Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 29 November 2016

,
Judul Buku: 57 Detik
Penulis: Ken Terate
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desain Ilustrasi dan Sampul: Yustisea
Terbit: 2009
Tebal Buku: 232 hlmn; 20 cm
Kategori: Teenlit
Versi: Ebook
ISBN-10: 979-22-4632-0
ISBN-13: 978-979-22-4632-2
Rating: 4/5

Kehebatan Tiga Remaja Menghadapi Bencana
JOGJA, KORAN REMAJA - Aji, Ayomi, dan Nisa adalah remaja "biasa", kayak kita-kita gitu deh. Mereka mengaku kadang bosan dengan hari-hari mereka. Sekali-sekali mereka pengin juga mengalami kejadian seru. Tapi tentu saja bukan seru yang menyengsarakan seperti GEMPA. Namun, itulah yang terjadi! Gempa itu tiba-tiba datang dan mengacaukan semuanya. Cuma 57 detik, tapi akibatnya begitu mengerikan. Petualangan luar biasa terpaksa mereka jalani. Apa aja cerita mereka? Bagaimana mereka bertahan? Apa ada kejadian lucu dalam tragedi ini? Berikut wawancara dengan mereka.

Tanya: Waktu gempa rasanya seperti apa? 
Aji: Seperti ditabrak buldoser.
Ayomi: Seperti naik roller coaster... tanpa sabuk pengaman.
Nisa: (lirih) seperti sulap.

Tanya: Apa yang membuat kamu paling sedih?
Aji: Bencana itu rasanya nggak adil, seperti selalu menimpa orang yang sudah susah.
Ayomi: Aku nggak bisa menari lagi, padahal menari adalah hidupku.
Nisa: (lirih juga) Sahabatku Aisyah... dia... (tidak berhasil melanjutkan)

Tanya: Apa hikmah yang bisa kamu dapatkan?
Aji: Akhirnya gue tau apa yang gue inginkan, setelah gue capek memenuhi harapan orang lain.
Ayomi: Dapet pacar baru.
Nisa: Aku sadar aku sangat sayang pada keluargaku, meski mereka sama sekali nggak keren.


Wow! Petualangan mereka bener-bener seru dan menarik untuk disimak. Misalnya, Nisa yang harus bertahan di puing-puing tanpa makanan lebih dari sehari-semalam, lalu Aji yang jadi relawan dadakan, dan Ayomi yang merasa dunianya hilang sekejap gara-gara isu tsunami fiktif. 
Oh iya, ada cerita-cerita lucu dan romantisnya juga lho.

ULASAN

Nisa adalah salah satu anggota cheerleaders yang cukup terkenal di sekolahnya. Posisinya sebagai flyer membuat dia selalu jadi pusat perhatian setiap kali tampil. Hanya saja, kehidupannya di rumah sangat berbanding terbalik dengan kesahariannya di sekolah. Tinggal di Bantul dengan rumah yang sederhana, Ibu yang cerewet, Ayah yang lebih peduli pada warung besarnya ketimbang mengantar anaknya ke pesta ulang tahun temannya membuat Nisa selalu mengeluhkan hidupnya. Menggerutu sudah jadi khas Nisa apalagi soal bangun pagi. Ibunya selalu panik kalau Nisa terlambat beberapa menit saja. Belum lagi kehadiran Ayomi, mantan temannya yang anak anggota DPR yang sayangnya menyebalkan. Iya, Ayomi itu MANTAN teman Nisa, entah sudah berapa lama mereka nggak bertegur sapa.

Ayomi, sama seperti Nisa adalah anggota cheerleaders juga. Sayangnya, kemampuan menari Ayomi nggak sebagus Nisa, bahkan nyaris nol. Keberuntungan banget Ayomi bisa masuk tim pemandu sorak dengan gerakannya yang kaku dan lebih banyak salah. Tak heran saat gerakan posisi, ia selalu di bawah dan paling belakang pula! Hal itu menjengkelkannya, karena nggak ada satu pun kemampuan yang ia miliki kecuali cheerleading. Hanya itu yang bisa membuat Papanya yang super sibuk bangga, namun kehadiran Nisa membuat ia nggak bisa mecapai posisi flyer. Hal yang membat Ayomi sebel banget sama Nisa yang sok itu. Mama Ayomi juga menyebalkan. Masa, menjelang ulang tahunnya yang keenam belas, Mama lebih memilih belanja sama Ibu ibu Dharma Wanita ketimbang menemaninya. Sama seperti Nisa, Ayomi juga mengeluhkan hidupnya, nggak ada asyik-asyiknya.

Aji adalah mahasiswa kedokteran UI yang tidak menyukai rutinitasnya. Tugas yang segunung membuatnya stres dan rasanya ingin berhenti kuliah saja. Aji merasa lelah selalu memenuhi kebutuhan harapan orang lain dengan prestasinya. Aji bosan dan juga mulai mengeluhkan hidupnya yang menurutnya nggak berjalan seperti yang ia inginkan. Untuk itu, ia memutuskan untuk lari sejenak. Liburan, menghilangkan penat. Yogyakarta jadi pilihannya, namun bukannya refreshing, Aji justru berhadapan dengan bencana yang tak pernah diprediksinya. Pukul 5.55 pagi, keesokan hari setelah Aji sampai di Jogja, gempa berkekuatan 5.7 SR memorakmorandakan segalanya, termasuk kebahagiaan di kota itu. Dan, seperti Aji, Nisa dan Ayomi juga terkena gempa. Apalagi Nisa, yang tinggal di daerah Bantul, salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah.

Dalam 57 detik, segalanya berubah. Kaki Ayomi patah, rumah Nisa ambruk, rencana liburan Aji berantakan.

****

Sejak masih SMK dulu, buku ini udah sering lewat di depan mata kalau berkunjung ke toko buku. Entah kenapa nggak pernah terpikirkan untuk membelinya, dan benar-benar menyesal baru baca sekarang. Tapi bersyukur juga saya nggak kehilangan kesempatan membaca buku sebagus ini. Jujur saja, saya suka gaya penulisan Ken Terate. Bentuknya yang seperti diary benar-benar bercerita. Dengan sudut pandang orang pertama tunggal dari setiap tokoh utama, kita benar-benar bisa menghayati cerita dan menyatu dengan kisah yang ada.

Seperti dalam buku ini, saya nggak hanya diajak bertualang tapi juga diajak berduka untuk gempa yang menghantam Jogja. Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata tahun 2007 silam saat gempa di pagi buta memorakmorandakan Yogyakarta. Saya benar-benar terhanyut dan seperti Nisa, Aji dan Ayomi, ikut terluka membayangkan apa yang Yogyakarta alami. Saya belum pernah terjebak dalam gempa yang meluluhlantakkan tapi saya tahu rasanya ketakutan kala bumi terguncang. Beberapa kali saat saya masih tinggal di Manado, terjadi gempa yang cukup kencang dan membuat pusing, serta isu tsunami bawaan Jepang pada tahun 2011. Saya tahu bagaimana rasanya disergap ketakutan akan bencana, apalagi kalau saat sekeliling kita sudah porak poranda.

