiro Chizuru, Tamarai Honoka dan beberapa tokoh lain tidak menjadikan kehidupan SMA Arata membosankan, justru menjadi berwarna dengan polah dan tingkah anak SMA yang kadang membuat Arata terkejut karena ternyata sudah tak sama dengan anak SMA di zamannya. Hanya saja memang dalam hal pelajaran Arata tertinggal jauh di belakang. Sepuluh tahun tidak menengok pelajaran SMA membuatnya lupa dan harus menghadiri banyak remedial bahkan hampir di semua mata pelajaran. Namun, hal itu justru membuatnya mendapatkan banyak teman. Meski memang di hari pertama ia menjadi bahan tertawaan dan olok-olok karena beragam kekonyolan yang terjadi.

Karakter yang ada dalam cerita ini bisa dibilang terhubung satu dengan yang lainnya. Mereka membentuk cerita lengkap yang utuh dan akan terasa kurang jika salah satunya dihilangkan. Tujuan utama adanya penelitian ReLIFE ini bukan hanya agar subjek bisa mengulang indah masa sekolah tapi dipergunakan sebagai media atau sarana dimana subjek dapat menarik sesuatu, hal-hal yang mungkin selama ini telah dilewatkannya sehingga membentuknya menjadi manusia sekarang. Bisa dibilang ReLIFE dilakukan untuk mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Tak banyak yang tahu, tapi Arata memiliki sisi gelap hidupnya yang membuat ia stuck dan tidak bisa melangkah ke masa depan yang lebih baik. Untuk itulah ReLIFE hadir untuknya, membantunya menemukan kembali makna hidup dan jalan takdirnya yang lebih baik.

Namun, meski penelitian ini semula ditujukan pada Arata, ada banyak hal yang berubah. Bukan hanya pada tokoh utama atau subjek penelitian tapi juga pada seluruh aspek kehidupannya dan lingkungan serta orang-orang yang mengelilingi hidupnya. Kita sama tahu, semua orang selalu punya masalah pribadi dan di antara anak-anak SMA yang polos dan lugu, ternyata menyimpan juga banyak persoalan yang siapa sangka justru sangat terbantu dan mendapatkan penyelesaian yang baik dengan kehadiran Arata di tengah-tengah mereka. Meski terkadang bertindak tanpa berpikir, Arata adalah sosok dewasa tak kasat mata yang secara sadar juga telah membantu membentuk karakter dan pribadi anak-anak SMA di sekelilingnya.

Chara-nya juga cakep-cakep. Nggak jauh beda dengan yang ada di manga, FYI manganya berwarna jadi asyik banget dibacanya dan di anime saya nggak menemukan perbedaan bentuk chara kecuali saat Arata berusia 27 tahun dan sepuluh tahun lebih muda.

Saya benar-benar sangat menikmati menonton animenya. Meski sudah membaca manganya dan sebagian besar ceritanya saya hapal di luar kepala, menyaksikan tokoh-tokoh yang tadinya hanya dapat saya bayangkan dalam imajinasi, kini terasa seolah hidup dan benar-benar berperan sebagaimana mereka mestinya. Tidak ada rasa bosa, dan setiap kali saya dibuat tertawa dan terharu oleh beberapa adegan yang menunjukkan betapa dalamnya makna hidup. 

ReLIFE tidak hanya berperan sebagai media penghibur dan pemuas rasa haus para penggemarnya akan adapatasi anime terhadap manganya tapi juga memberikan sesuatu yang berharga. Banyak yang diajarkan anime ini, khususnya tokoh utama. Selain itu, banyak pula contoh kasus dalam hidup yang sering kita temui dan anime ini seolah memberi solusi atau alternatif dalam bertindak. 

Yang kurang dari anime ini mungkin hanya dari segi soundtracknya. Beberapa saya suka, beberapa tidak. Selera musik memang berbeda-beda, tapi yang paling kurang sreg mungkin BGM-nya. Nggak tahu kenapa tapi kadang saya merasa terganggu dengan BGMnya apalagi ada adegan yang menurut saya hanya memerlukan lagu hening justru terusik dengan BGM yang terlalu nyata terdengar.

Btw, kalau dari segi manga ceritanya cukup panjang dan saya benar-benar mengharapkan adanya Season 2 untuk ReLIFE. Meski sejak awal sudah ada perkembangan karakternya, tapi berdasarkan manga-nya itu semakin terasa menjelang masa berakhirnya ReLIFE dan saya penasaran banget pengen lihat juga seri animenya gimana. Apalagi mulai ada bumbu cinta (yah saya cewek jadi pasti nyari roman-romannya :v). Untuk Season 2 saya sempat baca sekilas ada bocoran akan tayang Juli tahun 2017 setalah sebelumnya pada April 2016 akan mendapatkan adaptasi Live Action. Semoga saja benar dan tidak diundur. I cannot wait for the next season and the live action adaptation :D

Minggu, 23 Oktober 2016

,
Judul Buku: Marry Now, Sorry Later
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: TWIGORA
Editor: Alit Palupi
Designer Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penata Letak: Gita Mariana
Ilustrasi Paperdoll: Mailoor
Ilustrasi Isi: Mailoor
Tahun Terbit: 2015
Kategori Buku: Dewasa
Tebal Buku: x + 438 hlmn; 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-70362-2-2

BLURB

"BERSEDIAKAH SAUDARA MENGASIHI DAN MENGHORMATI ISTRI SAUDARA SEPANJANG HIDUP?"
Sejak awal Jao Lee sudah tahu , Reina tak mencintainya. Namun menikah dengan putri satu-satunya direktur Hardianysah Electronics itu memberi ilusi cukup bahwa Jao memilikinya. Salah besar, Reina justru melakukan sesuatu yang tak pernah Jao duga selama ini: kabur sebelum acara resepsi dimulai.
"ADAKAH SAUDARI MERESMIKAN PERKAWINAN INI SUNGGUH DENGAN IKHAS HATI?"
Setelah enam bulan bersembunyi, akhirnya Jao berhasil menemukan Reina. Seperti dugaanya, suaminya itu memaksanya pulang bersama ke Jakarta. Memangnya apa yang dia harapkan? Semacam membuka lembaran baru dan hidup bersama sebagai suami-istri sungguhan?
"SAYA BERJANJI SETIA KEPADANYA DALAM UNTUNG DAN MALANG, DAN SAYA MAU MENCINTAI DAN MENGHORMATI SEUMUR HIDUP."
Ini cerita cinta tentang dua orang yang tak saling cinta, tapi bertahan untuk tetap bersama. Sampai kapan mereka akan terus berusaha? Perlukah mereka jatuh cinta dulu supaya bahagia?

REVIEW

Marry Now, Sorry Later adalah seri #jboyfriend karya Babang kedua yang saya baca (ketinggalan banget ya baru baca ua seri) dan seperti pada seri #jboyfriend pertama (yang saya baca) Meet Lame, saya sukses jatuh cinta sama ceritanya. Memang kalau dibaca sekilas di sinopsis adalah isunya sudah banyak diangkat pada berbagai novel: Menikah karena terpaksa, menikah tanpa cinta, menikah demi melunasi utang kelurga. Tapi keberanian Reina yang kabur beberapa saat sebelum acara resepsi dimulai adalah sesuatu yang beda. Belum lagi, dengan koneksi Jao yang bejibun banyaknya namun tetap membuat cowok itu butuh waktu enam bulan untuk menemukan keberadaan Reina membuat kekuasaan dan hartanya jadi nggak begitu terasa menyeramkan. Kan ada tuh yang sehari kabur besoknya udah ketemu -_-

Dan ternyata keberanian Reina ini nggak hanya berakhir saat Jao menemukannya tapi juga berlanjut saat mereka memtuskan untuk hidup bersama (satu rumah) dengan beberapa persyaratan yang Reina ajukan serta persyaratan-persyaratan lain yang menyusul kemudian. Bisa dibilang, Reina mau statusya sebagai istri ya hanya sebagai status, tidak melibatkan kawajiban sebagai suami-istri kecuali bermesraan saat di depan umum untuk memberi kesan pengantin baru yang harmonis dan saling mencintai. Persyaratan yang kadang bikin Jao frustrasi. Naluri lelakinya kadang terusik melihat Reina yang notabene adalah istri sahnya di depan agama maupun di mata hukum, tapi Jao tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti pemrintaan Reina karena cewek itu mengacam akan kabur lagi kalau sampai Jao melakukan pemaksaan.

Meski tidak mencintai Reina, pengalaman pahit di masa lalu keluarga Jao membuatcowok itu berprinsip menikah itu sekali seumur hidup sehingga ia harus berusaha mempertahankan Reina di sisinya.

"Pernikahan orangtua gue cukup jadi alasan bagi gue untuk menyimpulkan: yang gue butuhkan adalah relationship, bukan cinta."

Bagi Jao, tanpa jatuh cinta ia dan Reina juga bisa hidup bahagia, tapi bagi Reina, Jao adalah laki-laki yang tak ingin dinikahinya karena ia tak mencintainya. Pada titik ini saya sedikit kagum pada Jao karena meski digilai banyak perempuan tanpa memandang statusnya yang sudah beristri, Jao adalah sosok pria yang bertanggungjawab. Yah dengan mengesampingkan sifatnya yang pemaksa dan mudah marah.

Kehidupan rumah tangga Jao dan Reina adalah kisah yang jauh dari adem ayem - awalnya. Teriakan, pertengkaran dan adu mulut sering terjadi. Apalagi penyebabnya kalau bukan karena Reina yang tak suka dipaksa dan tak suka ditolak. Jao yang kadang terserang sakit kepala karena Reina akhirnya menumpahkan keluh kesahnya pada Michael, sahabatnya dan mendapat solusi yang bagi Jao cheesy tapi tak urung dicobanya juga.

"Treat her like a person, then a princess, then a greek goddess, then a person again."

Kebayang, kan gimana Jao Lee yang high class banget bela-belain baca artikel sejenis Tips Menaklukkan Hati Cewek dan Cara Pedekate yang Ampuh :v

Yang paling bikin aku suka banget sama cerita ini juga fitur word of the day yang selalu muncul di awal bab. Seolah penjelasan singkat tentang apa yang akan terjadi, apa yang akan dialami, atau apa yang dirasakan kedua tokoh saat cerita dalam bab itu berlangsung. Aku penasaran dari mana Babang dapat kata-kata ajaib itu. Dan quotes di tiap pembuka cerita serta ilustrasi yang ada di dalamnya. Keren-keren banget semua. Ada beberapa quotes yang sangat aku suka dan beberapa di antaranya juga ngena:

  • Terkadang, seseorang baru menyadari betapa sedikit yang dia ketahui tentang pasangannya justru setelah dia menikahinya.
  • Kau adalah alasan kenapa neraka itu harus ada (agak-agak serem sih sebenernya tapi buatku itu mengarah ke kalimat i-will-do-anything-to-make-you-mine. Psycho nggak, sih kesannya pemahaman aku ?:v)
  • Perlukan jatuh cinta dulu supaya bisa bahagia?
  • Bahkan masa lalu saja bilang kita tak punya masa depan
  • I love love, but love doesn't love me back
  • Kalau benar kau peduli padaku,kenapa membiarkanku bersaing untuk memiliki hatimu?
  • I love you doesn't mean I won't ever leave you
  • The only time I realize I have a heart is when it's beraking.
Selain pesona dari quotes yang ada, aku juga kagum dengan kenyataan bahwa buku ini terinspirasi dari Cerita Beauty and The Beast. Sudah bisa ditebak siapa Beauty dan siapa Beast meski pada kenyataannya Jao terlalu cakep dan over sexy untuk bisa dibilang jelek haha

Karena buku ini berkategori Dewasa, aku menyarankan siapa saja yang belum berumur dewasa untuk menunggu ulang tahun hingga mencapai  usia dewasa untuk membaca buku ini karena you know-lah ada beberapa adegan yang kalau dalam film Indonesia akan mendapat jatah sensor kalau ditayangkan di televisi atau bahkan nggak lulus sensor kalau difilmkan hehe

Aku kasih rating 5 bintang karena aku suka banget sama ceritanya sampai-sampai bisa menyelesaikannya nggak sampai satu hari :D
,
Judul Buku: Wander Woman
Penulis: Fina Thorpe-Willet, Nina Addison, Irene Dyah, Silvia Iskandar
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desain Sampul: Orkha Creative
Ilustrasi Isi: Ella Elviana
Kategori Buku: Metropop
Tebal Buku: 360 hlmn; 20 cm
ISBN: 978-602-03-3375-5

BLURB

Tolkien mengatakan, "Not all those who wander are lost."
Tidak semua orang yang berkelana kehilangan arah.
Tanyakan saja pada Arumi, Cilla, Sabai dan Sofia - empat sahabat yang terpencar di berbagai negara. Dalam cerita mereka yang terinspirasi dari kisah nyata ini, "tersesat" punya makna berbeda.
For them, home is never a place, but people - and sometimes even suitcases.

REVIEW


Cilla, Sabai, Sofia dan Arumi adalah empat sahabat yang karena pekerjaan sang suami harus rela berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya dan terpencar di beberapa benua. Kehidupan di luar negeri yang 'kelihatannya' serba mewah dan mengesankan ternyata adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dijalani. Selain berperan sebagai istri, keempatnya juga punya tanggung jawab sebagai Ibu dimana harus siap sedia mengurus segala kebutuhan buah hati.

Keempat sahabat ini ternyata menghadapi masalah yang kurang lebih tidak jauh berbeda satu sama lain. Seperti yang terjadi pada Cilla dan Arumi. Badai Ike Hurricane yang menimpa Houston pada bulan September sedikit banyak membuat Cilla ketakutan. Gimana nggak takut kalo berdasarkan informasi yang didapatnya dari internet badai itu berpotensi menhancurkan rumah hingga berantakan. Sementara Arumi, terbiasa dengan iklim tropis yang ramah di Indonesia membuatnya mengalami kesulitan ketika pindah ke Jepang saat musim dingin. Setiap kegiatan yang dilakukan terasa berat dan menyebalkan.

Kesamaan masalah juga dilami Sabai dan Cilla. Setelah pindah dari Inggris yang memberi Sofia pengalaman berburu coat Burberry, di Korea ia harus mendapati jalanan yang kurang lebih menyeramkan. Kalau Cilla kesulitan karena driving license test di UK sangatlah sulit, di Korea Sabai berhadapan dengan sopir ugal-ugalan dan anak orang kaya yang mentang-mentang punya mobil keren jadi seenak nenek moyangnya di jalanan. Benar-benar ujian yang melatih kesabaran. Belum lagi karena kebiasaaan parkir sembarangan di Korea (karena keterbatasan lahan parkir) justru mendatangkan masalah bagi Sabai.