Saya sangat mengapresiasi Ken Terate atas tulisannya ini. Mungkin memang terlambat sekali bagi saya untuk berduka 9 tahun setelah bencana itu terjadi, namun mungkin juga buku ini sengaja ditulis untuk mengecek apakah pintu hati kemanusiaan dan nurani kita masih berfungsi. Agak malu mengatakan, tapi ceritanya benar menghanyutkan dan ikut membuat saya sedih bahkan menangis. Belum lagi selipan beberapa foto para korban gempa, benar-benar membuat hati terenyuh dan pilu.

Terdapat tiga tokoh utama dalam buku ini yang masing-masing berperan sebagai pencerita juga sangat saya sukai. Meski sama-sama mengeluhkan hidup masing-masing, karakter yang kuat dan gaya bercerita yang berbeda benar-benar membedakan ketiga tokoh ini. Mereka unik dengan caranya masing-masing. Bukunya sangat asyik dan memiliki pesan moral yang sangat mendalam, hal yang paling ditekakan adalah bersyukur dan senantiasa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami. Buknya keren, teenlit yang mampu mengetuk pintu hati kemanusiaan pembacanya. Ada beberapa kesalahan penulisan dan inkosistensi dalam penyebutan diri sendiri misal yang mulanya aku jadi gue atau kamu jadi elo, padahal itu dilakukan oleh tokoh yang biasa ngomong aku-kamu atau gue-elo, tapi itu nggak mengganggu. Jumlahnya juga tidak banyak. 

Kutipan favorit dari buku ini juga tentu saja ada, yakni:
1. Aduh, betapa murahnya harga pertemanan. Semangkuk mi ayam aja udah bikin mereka lengkat padaku - Ayomi, hlmn 60
2. Sepanjang siang itu Aisyah terlihat shock, tapi juga sangat kuat. Mungkin kalau itu terjadi padaku, aku sudah pingsan atau menjerit-jerit histeris. Atau bunuh diri - Nisa, hlmn 90
3. Ndak apa-apa kok, Mas, kalau sudah mati. Itu lebih baik, daripada dia tahu kami ndak punya rumah lagi - Korban Gempa, hlmn 116
4. Bagaimana mungkin kematian menjadi jalan yang lebih baik? - Aji, hlmn 116
5. Gimana gue mau lapar kalau yang gue lihat adalah darah dan luka-luka menganga? Tapi, untuk meolong orang lain, elo harus menolong diri lo sendiri dahulu. Itu prinsip pertolongan di mana pun - Aji, hlmn 118
6. Jadi, begini rasanya kelaparan. Kelaparan itu beda dengan lapar, asal tahu saja. Kelaparan itu lapar tanpa tahu kapan kamu bisa makan lagi. Ketidakpastian itu yang membuat akal sehatmu lenyap. Dan ketika ada makanan di depanmu, ingin rasanya kamu menerkam semua dan membunuh yang lain supaya kamu bisa mendapat semua makanan di hadapanmu - Nisa, hlmn 132
7. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menyadari rumah tidak hanya bangunan semata. Rumah adalah sejarah - Nisa, hlmn 140
8. Manusia memang mesin yang sangat menakjubkan. Sangat adaptif dalam segala cuaca. Tetap bertahan dalam situasi yang paling tidak mungkin - Nisa, hlmn 147
9. Kita ini kan milik-Nya. Dia mau banting kita, mau nenggelamin kita dengan tsunami, atau mengirim badai salju, itu kan hak prerogatif-Nya, bukan?

Pada kutipan yang kesembilan ini, saya sejenak me-review dan menyadari esensi ikhlas yang sebenarnya. Memasrahkan segalanya dan yakin bahwa segala sesuatu berjalan sesuai kehendak Tuhan mungkin adalah ikhlas yang sesungguhnya.

10. Manusia memang punya sisi masokis, menikmati kesengsaraan, tentu saja kesengsaraan orang lain - Aji, hlmn 219
11. Bencana itu telah mengajarkan sesuatu. Bahwa hidup ini begitu berharga sekaligus rapuh - Aji
12. Tidak ada hari buruk untuk Bumi. Hujan, panas, badai, bahkan gempa sama-sama dibutuhkan Bumi. Hari buruk itu hanya untuk manusia yang egois dan gemar mengeluh - Aji, hlmn 220
13. Ingatan adalah sesuatu yang sangat aneh. Ia sering melupakan hal yang seharusnya diingat, seperti tumus trigonometri, dan justru terus mengingat hal-hal yang sangat ingin kita lupakan, seperti tragedi gempa - Nisa, hlmn 223

Kalau mau dapat sesuatu, ya kamu harus berjuang untuk mendapatkannya. Korban bencana aja yang super-duper sengsara, terus memperjuangkan hidup mereka. Masa kita nggak?

Berikut ada beberapa foto-foto para korban gempa yang terdapat dalam bukunya








Miris banget, ya lihatnya. Bukunya sangat saya rekomendasikan deh. Rugi kalo nggak baca :))

Senin, 28 November 2016

,
Judul Buku: Best of The Best
Penulis: Luna Torashyngu
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desain dan Ilustrasi Sampul: Yustisea Satyalim
Terbit: 2009
Kategori: Teenlit
Versi: Ebook
ISBN: 978-979-22-4250-8
Rating: 3/5

Gara-gara dikerjain kakak kelasnya yang anggota cheerleaders saat OSPEK, Reina jadi benci pada semua anggota cheers. Menurutnya, anggota cheers cuma pintar dandan dan otaknya nggak ada isinya. Anggapan ini makin diperkuat perseteruannya dengan Tasha dan gengnya yang memang anggota cheers.

Tapi kemunculan Muri, anak baru yang model dan langsung bergabung dengan ekskul cheers, meruntuhkan anggapan Reina itu. Muri sangat ramah dan bersahabat dengannya, Muri juga menengahi perseteruan Reina dan Tasha. Tapi sepertinya Muri diam-diam menyembuntikan sesuatu....

Sementara itu di mana-mana di Indonesia perusahaan dan instansi negara heboh karena sistem komputer mereka kacau balau dihajar hacker. Apakah kekacauan ini ada hubungannya dengan sesuatu yang ditutup-tutupi Muri itu?

****

Pertemuan Reina dan Muri bermula saat tim eksul Ekskursi berencana megadakan camping di lereng gunung Papandayan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, mereka tentu saja harus mengajukan proposal untuk perizinan dan juga untuk memeroleh dana kegiatan. Di samping ekskul Elskursi, anak-anak cheers ternyata juga berencana mengadakan gathering di Lembang. Mereka juga harus mengajukan proposal. Dan atas informasi Agung, ketua OSIS yang naksir salah satu anak cheers, mereka mendapat persetujuan. Anak-anak ekskursi juga sebenarnya dapat persetujuan, hanya saja perlakuan terhadap proposal mereka yang lebih mengarah pada edukasi dibanding anak-anak cheers yang kebanyakan cuma buat liburan sambil nongkrong nggak sama. Mereka cuma dapat dana kurang dari dua juta rupiah, sementara tim cheers dapat dana sepuluh juta.