Selain dengan Sabai dan Arumi, Cilla juga memiliki kesamaan masalah kalau bisa dibilang begitu sih dengan Sofia. Hanya saja ini bukan tentang perubahan iklim atau jalanan yang ugal-ugalan, tapi dengan satu nama: Mita. Mita adalah teman Sabai di Australia yang dikenalkan pada Cilla saat ia menetap di UK. Hanya saja memang mereka memiliki cerita yang berbeda. Kalau Sofia bermasalah dengan sifat dan sikap Mita, Cilla bermasalah dan merasa tidak bisa cocok dengan cara teman barunya itu bergaul.

Tapi bukan hanya kesulitan saja yang mereka hadapi di negeri orang. Ada juga hal-hal menyenangkan seperti berjalan-jalan ketika musim gugur dan menghirup aroma dedaunan, dan ikut serta dalam peryaan Bangkok Shutdown seperti yang dialami Arumi di Thailand. Bangkok Shutdown adalah demo di Thailand yang lebih mirip persta rakyat. Ramai, meriah seperti konser akbar dan dapat didatangi siapa saja termasuk para turis. Gara-gara cerita ini saya jadi kepengen lihat Bangkok Shutdown juga.

Buku ini mengandung empat kisah dari semua tokoh yang ada dan setiap kali berpindah cerita dan negara selalu saja ada hal-hal menarik yang dibagi keempat tokoh tersebut. Selain itu, kita juga dapat merasakan gaya penulisan dan cara bercerita yang berbeda, benar-benar menggambarkan kalau buku ini juga ditulis oleh empat penulis berbeda pula. Tiap tokoh juga memiliki karakter masing-masing yang kuat.

Kesan menarik juga sudah terpancar dari sampulnya yang lucu dan eye catching. Landmark beberapa negara sejak awal sudah bikin saya penasaran untuk baca dan gambar-gambar kecil seperti tas, high heels, wajan, garpu, sendok dan lain-lainnya sangat menggambarkan bahwa buku ini akan bercerita tentang perempuan yang juga sebagai istri dan ibu bagi putra-putri dan keluarganya.

Dilengkapi dengan Fun Fact, buku ini sangat bermanfaat. Selain berfungsi sebagai bahan bacaan yang menghibur dan berisi pengalaman mengesankan, fun fact buat saya memang sangat dibutuhkan bagi novel-novel yang bersetting luar negeri. Beberapa buku yang pernah saya temui memang menggunakan catatan kaki, tapi penjelasan yang terdapat pada fun fact terasa lebih lengkap. Selain menambah wawasan dan pengetahuan juga dapat bermanfaat sebagai guide kita kalau suatu saat nanti berkunjung ke Skotlandia, Inggris, Korea, Thailand dan Australia.

Wander Woman mengajarkan banyak hal di antaranya adalah yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari: adaptasi. Adaptasi bukan berarti kita merubah diri kita menjadi orang lain, tapi bagaimana kita tetap menjadi kita dan tak kehilangan jati diri meski di tempat yang berbeda. Banyak sekali kita lihat di luar sana orang-orang yang berubah setelah tinggal di luar negeri mulai dari budaya bahkan gaya hidupnya, tapi keempat tokoh dalam buku ini membuktikan bahwa meski tanpa harus ikut-ikutan tren, mode, ikut-ikutan gaul ala Barat, mereka tetap bisa bertahan di negeri orang dan tidak dikucilkan dari lingkungan sosial dan pergaulan. Selain adaptasi, bersyukut juga adalah kunci kita dapat melewati hari-hari berat apalagi saat sedang berjauhan dengan keluarga.

Menurut saya "don't judge the book by it's cover" membuktikan kebenarannya lewat buku ini. Jangan menilai buku dari sampulnya. Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja. Jangan menilai suatu negara dari image yang kadang digembar-gemborkan media. Buktinya, Korea Selatan yang terkenal sebagai salah satu negara tujuan wisata zaman sekarang, tidak hanya karena keberadaan industri musik dan eksistensi Drama Korea yang dielukan dimana saja, tapi juga karena kesan glamour yang terpancar ketika mendengar nama negara itu, juga memiliki kekurangannya di antaranya dalam hal parkir memarkir kendaraan. Begitu pula dengan Thailand. Demo besar-besaran yang dilakukan masyarakatnya, yang menurut media adalah hal paling menakutkan ternyata bisa menjadi momen tak terlupakan, momen jalan-jalan dan menikmati demo yang aman sambil jajan yang menyenangkan.

Meski ada beberapa hal yang saya harapkan dapat disajikan dalam buku ini namun tidak saya temukan (ini karena selera saja atau mungkin ekspektasi akan sesuatu jadi penilaiannya subjektif) buku ini sangat bermanfaat. Jadi saya kasih 4 bintang **** :)).
,
Judul Buku: After Office Hours
Penulis: Jia Effendie dkk
Penerbit: Penerbit Kaifa, PT. Mizan Pustaka
Tahun Terbit: 2016
Penyunting: Dyah Agustine
Proofreader: I. D. Suta
Desain Sampul dan Ilustrasi Isi: Agung Wuldana
Tebal Buku: 164 hlmn; 20,5 cm
Kategori Buku: Kumpulan Cerita Pendek
ISBN: 978-602-0851-50-1

BLURB

Aku mendengar bisik-bisik dari ruang keuangan. Tidak jelas mereka membicarakan apa. Lega karena ternyata masih ada karyawan yang bekerja di lantai ini, aku bermaksud menyapa. Namun, pintu ruangan terkunci.

Tunggu... itu nyanyian. Dan ketika kuintip ke dalam dari balik jendela kaca, seseorang sedang menari di atas salah satu meja. Memunggungiku. Perempuan dengan tangan bergerak lentik seperti penari Bali. Sesekali dia melompat ke setiap meja sambil mendecakkan, "Cah ... cah ... cah ...." Lalu kepalanya meliuk-liuk cantik, dan rambut panjangnya berayun. Beberapa saat kemudian,
dia menoleh ....

REVIEW

Bayangkan hari ini adalah salah satu hari tersibuk dalam hidupmu, pekerjaan menumpuk dan deadline semakin dekat. Jika pekerjaanmu tidak selesai tepat waktu, kamu harus siap-siapa dimarahi, diomeli bahkan dimaki atau siap dengan pemotongan gaji dan hal-hal yang tentu akan sangat menjengkelkan dan merepotkan lainnya. Kamu nggak ada pilihan selain menambah waktu kerjamu lebih dari biasanya, membiarkan matamu mirip mata cicak - melotot karena terlalu lama berhadapan dengan tumpukan dokumen dan layar peekrjaan.

Kamu bisa memilih membawa dokumen itu pulang atau mengerjakannya di kantor sampai malam. Tapi, banyaknya pekerjaan membuatmu malas untuk direpotkan di perjalanan pulang. Akhinrya kamu bekerja hingga kantor sepi, teman-temanmu sudah pulang dan yang tersisa tinggal kamu sendiri. Apa yang kamu rasakan? Ketenangan yang mendamaikan atau justru mencekam? Adakah perasaan sedang diawasi seseorang dari kejauhan, atau... ditemani?

Ngeri adalah perasaan pertama yang saya dapatkan ketika membaca blurb dari buku ini. Imajinasi saya terkait hal-hal gaib dan kisah-kisah horror secara otomatis menyalakan radarnya dan membuat saya waspada. Apalagi saya membaca buku ini saat masih tinggal di kosan yang sangat sulit dibedakan dengan rumah tinggal yang dihuni banyak perempuan dengan berbagai macam model dan kemerduan teriakannya dengan kuburan yang sepi dan kesunyiannya adalah teriakan paling meakutkan.

Kalau baca siang sih nggak akan ngefek banget, tapi coba kalau bacanya malam. Berani nggak lanjut mulai baca bab I-nya? Saya sih berani soalnya kemarin ada teman saya juga di kamar jadi nggak serem-serem amat haha

After Office Hours adalah buku kumpulan cerpen karya penulis dan beberapa editor, berisi kisah-kisah horror yang terjadi selepas jam kerja - umumnya di kantor saat lembur atau ada pekerjaan tambahan yang menuntut untuk diselesaikan. Dari judulnya saya sudah bisa menebak bahwa pasti akan banyak hal-hal yang bersinggungan dengan penampakan di dalamnya. Membayangkan itu terjadi secara nyata membuat saya merinding (karena saya memang sudah pernah mengalaminya di kantor pula dan jantung rasanya mau copot sesudahnya).

Buku ini berisi lima judul cerpen berbeda yang ditulis oleh penulis berbeda pula namun dengan tokoh utama sama: hantu!!

Cerpen pertama adalah karya Jia Effendie berjudul Bilur. Menceritakan tentang Bintang, salah satu editor penerbitan yang sejak beberapa lama selalu dihantui atau diikuti oleh bayangan ehm... mantan laki-laki yang sudah pernah dikenalnya sebelumnya. Yang membuat saya ngeri sebenarnya bukan penggambaran atau pendeskripisan tentang kondisi bayangan laki-laki itu, tetapi TKP (Tempat Kejadian Penampakan) itu terjadi; Kamar Mandi!!

Siapa sih yang nggak kenal dengan reputasi kamar mandi/toilet sebagai The most scared place in the world? Ehm... itu istilah saya sendiri sih tapi emang bener, kan kalo orang-orang sebagian besar ngeri sama kamar mandi apalagi kalau sudah tengah malam? Apalagi kalau kamar mandi itu adalah kamar mandi kantor yang terletak di ujung, yang membuat kita harus melangkahkan kaki lebih lama untuk sampai kesana dengan keadaan sekeliling yang sudah sepi dan gelap? Tentu pasti sebagian besar orang akan meminta ditemani da ditunggui. Bagaimana kalau nggak ada yang bisa menunggui?

Itulah yang dialami Bintang. Ketemu hantu di toilet kantor! Saat ia lembur! Di awal cerita saya memang sudah sempat curiga pada Bintang dan memar biru pada pergelangan tangannya. Otak saya secara otomatis mengarah pada KDRT atau hal-hal sejenis dikasari atau dianiaya. Tapi saya masih belum bisa menduga apa hubungannya tangannya yang membiru itu dengan keberadaan si hantu. Tentu saja seperti membaca cerita detektif, membaca kisah horror hal-hal kecil perlu diperhatikan karena bisa jadi itu adalah kunci segala misteri yang terjadi.

Cerpen ini diceritakan denga alur maju mundur; masa sekarang dan masa lalu Bintang yang pada akhirnya mengarah pada petunjuk kenapa pergelangan gadis itu membiru dan apa yang terjadi dengan perubahan sikapnya yang terjadi secara tiba-tiba. Cerita ini mengajak kita untuk sedikit berpikir dan menebak-nebak. Kisah ini mendatangkan makna dan definisi baru tentang hantu bagi saya, bahwa ia bisa berada di mana saja dan berasal dari mana saja, bahkan dari diri kita sendiri.

Cerpen kedua berjudul Kubikel Berdarah karya Guntur Alam. Judulnya aja udah bikin merinding disko gimana gitu. Yang menjadi petunjuk pertama saat baca judulnya adalah pasti ini tentang kubikel yang memakan korban atau kubikel yang ditinggal mati pemiliknya. Ternyata memang benar! Seperti pada cerpen pertama saya juga menaruh kecurigaan terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam cerita ini, kali ini bukan pada memar kebiruan tetapi pada keberadaan laki-laki bernama Mario yang sikapnya seolah menyembunyikan sesuatu sejak Lily menceritakan perihal gosip atau kabar beredar soal pemilik kubikelnya yang disampaiakan oleh Maurin.

Akan tetapi, kenyataan bahwa meski anak baru Lily sudah bersahabat lama dengan Mario dan Maurin seketika menepis pemikiran itu, meski di lembar berikutnya gerak-gerik Mario jadi lebih sering mencurigakan. Saya rasa saya menebak dengan benar meski hanya 70% what was really going on about Maya and the rumor. Cerita ini memberikan saya pelajaran untuk bisa lebih hati-hati dan waspada terhadap lingkungan baru atau berita baru pada lingkungan tersebut yang kebenarannya bisa saja membahayakan diri kita sendiri.

Cerpen ketiga berjudul Di Balik Kaca Etalase karya Eve Shi. Kalau dengar kata kaca etalase yang langsung teringat adalah toko dan barang-barang yang di pajang di balik etalasenya. Sepatu lcu, pernak-pernik dan aksesoris, perhiasan dan boneka adalah barang-barang yang sering kita temui. 

Boneka adalah benda lucu bagi siapa saja apalagi peremuan terutama anak kecil. Bahkan boneka Upin Ipin yang kalau malam lebih kelihatan kayak Tuyul nyengir pun banyak menjadi teman tidur anak-anak berusia 2-5 tahun. tapi, bagaimana kalau boneka-boneka tersebut menyerupai manusia dan terlihat nyata mulai dari pakaian sampai kulitnya? Masih kelihatan lucu, nggak?

Di Balik Kaca Etalase meceritakan tentang Tiara, gadis kecil yang sangat suka memandangi bonek-boneka berwajah mirip manusia yang dipajang di salah satu toko boneka yang dilewatinya saat pulang sekolah. Pemilik toko yang melihatnya sering mampir ternyata tidak marah justru ramah dan terkadang mengajak Tiara mampir sekedar untuk makan kue. Meski baik, tetap saja buat kita yang sudah paham dan melihat banyak kejadian kejahatan secara langsung maupun lewat berita di TV dan surat kabar pasti akan langsung melangkah mundur menerima tawaran kebaikan yang amat berlebihan itu. Tapi Tiara yang masih bocah tidak melihat tanda-tanda ancaman. Gadis itu dengan riang selalu mampir dan membagi banyak cerita pada si pemilik toko.

Cerita ini mungkin yang paling mencekam di antara semua cerita yang ada. Hantu nggak akan bisa membunuh manusia, ketakutanlah yang membunuh. Tapi bagaimana jika hantu itu bisa menakuti dan membunuh di saat bersamaan? Cerpen ini tergolong unik bagi saya merupakan gabungan dari masalah psikologis dan hantu sesungguhnya. Agak bingung pada endingnya karena nggak bisa menemukan titik terang apa sebenarnya jenis hantu yang ada dalam cerpen ini. Manusia psikopat atau hantu yang berubah jadi psycho? Yang jelas cerita ini membangkitkan kengerian saya setaraf dengan rasa mual yang saya rasakan kala membayangkan apa yang sebenarnya dilakukan si pemilik toko.

Gadis Kecil adalah cerpen keempat dari buku ini. Merupakan karya Moemoe Rizal dan juga karya favorit saya. Bercerita tentang Arta yang perusahaannya mengadakan event lomba menulis untuk anak. Sebagai panitia Arta mendapat tugas untuk merekapitulasi data-data cerita yang masuk mulai dari judul hingga para penulisnya. Karena kebanjiran naskah akhirnya Arta harus stay hingga malam di kantor. Dan dari situlah kejadian horror mulai menghantuinya. Dimulai dari ketukan yang entah berasal dari mana dan anak kecil yang tiba-tiba ngikik hihihi di depannya, ketawa setelah itu mengaku sebagai peserta lomba yang ingin menanyakan perihal persyaratan naskah yang harus dikirim. Meski merasa aneh, Arta meladeni gadis itu. Tapi setelahnya ia justru mendapati dirinya melihat banyak makhluk yang tentu saja bukan manusia berkeliaran di kantornya yang gelap dan sepi, bermain bersama anak kecil itu O_O.