Reina sempat protes pada Agung, tapi nggak bisa berbuat apa-apa. Sudah untung proposalnya lolos. Tapi ternyata, Muri salah satu anak baru yang populer dan juga anggota cheers bersedia membantu Reina. Tempat gathering tum cheers diusahakannya untuk dipindahkan ke gunung Papandayan digabung dengan anak-anak ekskursi sehingga biaya pengeluaran mereka bisa lebih ditekan.

Bantuan yang Muri berikan itu secara perlahan membentuk hubungan pertemanan antara Reina dan Muri. Sebenarnya Reina nggak menganggap begitu, tapi Muri sangat baik kepadanya. Dia juga nggak segan membantu Reina kalau digencet Tasha, salah satu kandidat kapten cheers yang sombong dan sayangnya kini kalah pamor dari Muri yang berwajah indo. Tapi pertemanan Muri dan Reina tidak dilandasi kejujuran. Ada hal yang Muri tutupi dan sembunyikan selama ini.

ULASAN

I can't belive this! Saya baca teenlit lagi setelah sekian lama, penulisnya Luna Torashyngu pula!  Yah walaupun sudah bukan remaja lagi, nggak apa-apa dong baca kisah mereka buat nostalgia kalau pernah muda juga hihi. Seperti khasnya Luna, beliau memang selalu menghadirkan kisah remaja yang tidak biasa. Kalau selama ini baca teenlit nyaris selalu identik dengan kisah cinta yang berbunga-bunga merah muda, Luna Torashyngu adalah penulis teenlit yang sangat irit kalau sudah berhubungan dengan adegan cinta. Bahkan di buku ini hampir nggak ada. Saya sudah baca semua seri Lovasket dan D'Angel dan terbukti kisah cinta di dalamnya sangat sedikit. Tapi tetap saya baper baper manja bacanya haha

Dalam buku ini, sejak awal saya sudah bisa sedikit menebak siapa pelaku hacker yang dimaksud dalam blurb, namun di awal-awal cerita, saya kembali meragukan tebakan saya. Pasalnya, ada adegan yang saya pikir akan mampu membuat seseorang yang cerdas melakukan sesuatu yang salah termasuk membobol jaringan suatu perusahaan demi mendapatkan uang. Pada akhirnya keraguan saya itu terpatahkan dan teori saya terbukti masih benar-benar hasil analisis amatiran. Jalannya nggak seperti itu, sama sekali berbeda.

Jujur saja, saya kurang bisa dapat feel saat baca buku ini. Berbeda dengan saat saya baca D'Angel dan Lovasket. Mungkin karena energi ketegangan yang disalurkan buku ini terasa kurang dibanding seri buku Luna yang saya baca sebelumnya, terutama D'Angel. Dan agak bingung juga karena nggak tahu urutan seri Beauty and The Beast yang ini. Selain baru tahu bahwa Golden Birds adalah kelanjutan dari buku ini, saya nggak tahu Best of The Best seri yang keberapa. Pertama atau bukan. Kalau bukan berarti sudah jelas jawaban kebingungan saya, karena nggak baca secara urut. Apalagi mengingat Luna Torashyngu hampir selalu menulis cerita remaja berseri. Lovasket saja ada tujuh seri kalau nggak salah ingat.

Yah pada akhirnya walaupun termasuk kurang greget saat bacanya, ada banyak pertanyaan tentang tokoh-tokoh dalam buku ini yang becokol di kepala saya, membuat saya harus bersabar menunggu antrian baca Golden Birds yang masih berjumlah sepuluh orang, saya orang kesebelas. Sepuluh dikali dua, berarti saya masih harus menunggu dua puluh hari lagi untuk bisa membaca kelanjutan buku ini. FYI, saya baca bukunya menggunakan aplikasi perpustakaan nasional atau Ipusnas yang bisa diunduh lewat playstore. Benar-benar langkah cerdas untuk membudayakan baca bagi masyarakat yang sebagian besar kini berkawan sejati dengan gadget-nya. 

Ada kekurangan dalam buku ini yang saya temukan. Penggunaan kata ganti penyebutan diri sendiri yang seringkali berubah terkadang terasa mengganggu. Misal Veni teman sekelas Reina yang biasa berbicara pakai gue-elo tiba-tiba jadi pakai aku-kamu dan lanjut gue-elo lagi. Muri juga begitu. Kemudian pada halaman 152, headline mading tentang kabar penangkapan Tasha karena diduga terlibat narkoba juga ada kesalahan. Disitu tertulis bahwa Tasha adalah Kapten Cheers SMA 76 padahal sudah jelas bahwa yang terpilih adalah Muri, bukan Tasha.

Lalu pada halaman 170 saat Muri bercerita tentang Dian, saat masih di pemakaman, Muri menyebutkan bahwa Dian lima tahun lebih tua darinya, namun saat melanjutkan cerita utuhnya pada Reina, ia menyebut bahwa Dian empat tahun lebih tua darinya. Dan terakhir pada halaman 190, babak final cerdas cermat antara SMA 76 dan SMA 3. Saat juri memberikan instruksi:

Jadi silakan setiap tim membuat soal mata pelajaran apa saja, yang dianggap paling rumit dan ngejelimet dalam waktu lima belas menit.....
Saya rasa penggunaan kata ngejelimet disini kurang pas. Karena ini adalah acara formal, lomba cerdas cermat jadi meski novel remaja, bahasanya nggak harus terlalu diremajakan kalau adegannya formal dan membutuhkan pembicaraan atau pengumuman secara formal pula.

Dari setiap kekurangan yang ada, bukan berarti buku ini nggak memberikan pesan-pesannya. Secara tersirat dan tersurat ada pesan yang disampaikan buku ini. Beberapa bagian yang saya sukai adalah

Inti dari sebuah hubungan adalah kejujura. Tanpa kejujuran, percuma kita berteman. 
Reina nggak percaya ada cewek yang sempurna. Cantik kayak bidadari, berbadan ideal kayak model, tapi berotak secemerlang Einstein, atau minimal mirip Habibi lah... Paling nggak dia belum menemukan cewek kayak gitu seumur hidupnya kecuali di film-fim.

Nyatanya teori Reina di atas bisa dipatahkan dan hal ini membuktikan bahwa ada hal-hal yang dianggap nggak mungkin atau nggak wajar bisa menjadi sangat waras. Mengajarkan untuk nggak menilai sesroang dari penampilannya. Bahwa penampilan nggak bisa dijadikan patokan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.