Awalnya Arta menganggap itu sebagai angin lalu tapi rupanya kejadian itu terus berulang dan menakutinya setiap malam. Daniel salah satu teman kantor yang oh my so lovable (buat saya :D) dan kalimat Inggris dari bibirnya yang sarat perhatian akhirnya menawarkan bantuan. Yang menjadi pertanyaan adalah memang benar ada beberapa orang yang sering melihat penampakan atau berbicara denga makhluk-makhluk yang nggak seharusnya diajak berbicara itu, tapi apa benar ada orang yang dikintilin hantu kemana-mana karena ingin menjadi temannya. Segala sesuatu dalam fiksi bisa dirancang dan dibuat sesuka hati, tapi tetap saja saya rasa saya butuh referensi untuk hal satu ini.

Dan cerpen kelima berjudul Asa karya salah satu penulis favorit saya, Prisca Primasari. Cerpen paling berbeda kalau menurut saya karena bukan murni horror melainkan horror comedy.  Hal-hal tentang hantu kadang memang bisa jadi bercandaan, lebih keren lagi kalau bisa bercanda dengan hantu dari zaman batu seperti Asa. 

Di kantor, Asa sering lembur dan ia sering ditemani oleh Bogus dan Mevrouw, dua kawan lama dari masa silam yang masih berkeliaran sampai sekarang karena mati penasaran. Nggak begitu menakutkan karena ada humor-humor yang terselip antara percakapan ketiganya. Apalagi sifat Mevrouw yang sangat bangsawan dan tidak mau kalah, hanya saja yang menakutkan disini adalah sesuatu yang kita remehkan kadang keberadaannya tapi ternyata bisa saja mengubah hidup kita selamanya; Firasat.

Hantu dalam cerita ini adalah firasat. Hal nyata namun terasa maya keberadannya. Samar oleh logika dan pemikiran kita bahwa yang tidak memiliki bukti itu diragukan kebenarannya. 

Secara keseluruhan saya sangat menikmati cerita-cerita dalam buku ini. Tapi ada satu yang kurang....
Cerpennya kurang banyak!!!! Jadi saya kasih rate 4/5 aja deh hehe







Sabtu, 22 Oktober 2016

,
Judul: Nyawa
Penulis: Vinca Callista
Penerbit: Penerbit Bentang Belia (PT. Bentang Pustaka)
Tahun Terbit: 2015
Penyunting: Starin Sani, Dila Maretihaqsari
Pemeriksa Aksara: Yohana Shera
Penata Aksara: tsbb
Tebal Buku: iv + 296 hlmn; 20,8 cm
Kategori: Novel Remaja
ISBN: 978-602-1383-46-9

BLURB

Gadis itu memandangi cermin. Di sana ada bekas telapak tangan yang memerah di sekeliling lehernya. Dia tertegun, mengingat kembali peristiwa semalam. Tangan-tangan dingi itu datang lagi, mencekiknya tanpa ampun.

Tak hanya itu peristiwa mengerikan yang terjadi di Rumah Mangga, kos misterius yang ia tinggali belum lama ini. Sepasang kakek nenek sering datang membawa sekeranjang bunga kematian. Suara rintihan kesakitan, tulisan teror di tembok, hingga jerit kemarahan anak kecil yang terdengar setiap malam, menghantui para penghuni Rumah Mangga.

Sampai akhirnya mereka menemukan, ada seseorang di antara mereka yang sangat mencintai kematian, dan melakukan apa pun demi itu.

REVIEW

Di halaman pertama cerita, saya sudah dibuat tercengang oleh adegan yang nggak pernah terduga akan langsung saya temukan sebagai pembuka cerita. Seorang aktris teater mati dengan sangat mengenaskan di akhir pertunjukannya. Pada telapak kakinya ditemukan banyak sekali peniti, di lidahnya pun begitu. Kematian itu begitu mencengangkan dan membuat bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, cerita apa yang akan disuguhkan oleh buku ini.

Meski memiliki cukup banyak tokoh, buku ini sama sekali tidak menyajikan cerita yang acak adut atau kehilangan arah dalam menyelesaikan konflik yang ada. Setiap tokoh memiliki perannya masing-masing dalam membentuk cerita meski denga karakter mereka yang berbeda-beda. Tentu saja ada tokoh yang sangat menonjol dan menarik perhatian saya. Lian dan Rory! Dua cewek ini ditambah satu tokoh bernama Kaatje dan laki-laki yang berasal dari Padepokan Seni Pijar bernama Isvara.

Semua misteri dimulai dari kepindahan Rory, Lian, Mara, Danu, Gandes, Cangi, Arya dan Sandre dari Pondok Pak Kumis ke Rumah Mangga. Kepindahan mereka sebenarnya biasa saja, tidak ada masalah berarti kecuali pertukaran kamar penuh drama yang dilakukan Mara dan Gandes. Memang Mara sudah terkenal sebagai cewek tukang atur dan sangat berisik apalagi terkait hubungannya dan Danu. Mara dan Danu berpacaran. Selain itu, tidak ada sama sekali kecuali kemunculan tokoh sisipan bernama Aku yang begitu menyimpan misteri.

Mara adalah tipe cewek manja yang sangat overprotective terhadap pacaranya, sementara Danu adalah cowok yang mengandlakan hidupnya dari upah hasil menjadi penerjemah untuk para penembak beasiswa luar negeri. Cangi dan Gandes adalah dua sejoli yang selalu seiya sekata dalam hal membicarakan orang sementara Sandre adalah mahasiswa angkatan tua yang terkenal Playboy. Arya masuk tipe "Prince Next Door" yang akan sangat sulit dijangkau keberadaannya oleh perempuan mana pun kecuali Rory. Rory dan Arya sangat dekat sebagaimana Rory juga dekat pada Sandre dan Isvara. Rory memang dekat dan hampir semua pria, menyebabkan ia menjadi primadona kampus maupun Rumah Mangga. Sementara Lian adalah anak baru yang cenderung pendiam dan tidak terlalu aktif dalam bicara bahkan makan bersama.

Akan tetapi, Lian adalah tokoh yang paling aneh di antara semuanya. Awal membaca saya tidak menaruh ekspektasi apa-apa terhadapnya. Saya hanya berpikir bahwa Lian adalah anak kos baru yang memang sudah sewajarnya canggung berada di tengah-tengah senior kosnya. Namun, sikapnya yang berubah 180 derajat terhadap Cangi saat Cangi menanyakan perihal tanah yang berhamburan di tangga menuju lantai dua kosan langsung mengundang curiga.

Buku ini sedikit banyak lebih diwarnai kisah cinta di antara para penghuninya akan tetapi dari kisah-kisah mereka inilah sebuah kenyataan akan misteri dan kejadian horror yang sering mereka alami terungkap. Bisa dibilang buku ini adalah buku yang cocok di waktu santai. Kita tidak perlu buru-buru membacanya karena kita akan diajak untuk mengungkap teka-teki yang ada di dalamnya bersama para tokoh-tokoh yang ada. Saya merasa jadi seperti anggota Rumah Mangga namun tak kasat mata. Hanya mengawasi, menjadi saksi dan rasa-rasanya ingin memberi clue atau bantuan supaya delapan anak kos itu juga berhasil menemukan jawaban terhadap berbagai pertanyaan. Yah walaupun ngeri juga sih kalau harus bertemu dengan Kaatje.