Saya masih penasara dengan kelanjutan buku ini, karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Tokoh utama dan kehadirannya terlalu misterius untuk diabaikan :)) 

Minggu, 27 November 2016

,
Judul Buku: Cinta Brontosaurus
Penulis: Raditya Dika
Penerbit: Gagas Media
Penyunting: Windy Ariestanty
Desain Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Terbit: 2006
Tebal Buku: viii + 152 hlmn; 11.5 x 19 cm
Kategori: Kumpulan Cerita
ISBN: 979-780-059-8
Rating: 3/5

...
Ada satu adegan yang mengharuskan gue berantem ama orang di depan orang banyak. Gue akting dengan segenap jiwa raga.

Dengan menyeimbangkan antara emosi dan karakter.
Dengan masuk ke jiwa sang tokoh.
Dengan total.
Layaknya Tom Krus minum Irex. Uoh!

Setelah syuting selesai, gue tanya ke Mister, salah satu temen yang ada di lokasi syuting.
'Gimana tadi acting gue pas berantem, keren, ya?' tanya gue pede.

'Kayak babi lepas,' jawab dia santai.

****


Sebenarnya sih popularitas Raditya Dika menurut gue (karena bukunya pakai bahasa gue-elo jadi menyesuaikan) membuat beliau nggak membutuhkan lagi yang namanya review buku untuk membuat orang teratarik buat baca, mungkin nih kalo ada yang kasih dua bintang buat buku barunya, orang-orang yang mau baca malah semakin nambah. Bukan apa-apa, penasaran aja kenapa bisa dikasih rating rendah. Saking populernya Bang Dika, nih.

Jujur gue shock waktu tahu buku ini terbit tahun 2006. Berarti sudah lama sekali, sudah sejak gue SMP kelas VII, hal ini membuktikan bahwa Raditya Dika sebenarnya sudah sangat tua tapi entah kenapa hingga kini masih bergaya layaknya anak muda. Ini gue mau bikin review atau menghina penulisnya sih sebenernya wkwk

Walaupun baru nulis review-nya sekarang, sebenernya seinget gue, gue udah pernah baca buku ini waktu gue masih zaman kuliah empat tahun lalu (walaupun udah pakai toga gue masih muda dan unyu kok). Waktu itu bacanya hasil pinjeman. Dan berhubung beberapa waktu lalu gue dihadiahkan buku ini oleh seorang teman dari perpustakaan pribadinya, maka gue memutuskan untuk membaca ulang. Hitung-hitung buat hiburan dan bahan tertawaan, Hidupnya Bang Dika terlalu mengenaskan lucunya untuk dilewatkan. Walaupun review-nya sudah pasti akan out of date, gue bakal tetap update karena seterkenal-terkenalnya Raditya Dika, pasti masih ada orang yang nggak mengenalnya. Tetep kalah pamor sama Aliando yang gantengnya bikin mimisan itu.

Buku ini berisi kumpulan cerita yang didasarkan pada kehidupan nyata. Tentu aja dengan tambahan bumbu komedi di dalamnya. Nggak tahu apakah ada tambahan unsur fiksinya atau tidak, tapi yang jelas isi bukunya sangat menghibur dan juga memberikan pencerahan pada beberapa bagian. Seperti buku Bang Dika yang sudah pernah gue baca sebelumnya, kisah-kisah hidupnya yang dituliskan dalam beberapa bab buku sebagian besar ditutup dengan kata bijak atau bahan renungan. Hal ini membuat gue berpikir bahwa Raditya Dika adalah orang yang selalu menagmbil pelajaran pada setiap hal yang dialaminya. Selalu berkaca pada masa lalu yang sudah pernah dilewatinya. Memalukan ataupun menyedihkan. Bikin gue bertanya-tanya juga apakah hidupnya memang selalu penuh kisah imut imut menggemaskan seperti yang tertulis dalam buku-bukunya?

Gaya penulisan dalam buku ini seperti penulisan diary. Menggunakan bahasa yang santai, kekinian dan mudah dimengerti. Hal yang bikin buku ini asik dibaca untuk menghilangkan penat. Bukunya bisa membuat orang tertewa meski dalam keadaan terlilit hutang pada rentenir sekalipun. Perumpamaan yang diguakan juga buat gue sangat kreatif. Nggak pernah gue kepikiran akan muncul perumpamaan asing dan aneh juga bisa bikin ngakak. 

Ada beberapa bab dalam buku ini yang menjadi favorit gue di antaranya:

Cinta Brontosaurus
Berjudul sama dengan judul bukunya. Memberikan pesan yang mendalam tentang makna cinta dan kepolosannya yang terdapat pada anak kecil, serta bagaimana wujudnya pada dunia orang dewasa. Cinta yang primitif kalau kata penulisnya.

Di Balik Jendela
Menurut gue ini bisa disebut sebagai bab yang mengajarkan kita untuk memasang deadline dalam berduka karena cinta. Patah hati boleh, tapi nggak boleh lama-lama. Seperti Raditya Dika yang memutuskan untuk melupakan mantannya sesaat setelah ia turun dari bis.

Venus
Bab ini lebih pada menceritakan betapa ngenesnya ditolak cinta karena perbedaan strata. Tapi pelajarannya adalah bagaimana tentang cara berlapang dada, menerima kenyataan bahwa orang yang kita suka itu sah-sah aja nggak suka balik sama kita.

Kantong Ajaib
Ini juga adalah bab yang paling gue sukai. Quote penutupnya jleb abis dan jujur aja sempat membuat gue memikirkan hubungan gue dengan seseorang yang sekarang lagi chat haha hihi sama gue, tapi untungnya bab ini nggak sampai membuat gue mengambil keputusan yang sama seperti Cyn.

Di saat ini, gue menyadari, mungkin Cyn butuh Doraemon, untuk membantu Cyn membentuk cowok yang dia mau, lengkap dengan kacamata frameless dan jaket yang selalu cowok itu pakai. Di saat ini, gue juga menyadari, mungkin gue butuh Doraemon, untuk mencoba mengerti kenapa orang tidak bisa mencintai seseorang for what he is, not for what he should be.
Bab Satu sampai Seratus  juga masuk jajaran favorit karena sukses bikin gue ngakak dengan kebegoan di dalamnya, plus bab Banana juga. Jujur gue penasaran sama si Abu yang hiperaktif itu. Penasaran gimana bandelnya dia dan swear dia berasa imut banget waktu mohon ke Dika buat nggak ngaduin ke nyokapnya masalah barang yang dia pecahin. 

Cinta Kucing adalah satu-satunya bab yang bikin gue bersedih. Pada bab ini gue mendapat pelajaran bahwa bagaimana penampilan bisa mempengaruhi kasih sayang yang diberikan. Gue sedih waktu Pupus dibuang. Keinget kucing sepupu gue namanya Sinchi yang pinter banget, kucing atasan gue namanya Valak yang iseng banget dan si Cemong, kucing pacar gue yang gendut, bulet dan nggak bisa langsing. Sungguh bang Dika tega buang Pupus hanya karena tergoda oleh kepersiaan Neko.

Secara keseluruhan bukunya seru walaupun pada beberapa bagian gue temukan typo. Juga pada bab X + Mak Comblang = Y, penggunaan kata gue tiba-tiba jadi gua lalu jadi gue lagi. Emang sih artinya sama, lagian ga beda jauh tapi berasa kurang enak aja bacanya kalo penyebutan diri sendiri berubah gitu padahal orangnya sama.