Kaatje adalah tokoh yang tidak banyak muncul, tidak berinteraksi secara langsung dengan sebagian besar penghuni Rumah Mangga namun dialah titik utama yang menjadi masalah sekaligus menjadi kunci pembuka teka-tekinya. Kalau baca soal Kaatje saya jadi lebih banyak merinding. Kaatje juga menjelma menjadi tokoh yang sangat tidak saya sukai karena hampir setiap kengerian selalu menyertai tentangnya.

Novel nyawa adalah salah satu novel remaja yang cocok untuk dijadikan bahan bacaan yang menghibur serta menambah wawasan mengenai masalah psikologi. Kesuraman dan kengerian yang terjadi dalam buku ini buat saya pribadi lebih mengarah pada ganggun psikis dan hal-hal berbau psikologi yang sangat bagus untuk dipahami. Tidak lebih menakutkan dari hantu tapi lebih edukatif dari cerita kehadiran hantu yang tanpa sebab, Bukan berarti saya nggak suka cerita horror berkarakter hantu-hantu dari orang yang telah tiada. Novel nyawa tetap menyajikan kisah horror namun dengan cara dan media yang berbeda.

Perasaan tegang selalu menyelimuti hati saya setiap kali membaca lembar demi lembar buku ini. Meski pada beberapa bagian ada juga hal lucu atau bapering moment yang bikin nyengir sendirian. Tapi memang aura misteri sangat melingkupi setiap perjalanan para tokohnya. Yang paling menjadi pertanyaan adalah: Nasib apa yang menanti para penghuni Rumah Mangga di akhir lembaran buku ini?

Endingnya sedikit mengejutkan dan buat saya pribadi sedikit terdtaramtisir. Tapi itu semua sudah pas. Nggak kebayang kalau endingnya menjatuhkan lebih banyak lagi korban yang tidak memiliki relate apa-apa dengan si tokoh Aku maupun tokoh-tokoh yang memang dalam buku ini sedang mencari sesuatu atau berusaha mendapatkan sesuatu. Meski saya tidak pernah berharap akan adanya kematian namun pertolongan dalam bentuk apapun yang bisa sangat membantu, endingnya tidaklah mengecewakan.

Rating: 4/5

Selasa, 11 Oktober 2016

,
Cerita ini masih tentang Robert Langdon. Seorang akademisi yang muncul dalama novel The Davinci Code. Sebenarnya saya salah baca untuk urutan novelnya. 

Seharusnya baca Angels and Demons dulu baru baca The Davinci Code. Tapi kedua novel ini tetap asyik kok dan nggak akan membuat bingung meski tidak dibaca dengan urutan yang tepat

Judul Buku: Angels and Demons
Penulis: Dan Brown
Versi: Ebook
Jumlah Halaman: 408

Seperti novel The Davinci Code, Angels and Demons juga menyajikan petualangan yang berawal dari kisah sejarah. Sebuah kelompok persaudaraan kuno yang diyakini telah lama musnah dan mati tiba-tiba muncul kembali. 

Illuminati! Kumpulan ilmuwan dan orang-orang cerdas yang bertentangan dengan gereja karena dianggap memberikan pemahaman dan ilmu tentang hidup yang akan membuat manusia tidak lagi mempercayai gereja dan menganggap bahwa gereja adalah sebuah institusi kuno yang ajarannya tidak lagi dapat dipercaya dan tidak lagi relevan dengan kehidupan modern. Dalam sejarahnya, pertentangan dan konflik antara gereja dan Ilmuwan sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Konflik yang telah secara brutal memakan banyak korban terutama secara bengis telah membunuh beberapa anggots Illuminati membuat persaudaraan ini harus menutupi identitasnya dan bergerak secara diam-diam lewat simbol simbol yang mereka sisipkan. Menyusup di antara gerakan Mason/Freemason, Illmuninati diyakini telah berhasil mengangkat derajat mereka hingga ke puncak tertinggi. 

Namun, Tata Dunia Baru dimana logika dan iptek yang didewakan ini tidak sejalan dengan gereja sehingganya pada masa kini kaum persaudaraan itu dianggap telah musnah berabad-abad lamanya! 

Akan tetapi, sebuah telepon dari Maximilian Kohler, direktur utama dan pendiri CERN - Salah satu pusat penelitian teknologi yang terkenal di dunia telah mengubah semuanya. Leonardo Vetra, ahli fisika cerdas milik CERN telah dibunuh secara brutal. Tubuhnya ditelanjangi dan lehernya dipatahkan, lalu pada dadanya terdapat cap menyakitkan yanag telah memanggang kulit dan dagingnya. Cap itu menampakkan simbol anggota persaudaraan yang telah lama hilang. 

Illuminati!

Pengetahuan dan wawasan Robert Langdon tentang sejarah telah membuat ia tercebur ke dalam peristiwa pembunuhah ini. Langdon yang sedang melakukan penelitian tentang Iluminati diminta untuk membantu mencari siapa pembunuh Leonardo Vetra. Max yakin bahwa ini adalah perbuatan anggota persaudaraan itu, cap berbentuk ambigram yang menampakkan simbol Illuminati itulah petunjuknya. Tapi mustahil! Anggota persaudaraan itu telah lama musnah! Bagaimana cara mencari sesuatu yang telah hilang bahkan beratus-ratus tahun lamanya?

Selain peneliti, Leonardo Vetra ternyata juga adalah seorang pastor. Pastor yang memuja ilmu pengetahuan dan yakin bahwa kuasa Tuhan, keberadaan Tuhan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Iptek dan agama bisa berjalan berdampingan. Apa yang dijelaskan agama dapat juga dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Secara garis besar ilmu pengetahuan melengkapi keberadaan Agama sehingga segala hal dalam kehidupan yang terjadi tidak lagi hanya dibatasi pada  kalimat bahwa itu adalah keajaiban Tuhan. Ilmu pengetahuan memberikan pembuktian.

Bersama putrinya, Vittoria Vetra, Leonardo Vetra melakukan sebuah penelitian. Segala unsur yang ada di muka bumi ini pasti selalu memiliki lawan atau unsur negatifnya. Siang memiliki malam, panjang memiliki pendek, kiri memiliki kanan. Leonardo dan Vittoria yakin bahwa materi, pembentuk segala unsur kehidupan yang ada di muka bumi ini juga memiliki hal yang sama: Antimateri!

Kematian Leonardo Vetra tak hanya meninggalkan duka bagi Max dan juga Vittoria tetapi telah menjadi bencana yang tak pernah diduga. Antimateri, penelitian mereka yang sayangnya belum teruji benar kesempurnaannya itu telah hilang! Tabung antimateri telah dicuri! Menurut penjelasan Vittoria, antimateri itu sangat bergantung pada ketersediaan listrik. Jika listrik padam, maka ada baterai yang memang sudah dipersiapkan untuk berjaga-jaga. Masalahnya, jika tabung itu hilang terhitung sejak Leonardo Vetra ditemukan tewas di kantornya, maka mereka hanya memiliki waktu enam jam sebelum baterainya habis dan tabung itu meledak dan meluluhlantakkan apa yang ada dalam jangkauan ledakkannya. 

****

Mungkin memang sudah menjadi ciri khas Brown dalam menulis dengan menggunakan petualangan yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah tapi itu sama sekali tidak menimbulkan rasa bosan bagi saya. Buat saya sejarah berbalut fiksi akan selalu menyenangkan untuk disimak. Buat beberapa orang (yang saya kenal) buku jenis ini adalah buku yang berat dan sulit untuk dipahami. Sebenarnya tidak, ini adalah bacaan ringan dan menghibur yang memiliki unsur ilmu pengetahuan dan isyarat bahwa buku ini tidak ditulis secara asal. Konfliknya terasa berat hanya karena kita juga harus ikut membaca dan memahami sejarah jika ingin paham alur ceritanya. 