Sabtu, 26 November 2016

,
Judul Buku: Pulang
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika Penerbit
Editor: Triana Rahmawati
Terbit: 2015
Kategori: Novel/Penunjang Kepustakaan Umum
ISBN: 9786020822129
Rating: 4/5

"Aku tahu sekarang lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memluk erat semua kebencian dan rasa sakit.

"Selalu ada hal baru yang bisa direnungi dan dipahami dari novel-novel Tere Liye." - Pulin Sri Lestari, ibu rumah tangga
"Saat ini kita cenderung tidak lagi peduli pada banyak hal, namun novel-novel Tere Liye membantu kita untuk melihat lebih dalam dan peduli." - Tiara, guru/dosen
"Kayak buku pelajaran, tapi seru. Mamah kamu nggak akan ngamuk kalau kamu baca novel-novel Tere Liye." - Khoerun Nisa, siswi SMA
"Membaca novel-novel Tere Liye seperti pulang ke rumah. Berapa jauh pun kaki melangkah, selalu ingin kembali." - Evi, buruh migran Indonesia 
****

Bujang baru berumur lima belas tahun ketika rombongan Tauke Muda, teman Bapaknya berkunjung ke Bukit Barisan, desa tempat Bujag tinggal. Kunjungan itu bertujuan untuk memburu babi-babi hutan yang kerap menjarah hasil pertanina masyarakat Bukit Barisan. Babi-babi itu meresahkan, jumlahnya ratusan. Tauke Besar adalah teman Bapak Bujang saat Bapaknya masih muda dan bekerja di kota dulu, beliau datang bersama anak buahnya dan bersama beberapa warga lainnya mereka hendak bertolak ke hutan. Melihat tubuh tinggi tegap Bujang yang baru berusia lima belas tahun, Tauke Muda mengajak Bujang turut serta. Mamak yang begitu penyayang tidak mengizinkan, tapi karena paksaaan Bapak dan Bujang juga memang ingin ikut, akhirnya Mamak merelakan denga pesan agar Bujang tidak boleh ikut berburu babi. Ia hanya boleh menonton.

Sesampainya di hutan, mereka langsung membagi kelompok untuk mencari babi-babi tersebut. Dan ternyata sangatlah mudah, babi-babi itu tunduk di bawah senjata Tauke Muda dan tombak para anggota pemburu. Bujang hanya menonton adegan berburu itu karena teringat pesan Mamak. Namun tak disangka, keadaan berbalik. Kemunculan babi-babi sebesar sapi membuat para pemburu kelimpungan bahkan ada yang sampai tewas. Bujang yang tidak tahan akhirnya ikut serta dalam pertempuran.

Mereka menang! Bujang menang atas babi yang bahkan lebih besar dari tubuhnya. Tauke Muda amatlah bangga, Bapak juga. Namun Mamak tidak. Mamak menangis melihat Bujang terluka di begitu banyak bagian tubuhnya, dan lebih menangis lagi saat Tauke Muda meminta Bujang untuk ikut dengannya. Bujang sudah lima belas tahun dan tidak pernah kenal bangku sekolah, Tauke Muda akan berikan itu dan juga akan melatih Bujang supaya bisa sekuat Bapaknya dulu ketika masih muda. Mamak tidak rela. Bujang adalah putra satu-satunya, namun lagi-lagi karena Bapak yang memaksa dan Bujang yang memang ingin ikut Tauke Muda, Mamak pun kembali merelakannya.

****

Kalau ditanya karya siapa yang ingin saya baca semuanya, jawabannya mungkin akan jatuh ke nama Tere Liye. Sudah sejak lama saya mengagumi penulis yang serba bisa ini. Berbagai genre dan variasi tema cerita yang beragam membuat saya tidak pernah bosan membaca novel-novelnya. Begitu pula dengan novel Pulang ini. Sebagaimana yang kita tahu, kata pulang selalu memiliki makna yang mendalam dan sudah sejak membaca judulnya saya penasaran buku ini akan menggiring saya ke cerita kepulangan yang seperti apa.

Kehidupan para bandit atau dalam istilahnya shadow economy adalah tema yang diangkat dalam buku ini lewat kehidupan tokoh-tokohnya terutama Bujang. Bujang adalah Bintang novel ini. Tere Liye kembali menghadirkan karakter yang kuat dan penuh semangat, serta berkemauan keras dari tokoh Bujang. Kalau saya perhatikan, tokoh-tokoh dalam novel Tere Liye memang selalu tampil sebagai sosok manusia yang tak mudah menyerah bahkan dalam hal amarah.

Diisi petualangan dan adegan action membuat ceritanya selalu bikin deg-degan. Alur maju mundur yang ada juga sangat menarik. Karena penempaan tokoh utama sudah terjadi sejak ia masih berusia lma belas tahun. Konflik keluarga dan konflik kekuasaan serta ambisi adalah emosi yang banyak mengisi beberapa cerita penting dalam buku ini. Beberapa hal juga melibatkan harga diri dan dendam tak berkesudahan. Hal-hal kecil yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski beberapa adegan mengingatkan saya pada film mafia HongKong, buku ini memiliki warna tersendiri dan sangat asyik untuk diikuti. Banyak pesan moral yang bertebaran di dalam dan yang paling ditekan adalah patuh pada perintah dan pesan orangtua sebagai yang diserahkan amanah terhadap kita, keluarga, cita-cita, persahabatan, pentingnya belajar dan meuntut ilmu, kesetiaan dan pengorbanan. Novelnya quoteable sekali. Yang menjadi pertanyaan adalah tentang keberadaan para pelaku shadow economy, latar belakang para tokoh yang diangkat dalam buku ini. Apakah keberadaan mereka benar-benar ada atau tidak? Saya tidak begitu mendalami isu-isu tabu dalam dunia ekonomi apalagi yang kelasnya dunia  mafia dan Yakuza. Pertanyaan ini semaki kuat dengan adanya percakapan antara sang tokoh dengan cameo yang disebut sebagai Calon Presiden Nomor 2. Beberapa waktu lalu Indonesia memang mengadakan PEMILU dengan Calon Presiden Nomor 1 yang merupakan mantan anggota militer, sebagaimana yang disebut dalam buku ini.

Selain itu tentang peristiwa Mei puluhan tahun silam. Penjelasan pada bagian ini seolah menunjukkan bahwa dalam gerakan Reformasi ada oknum tertentu yang memang sudah mengatur agar peristiwa itu meletus di kemudian hari. Pada titik ini, saya berusaha menarik batas antara fiksi dan fakta namun pada akhirnya saya justru kembali bertanya-tanya. Kemudian penjelasan tentang shadow economy saya rasa porsinya kurang banyak. Memang untuk bisa menjelaskan sesutu hingga ke akar-akarnya, minimal kita sudah harus mengalaminya lebih dulu, tapi saya rasa akan lebih menarik lagi jika hal-hal terkait ilmu pengetahuan dibuat sedikit lebih rinci.

Secara keseluruhan novelnya seru. Akan ada banyak pemahaman baru yang kita dapatkan setelah membacanya. Saya punya beberapa kutipan favorit di antaranya
"Mamak mengizinkanmu pergi. Tapi berjanjilah, kau hanya menonton di hutan sana, Nak. Kau tidak akan melakukan apa pun. Hanya menonton yang lain berburu."
Kutipan ini bagi saya adalah refleksi diri perempuan sebagai makhluk pencemas di antara semua makhluk yang ada di muka bumi.

"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya."
"Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha megalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja."
"Bersabarlah, maka gunung-gunung akan luruh dengan sendirinya, lautan akan kering. Biarkan waktu menghabisi semuanya."
,
Judul Buku: The Playlist
Penulis: Erlin Natawiria
Penerbit: GRASINDO
Penyunting: Septi Ws
Desainer Sampul: Tim Desainer Broccoli
Penata Isi: Tim Desainer Broccoli
Terbit: 2016
Kategori: Novel
ISBN: 9786023756728
Rating: 3/5

BLURB

Musik latar bukan sekadar aksesori bagi Winona.

Ketika food writer lain memusatkan perhatian pada rasa dan tampilan, Winona akan menajamkan telinganya untuk menilai pilihan lagu di sebuah tempat makan. Baginya, lantunan melodi memberi pengaruh besar terhadap suasana hati pengunjung. Semakin sesuai musik latar dengan hidangan, semakin tinggi penilaian yang akan Winona berikan.

Hingga kehidupan Winona berubah saat mengunjungi No. 46. Absennya musik latar dan kemisteriusaan Aries mengusik benak hingga hatinya. Jerat yang coba dia lepaskan justru menariknya semakin dekat dengan pria yang menyimpan duka dan sepi yang terasa familier baginya. Belum cukup disitu, Winona pun harus berhadapan dengan Ethan - pesona dari masa lalu yang mengisi hidupnya dengan kenangan-kenangan manis.

Di antara iringan musik latar dan hidangan-hidangan lezat, Winona harus memilih: menghadapi rasa takut yang terus dia hindari atau kembali ke tempat ternyaman yang melengahkan?

ULASAN

Bekerja sebagai food writer adalah hal yang menyenangkan bagi Winona, meski itu tak menutup fakta bahwa ia terkadang rindu dengan pekerjaan lamanya, jurnalis musik. Dalam melakukan review terhadap beberapa restoran, Winona selalu memberikan penilaian objektif, apalagi jika restoran tersebut memiliki playlist yang menurut Winona sesuai tema, konsep dan makanan yang dihidangkan disana. Namun, suatu hari penilaian objektif itu goyah. Winona menemui jalan buntu. Menggunakan playlist sebagai nilai tambah adalah sesuatu yang membuat review Winona berbeda dan menarik. Namun, suatu hari ia dihadapkan pada restoran yang tidak memiliki playlist. Tidak ada musik atau lagu-lagu indah pengiring disana. Dan menurut pengamatan Winona, itu karena Aries yang tidak suka musik.

Di samping itu, Winona juga harus kembali dihadapkan dengan Ethan, mantan kekasih yang masih ia cintai. Ethan ingin berteman meski mereka sudah berpisah, namun bagi Winona tak ada yang namanya pertemanan antara dua orang mantan. Pendapat yang kemudian terpatahkan karena tanpa diduga, review restoran Aries yang tak memiliki playlist justru membuat Winona kembali berhubungan dengan Ethan. Ethan adalah sosok laki-laki yang sangat lekat dengan musik, bahkan pertemuan dan hubungan lamanya dengan Winona dimulai dari sana, sementara Aries adalah pria yang terkesan sama sekali tidak punya minat bahkan mungkin membenci musik. 

Pertemua-pertemuan secara tidak sengaja antara Aries dan Winona juga tak disangka membuat keduanya dekat? Kedekatan yang pada akhirnya menguak rahasia besar yang secara tidak langsung membuat Winona teribat di dalamnya.

****

Cerita roman ringan yang menghibur dan dapat dibaca kapan saja adalah kalimat yang cocok menggambarkan keseluruhan isi buku ini. Konflik yang terjadi di dalamnya tergolong tidak begitu rumit menurut saya pribadi, namun yang lebih mendominasi adalah segi kulinernya. Sepanjang membaca saya menanti-nanti dan bertanya-tanya tentang konflik uama dalama buku ini. Terkesan penuh misteri namun tidak, saya rasa konfliknya memang sengaja disembunyikan atau ditampilkan menjelang beberapa bab terakhir cerita. Kisah romantis antara Ethan dan Winona di masa lalu juga sering dibahas dalam bentuk flashback. 

Sebenarnya yang menarik dari buku ini bukan konfliknya tapi bagaimana pekerjaan Winona sebagai food writer mempertemukannya dengan laki-laki asing yang di kemudian hari jadi banyak berurusan dengannya, juga bagaimana pekerjaannya membuat ia bisa menyelesaikan masalah pribadinya dengan orang-orang di masa lalunya. Kemudian, karena buku ini memang membahas tentang kuliner, beberapa tempat makan atau mungkin semua yang dibahas benar adanya di Bandung membuatnya jadi menarik. Pembahasan tentang musik sebagai unsur penting dari cerita juga cukup bagus walau memang yang lebih mendominasi tetaplah kulinernya.

Senin, 21 November 2016

,
Judul: W
Judul Lain:더블유
Jadwal Tayang: 20 Juli 2016 s/d 8 September 2016
Waktu: Rabu-Kamis, Pukul 22 (KST)
Genre: Drama, Romance, Comedy
Jumlah Episode: 16
Stasiun TV: MBC
Sutradara: Jung Dae Yoon
Penulis Naskah: Song Jae Jung
Bahasa: Korea
Negara: Korea Selatan
Pemain:

Lee Jeong Sook as Kang Chul

Han Hyo Joo as Oh Yeon Joo

Jeong Eu Gene as Yeon So Hee

Lee Tae Hwan as Seo Do Yoon

SINOPSIS

Oh Yeon Joo adalah seorang dokter bedah yang Ayahnya adalah penulis buku komikterkenal. Suatu hari, ayahnya menghilang dan ia bergegas ke studio untuk mencarinya. Namun, sesampainya disana, alih-alih menemukan Ayahnya Yeon Joo justru menemukan pria aneh bermandikan darah. Dia diculik oleh pria tersebut dan dibawa ke dimensi yang berbeda dengan dunianya.

ULASAN 


Sudah jadi rahasia umum bahwa Korea Selatan adalah salah satu negara yang produk-produknya sangat digilai masyarakat Indonesia. Jika Jepang menang oleh manga dan animenya, maka Korea Selatan seperti sudah menjadi pelopor drama di Indonesia. Drama Korea yang hadir dengan variasi cerita unik dan tak biasa adalah hal yang menurut saya pribadi membuat penonton Indonesia betah memandangi wajah-wajah tampan dan cantik para aktor dan aktrisnya. Yah fisik yang menarik memang menjual di dunia hiburan tapi kalau sudah urusan dengan seni peran, cerita dan akting yang memuaskan juga bisa menjadi patokan.