Karakter-karakter yang membentuk cerita ini sangat keren. Favorit saya adalah Vittoria Vetra, peneliti yang penampilannya benar-benar terlalu modis untuk dikatakan sebagai kutu buku atau orang yang akrab dengan laboratorium. Keberaniannya dalam membuat keputusan patut diacungi jempol meski memang terkadang ia membuat beberapa kesalahan penafsiran dan pemahaman. Vittoria Vetra benar-benar memggambarkan karakter wanita pemberani dan terpelajar, juga mencerminkan karakter wanita pada umumnya; tidak sabaran dan cenderung emosional. 

Karakter yang tidak saya sukai adalah si Hassasin yang mungkin tak pernah disebutkan namanya - kalau saya tidak salah ingat. Dia terlalu kejam dan tidak berperasaan. Yah walaupun sebenarnya ia disetir oleh sosok Janus, orang suci yang ternyata terlalu munafik untuk dianggap sebagai orang baik. Kesulitan dalam membaca novel ini adalah membayangkan lokasi dan setting yang dijabarkan. Bukan karena penjabarannya tidak mendetail atau sulit dipahami, tapi pengetahuan saya yang terbatas terhadap seni dan benda-benda sejarah, apalagi dalam dunia pemahatan membuat saya sulit untuk membayangkan benda-benda tersebut. Memang ada dukungan gambar-gambar akan tetapi imajinasi saya masih tetap sulit membayangkan beberapa bentuk bagian yang ada. 

Kekurangan kedua adalah penggunaan orang Timur Tengah sebagai eksekutor. Mungkin tidak bisa disebut kekurangan juga tapi saya kurang suka saja. Bagaimana sang eksekutor tertipu oleh nama Illuminati dan menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang lain. Hal ini seolah menjelaskan konflik agama antara Islam dan Kristen yang pada beberapa tempat atau lingkungan masih terjadi hingga saat ini. Memang tidak ada penyebutan bahwa sang eksekutor adalah Muslim tapi penggunaan orang Timur Tengah sedikit banyak mewakilkan. Tapi yah meski begitu, cara sang eskkutor menjalani hidup dengan mengandalkan dan mendewakan kekuatan dan kuasa yang dimilikinya sama sekali tidak mencerminkan bahwa ia adalah sosok agamis atau sosok yang dekat dengan penciptaNya. 

Selain dari itu, everything is fine. Saya sangat suka dengan emosi yang tercipta setiap kali saya membaca lembar demi lembar buku ini. Buku ini menyimpan senjata rasa penasaran yang akan membuat kita ingin terus membaca dan menyelesaikannya hingga akhir. Ketegangan yang muncul juga menjadi pemicu. 

Gregetan terus deh bacanya. 
Dan meski lebih banyak petualangannya, buku ini juga memuat unsur romansa. Sudah bisa ditebak mungkin antara siapa dan siapa, hanya saja saya sedikit menyayangkan usia Langdon yang sudah terlalu dewasa. Coba kalo dibuat seumuran saya atau mungkin digambarkan sebagai laki-laki matang berusia 30-32 tahun haha 

I rate 4/5 for this book

Selasa, 04 Oktober 2016

,
The Davinci Code adalah novel Dan Brown pertama yang saya baca. Menceritakan perburuan Holy Grail atau yang pada umumnya disebut-sebut sebagai Cawan Suci. Dalam buku ini, Holy Grail diceritakan sebagai kumpulan dokumen rahasia yang telah lama dijaga keselamatannya oleh Biarawan yang juga menyimpan makam Maria Magdalena, perempuan suci yang karena kepentingan politik Konstantin, berubah dianggap sebagai perempuan kotor dan terlarang untuk disebutkan namanya. The Davinci Code adalah novel yang memuat berbagai macam kontroversial keagamaan dan simbol-simbol suci yang dikeramatkan.

Judul Buku: The Davinci Code
Penulis: Dan Brown
Versi: Ebook
Jumlah Halaman: 436
Rate: 5/5 bintang

Robert Langdon, ahli simbol yang sangat mencintai seni dikejutkan oleh kehadiran seorang Kapten dari Kepolisian Judisial Prancis, Bezu Fache yang memintanya untuk bertemu di jam 1 pagi. Pertemuan itu membawa Langdon ke Museum Louvre yang rupanya menjadi lokasi pembunuhan terhadap kurator terkenal, Jacques Sauniere. Pembunuhan itu tak hanya meninggalkan tanda tanya tentang penyebabnya tetapi juga telah melibatkan Langdon dan membuat ia menjadi tertuduh utama dari kasus pembunuhan ini.

Posisi mayat Sauniere yang tampak aneh dan tidak biasa serta kode yang dituliskan dengan darahnya sendiri disusul keterangan untuk mencari Robert Langdon membuat Bezu Fache, merasa harus menjebak Langdon secara perlahan sehingga pada akhirnya ia akan mengakui perbuatannya. Sayangnya, Langdon bukan pembunuh Jacques Sauniere!! Keyakinan Bezu Fache akan tindak kriminal yang tidak Langdon lakukan namun belum terbukti benar-benar membuat Fache bernafsu untuk membuktikannya. Langdon yang tidak mengetahui hal tersebut - dikarenakan penghapusan sebagian pesan terakhir Sauniere oleh Fache membuat laki-laki itu berusaha keras untuk memecahkan kode pesan dan simbol yang merupakan pesan kematian Sauniere.

Pemecahan kasus itu juga mendapat penanganan dari agen kriptologi, salah satunya adalah perempuan cantik bernama Sophie Neveu. Tidak banyak yang tahu bahwa Sophie adalah cucu Jacques Sauniere. Hubungan keduanya yang merenggang sejak lama membuat identitas Sophie sebagai cucu seorang kurator terkenal seolah tertutupi. Meski begitu, di masa lalu Sophie adalah gadis yang sangat dekat dengan sang kakek. Banyak hal ia pelajari dari Sauniere termasuk simbol-simbol rumit dan bagaimana memecahkan kode dan simbol-simbol acak yang bisa saja bermakna sangat banyak. Dengan cepat Sophie menyadari bahwa deret Fibonacci acak yang ditinggalkan Sauniere bukanlah pesan kematian yang mengarah kepada pelaku pembunuhan akan tetapi pesan tersebut adalah pesan yang ditulis Sauniere khusus untuknya.

Dengan menggunakan namanya di agen kriptologi Sophie berhasil menipu Bezu Fache dan memberitahu Langdon perihal rencana penangkapan kepada orang yang diduga dan akan dipaksa mengaku bersalah meskipun tidak secara perlahan itu. Akhirnya sebuah misi pelarian pun dilakukan. Dengan sedikit muslihat, Sophie berhasil menipu Fache yang tak perlu waktu lama langsung diketahui oleh Polisi Judisial Perancis. Tanpa rencana yang terstruktur, Langdon pasrah mengikuti pilihan dan pelarian dadakan Sophie yang pada akhirnya membuat dirinya masuk ke dalam daftar buronan yang wajahnya disiarkan di seluruh televisi Perancis dalam satu malam. Tentu saja Sophie juga masuk dalam daftar orang yang paling dicari karena dianggap menyembunyikan tersangka pembunuhan. Seorang intelektual yang terpelajar dan terkenal oleh karya-karyanya kini dikejar oleh seluruh agen polisi Perancis.

Selain dikejar dengan titel pembunuh yang secara sepihak sudah disematkan di depan namanya, Robert Langdon memiliki tugas lain yang harus ia pecahkan. Menurut analisis yang ia dan Sophie lakukan dalam keadaan terdesak itu, pesan Sauniere untuk mencari Langdon adalah mengacu pada alasan keberadaan simbol dan kode-kode yang ditinggalkannya. Langdon adalah orang yang terpelajar dan ia secara terhormat, di saat terakhir Sauniere telah diminta untuk memandu Sophie dalam ajang "perburuan harta karun" bernama Holy Grail. Sesuatu yang paling dicari karena diyakini menyimpan sejarah panjang para penganut pagan, gereja dan kekristenan. Menyimpan fakta yang telah lama dikubur dan disembunyikan, menyimpan fakta yang sangat ingin dihancurkan.

Keadaan ini membuat frustrasi dan Langdon merasa mereka harus mencari bantuan. Satu-satunya orang yang terpikir hanyalah Leigh Teabing, seorang sejarawan berdarah biru yang masih memiliki garis keturunan Raja. Pertanyaannya: Bisakah Teabing dipercaya? Maukah ia menyelamatkan Langdon dan Sophie dari kejaran polisi? Dan mampukah ia menjaga kerahasiaan di balik kode dan simbol Jacques Sauniere yang secara perlahan dapat Langdon dan Sophie pecahkan?

****

Teka-teki adalah apa yang membentuk novel ini secara keseluruhan. Sejak bab Prolog, saya sudah bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi? Buku ini akan menceritakan apa? Apa yang ditawarkan? Sebenarnya The Davinci Code adalah kode yang seperti apa dan untuk apa ia dibuat? Memang dari judulnya saja kita akan langsung tahu bahwa kita akan diajak bertualang ke negeri yang penuh dengan tanda tanya dan teka-teki rumit. Akan tetapi pembunuhan pada bab pertama awalnya justru membuat saya berpikir bahwa buku ini akan menyajikan cerita detektif dan penyelidikan, namun ternyata lebih dari itu.

Membaca The Davinci Code hampir secara total membuat saya tidsk dapat membedakan mana fiksi mana fakta. Dapat dikatakan bahwa delapan puluh persen buku ini memyampaikan fakta yang dibalut fiksi akan tetapi saya tidak dapat memastikan. Meskipun disebutkan bahwa dokumen, dan tempat dalam buku ini adalah akurat. Sejarah yang diungkapkan adalah sesuatu yang baru dan belum pernah saya baca atau pelajari secara mendalam. Beberapa di antaranya sudah sering saya dengar seperti penyatuan laki-laki dan perempuan untuk mencapai keseimbangan alam yang dalam kepercayaan China disebut sebagai Yin dan Yang, Freemason, penyembahan teradap alam dalam hal ini matahari, Konstantin akan tetapi pendeskripsian yang mendetail tentangnya baru kali ini saya dapatkan. Belum lagi buku ini membahas sejarah panjang keagamaan ( tentu saja ini akan mengundang kontroversi).

Namun demikian saya senang sudah menyelesaikan buku ini. Tidak hanya menawarkan petualangan, akan tetapi ilmu pengetahuan juga banyak terkandung di dalam. Beberapammembuat kita berpikir, beberapa membuat kita membandingkan dengan apa yang telah kita pelajari, bahkan beberapa membuat kita paham bahwa memang cerita dan sejarah akan selalu ada banyak versinya.

Alur cerita yang panjang namun terjadi dalam waktu yang tidak sebentar adalah hal yang paling menarik menurut saya. Kalau diestimasi mungkin kisah Langdon dan Sophie adalah perjalanan pemecahan teka-teki yang bahkan tidak memakan waktu satu minggu!! Ajaib sekali, kan, bisa memproduksi e-book setebal 436 halaman. Selanjutnya pergantian scene untuk peristiwa yang terjadi dalam waktu yang sama namun di tempat berbeda buat saya sengatlah cerdas. Tidak membuat kita bertanya-tanya dengan apa yang sedang dilakukan si A setelah ia melakukan tindakan sedemikian rupa dan apa yang terjadi dengan si B setelah ia tahu bahwa si A melakukan tindakan yang tidak semestinya.

Buku ini termasuk memiliki banyak tokoh yang perannya betul-betul mengisi fungsinya dalam membangun cerita, di antaranya: Robert Langdon, Sophie Neveu, Jacques Sauniere, Leigh Teabing, Silas, Uskup Aringarosa, Bezu Fache, Andre Vernet, dan Letnan Collet. Ajaib juga saya hampir bisa ingat semua tokoh yang sangat berperan dalam buku ini kecuali pelayan Leigh Teabing yang secara tak terduga hanya mengejar kemewahan dunia saja. Dari semua tokoh yang ada, favorit saya adalah Letnan Collet 😁.

Kaget nggak? Kenapa malah suka tokoh yang bahkan namanya nggak disebutkan dalam penjelasan di atas? 😆

Memang tokoh utama dalam buku ini adalah Robert Langdon dan Sophie Neveu, akan tetapi pesona keduanya adalah pesona yang tak perlu lagi dicari apalagi digali. Segalanya sudah terpancar secara alami dan juga sudah tercermin dari status dan kecerdasan keduanya. Sophie sudah lama mempelajari kriptologi, Langdon adalah intelektual yang sudah lama melakukan penelitian dalam bidang seni dan simbol yanh terkandung di dalamnya. Tapi Letnan Collet adalah tokoh pembantu yang entah mungkin sengaja dibuat untuk menjadi sasaran kemarahan Sang Kapten, Bezu Fache. Penyelidikan yang melibatkan Collet hampir selalu mengundang senyum dan geli di hati saya meskipun itu sama sekali bukan adegan yang patut ditertawakan. Namun, kehadiran Letnan Collet sudah cukup membuat buku ini punya unsur lucu yang aneh. Saya juga nggak mengerti tapi Letnan Collet terasa seperti balita lucu yang baru mulai ditumbuhi gigi susu. Kecerdasan dan logikanya yang bagi saya polos membuatnya menjadi tokoh yang menggemaskan😍.

Tokoh utama dan saya inginkan untuk menang tetaplah Sophie dan Langdon tapi tokoh favorit saya adalah sang Letnan 😆. Selain tokoh favorit ada juga tokoh yang mengundang rasa tidak suka dan kasihan di saat bersamaan. Silas! Albino yang merasa tercerahkan setelah bertemu dengan Organisasi Opus Dei dan Uskup Aringarosa. Pembersihan yang dilakukan dengan mencambuki diri sendiri dan melukai diri adalah hal yang bagi saya tidak masuk akal. Scene yang membawa nama Silas secara perlahan selalu membentuk rasa ngeri dan nyeri pada diri saya.

Selain itu, Bezu Fache, terlebih Leigh Teabing adalah tokoh-tokoh yang banyak memberi saya kejutan. Akan ada banyak spekulasi tentang sikap Bezu Fache namun Leigh Teabing adalah tokoh yang keberadaannya sama sekali tidak pernah saya perhitungkan ataupun cemaskan. Kecemasan itu justru tertuju pada Uskup Aringarosa, dari awal sampai terkuaknya sesuatu, ia adalah tokoh yang keberadaannya paling saya takutkan. Pertanyaan tentang langkah apa yang akan diambilnya dan apa dampaknya selalu mengiringi pergerakan Sang Uskup. Seperti Fache yang ditipu Sophie, saya juga sudah "tertipu" oleh permainan Brown.