Seperti para fangirl di luar sana, saya juga adalah salah satu wanita yang menggemari Lee Jeong Sook. Kemunculannya dalam serial drama I Can Hear Your Voice dan Doctor Stranger sudah berhasil memukau saya. Alhasil begitu tahu kalau do'i punya drama baru, seperti orang kesurupan saya langsung mengunjungi beberapa web penyedia jasa download agar bisa menikmati perannya dalam drama W-Two World ini.

Dari segi ide cerita, drama ini memberikan wajah yang unik. Meski sekilas mengingatkan saya pada salah satu drama jebolan tVN berjudul Signal yang memberikan cerita perjalanan lintas waktu, drama W-Two Wolrld menyajikan cerita perjalanan lintas dimensi.

Diceritakan bahwa seseorang bernama Kang Chul, anak berbakat yang berhasil memberikan medali dan mengharumkan Korea Selatan dalam atlet tembak suatu hari didera musibah dan skandal yang secara cepat menurunkan derajatnya hingga ke titik terendah. Ayah, Ibu beserta dua Adiknya ditemukan tewas di kediaman keluarga mereka oleh pistol yang pelurunya menembus kepala anggota keluarga Kang Chul. Beruntung bernasib baik, saat itu Kang Chul sedang tidak ada di rumah sehingga ia juga tidak menjadi korban keganasan pistol yang setelah diusut adalah salah satu pistol yang digunakan saat olimpiade tembak (saya nggak tahu namanya apa haha) berlangsung dan memberikan kemenagan bagi Kang Chul. Oleh karena sidik jari miliknya, Kang Chul dituduh sebagai tersangka utama kasus ini. Namun, setelah tujuh tahun berlalu dan kematian keluarga Kang itu tidak dapat dibuktikan dilakukan oleh anak tertua mereka sendiri, Kang Chul bebas dan kembali hadir dengan kesuksesan yang tidak disangka-sangka. Ia membeli sebuah statsiun TV dan memberi nama W atau Double You yang berarti Who and Why. Tujuanya satu: mencari tahu pembunuh sebenarnya keluarga Kang Chul. Namun sayang, bertahun-tahun berlalu, mereka justru memecahkan kasus yang tak ada kaitannya dengan pembunuhan keluarganya.

Di sisi lain, Oh Yeon Jeo seorang dokter residen bedah jantung di salah satu Rumah Sakit di Korea Selatan dikabarkan oleh menghilangnya sang Ayah. Juru gambar Oh Seong Moo menghubunginya dan mengabarkan bahwa laki-laki paruh baya itu tida-tiba raib dari ruang gambarnya. Oh Seong Moo adalah seorang mangaka atau penulis Webtoon yang berkat ide cemerlangnya berhasil meraih kesuskesan sebagai salah satu penulis yang banyak digemari. Siapa yang menyangka bahwa menghilangnya Sang Ayah justru menggiring Oh Yeon Joo pada kasus pembunuhan di dunia yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, Webtoon. Oh Yeon Joo terseret ke dunia dimana Kang Chul berada.

Jujur saja, saya tidak berkepektasi bahwa di episode pertama akan diberikan kejutan yang menegangkan. Terseretnya Oh Yeon Joo ke dunia fiksi adalah hal yang mustahil dan tidak terpikirkan sebelumnya. Beberapa cuplikan tentag W yang saya temukan di Instagram juga hanya menampilkan adegan romantis, tapi ternyata pada dasarnya drama ini lebih mengedepankan genre thriller yang terdapat dalam cerita Kang Chul. Kehadiran Oh Yeon Joo disana secara perlahan telah merusak dan mengganggu alu cerita (menurut para pembaca dalam drama) namun menurut saya sebagai penonton adalah hal yang seru untuk dinikmati. Ide agar bagaimana Oh Yeon Joo bisa kembali ke dunia nyata, duia sebagaimana dirinya berada juga menarik. Menggunakan trik kepenulisan untuk cerita bersambung; mengedepankan perubahan perasaan pada tokoh utama dan membuat pembaca gemas karenanya.

Awal-awal episode, kata bersambung hampir selalu diakhiri oleh interaksi dan tindakan mengejutkan dari Oh Yeon Joo yang memang benar-benar ingin kembali ke dunia nyata, namun secara perlahan namun pasti hal itu berubah sesuai porsi dan kebutuhan cerita. Tokoh dalam webton yang ternyata sama hidupnya dengan manusia membuat tindakan tak terduga, menuntut kehidupan yang bahagia atas kenyataan pahit hidup dan pertanyaan yang tak terjawab. Pertanyaan tentang apa yang sebenarnya menimpa mereka disebabkan oleh writer block yang dialami sang mangaka. Menurut saya pribadi apa yang terjadi pada tokoh dalam W semata-mata disebabkan oleh Oh Seong Moo yang tidak lagi bisa menuliskan cerita yang realistis untuk menjawab kehidupa para tokoh buatannya sehingga mereka memutuskan untuk mencari tahu sendiri. W jadi tak terkendali dan ceritanya berjalan tidak lagi sesuai dengan yang sang mangaka inginkan.

Pada beberapa episode saya sempat dibuat jengkel oleh adegan-adegan yang menyebalkan dan membuat saya kurang merasa puas, wajar saja saya mungkin menginginkan cerita dalam drama ini berjalan sesuai keinginan saya tapi tidak bisa. Kalau kata orang mau cari romance dan media baper-baperan ya nonton drama Korea aja. Karena disuguhi kisah romansa Kang Chul dan Oh Yeon Joo, saya jadi ketagihan untuk terus menikmatinya. Tidak peduli itu membuat ide cerita bergeser dan berjalan tidak pada outline-nya. Namun, di akhir cerita seperti para pembaca webtoon yang paham bahwa itu adalah akhir yang paling realistis dari semua opsi yang ada, saya juga merasakan bahwa apa yang dialami para tokoh dalam drama adalah jalan realistis dari cerita yang sama sekali tidak realistis ☺☀☀

Diselingi petualangan yang menegangkan W juga menghadirkan kisah cinta yang manis dan membaperkan (?)

Sabtu, 19 November 2016

,
Judul Buku: Kesetiaan Mr. X
Bahasa Jepang: Yogisha X no Kenshin
Penulis: Keigo Higashino
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Faisa Ammadera
Editor: Dessy Harahap
Ilustrasi Sampul: martin_twenty1@yahoo.co.id
Terbit: 2016
Tebal Buku: 320 hlmn; 20 cm
ISBN: 978-602-03-3052-5
Rating: 4/5

BLURB

Ketika si mantan suami muncul lagi untuk memeras Yasuko Hanaoka dan putrinya, keadaan menjadi tak terkedali, hingga si mantan suami terbujur kaku di lantai apartemen. Yasuko berniat menghubungi polisi, tetapi mengurungkan niatnya ketika Ishigami, tetangganya, menawarkan bantuan untuk menyembunyikan mayat itu.

Saat mayat tersebut ditemukan, penyidik detektif Kusanagi mengarah kepada Yasuko, namun sekuat apa pun insting detektifnya, alibi wanita itu sulit sekali dipatahkan. Kusanagi berkonsultasi dengan sahabatnya, Dr. Manabu Yukawa sang Profesor Galileo, yang ternyata teman kuliah Ishigami.

Diselingi nostalgia masa-masa kuliah, Yukawa sang pakar Fisika beradu kecerdasan dengan Ishigami, sang genius matematika. Ishigami berjuang melindungi Yasuko dengan berusaha mengakali dan memperdaya Yukawa, yang baru kali ini menemukan lawan paling cerdas dan bertekad baja.

ULASAN

Yasuko Hanaoka adalah seorang janda beranak satu. Ia bekerja di salah satu kedai bento (makan siang) yang terletak di dekat Sungai Sumida. Benten-tei cukup terkenal dan selalu ada pengunjung setiap harinya, salah satu pelanggan setia Benten-tei adalah Ishigami, guru matematika di salah satu SMA sekaligus tetangga apartemen Yasuko.

Ishigami, bukan tanpa alasan selalu mengunjungi Benten-tei setiap pagi. Tentu saja ia selalu memesan menu spesial disana karena akan sangat aneh sekali jika mengunjungi kedai makanan tapi tidak membeli sementara kita tidak punya hubungan khusus dengan pemiliknya, namun bagi Ishigami mampir ke Benten-tei sudah hampr suatu kewajiban. Karena hanya di tempat itu ia bisa bertukar sapa dengan Yasuko Hanaoka, pelayan Benten-tei sekaligus tetangga apartemennya. Ishigami jatuh cinta pada Yasuko Hanoka, tapi sayang wanita itu tak menyadarinya atau mungkin menolak kehadirannya.

Baginya, Ishigami tak ubahnya retakan di tembok; ia menyadari kehadirannya, tapi tidak menganggapnya spesial, dan tidak tergerak pula untuk mencari tahu lebih jauh - hlmn 13

Suatu hari, Shinji Togashi - mantan suami Yasuko Hanaoka menemui Yasuko di Benten-tei. Ia mengaku ingin kembali pada Yasuko dan sudah berubah, namun tentu saja Yasuko tidak percaya. Togashi adalah jenis pria tak bertanggungjawab yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang. Karena tak nyaman dengan kehadiran pria itu akhirnya Yasuko pun dengan berat hati memberinya uang. Namun suatu peristiwa tak terduga terjadi. Togashi pun menemui ajalnya di dalam apartemen Yasuko. Kematian Togashi tentu saja membuat Yasuko dan Misato - putrinya, ketakutan. Namun, sebuah bantuan datang. Ishigami menawarkan bantuan bahwa ia akan membantu Yasuko menyembunyikan mayat Shinji Togashi. Kasus ini pun pada akhirnya membawa Ishigami pada pertemuan tak terencana dengan Yukawa Manabu, salah satu teman seangkatannya di Pascasarjana Universitas Teito.

Novel ini adalah novel Jepang yang juga ditulis oleh orang Jepang pertama yang saya baca. Kalau berbicara tentang cerita bergenre misteri, Jepang mungkin masuk sebagai salah satu Negara yang patut diperhitungkan dalam literatur ini. Terbukti oleh salah satu manga yang terbit tahun 90-an dan masih ditunggu kelanjutannya hingga sekarang. Namun, novel karya Keigo Higashino ini memiliki ciri khas cerita detektif yang berbeda. Jujur saja. saya jadi penasaran dengan karya-karyanya termasuk seri Detektif Galileo yang pertama dan kedua. Buku ini adalah buku ketiganya.

Tidak hanya bercerita tentang kasus pembunuhan dan penyidikan, buku ini juga menyajikan pertaurngan hebat antara tokoh-tokoh cerdas yang dimilikinya. Ishigami jelas adalah bintangya, menurut saya pribadi ketampanan Yukawa Manabu tetap kalah dengan isi kepala sang Daruma Ishigami. Walau keduanya sama-sama cerdas di bidang yang berbeda, Ishigami adalah tokoh favorit saya dibanding tokoh-tokoh lainnya. Sejak awal membaca, kecerdasan memang sudah terpancar dari Ishigami. Bagaimana ia memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan amat detail serta membuat analisis di dalam kepalanya adalah hal yang sangat keren. Menganalisis orang dari gerak-gerik dan kegiatan sehari-harinya tidaklah mudah. Meski menekuri bidang matematika, Ishigami mungkin tetap akan memiliki karir cemerlang jika pindah ke bagian HRD atau strategi dalam suatu perusahaan. Yah walaupun dalam ceritanya, pengabdian dan kecintaannya pada matematika belum mampu memberikan karir yang gemilang padanya seperti Yukawa yang berhasil menjadi asisten profesor di Universitas Teito.

Alur yang dibangun dalam cerita ini juga menarik, meski terkadang terkesan lamban, itu adalah bagian dari trik yang dibuat oleh tokoh cerita. Jadi bukan karena ceritanya bergerak seperti siput tapi memang sengaja dibuat seperti itu. Kalau cepat-cepat buku ini mungkin tidak akan semenarik ini Selipan nostalgia masa kuliah juga sangat asyik untuk disantap. Hal ini memperkuat karakter tokoh utama, tapi yang paling penting adalah saya kagum dan takjub pada idealisme Ishigami dalam menjalani hidup dan mengabdikannya pada apa yang dicintainya. Saya belum pernah menemukan seseorang yang merasa bahwa tanpa matematika ia tak bisa hidup. 

Jika matematika adalah mineral terkubur, bahkan waktu seumur hidup pun terbilang pendek untuk menggali semuanya - hlmn 311

Selain pada kecintaannya saya juga dibuat terkagum oleh caranya memahami matematika, memahami apa yang ia cintai.

Matematika sama dengan mencari harta karun. Pertama-tama, temukan tentukan titik mana yang akan dituju, lalu pikirkan rute penggalian sebelum menemukan jawabannya. Susun semua rumus sesuai rencana dan kita akan menemukan petunjuk. Jika tidak, ubahlah rute itu. Selama kita menggunakan cara yang jujur, berpikir panjang sekaligus berani, maka kita akan memperoleh entah itu harta karun atau jawaban benar yang selama ini tak pernah bisa ditemukan orang lain - hlmn 99

Tidak hanya Ishigami yang memiliki keistimewaan. Yukawa Manabu dan karakter lain juga memiliki ciri khas masing-masing tapi yang paling terekam kuat dalam benak saya adalah tokoh Ishigami. Pemahaman yang ia berikan terutama dalam hal matematika juga sangat saya sukai. Ishigami memiliki cara mengajar yang sepertinya menyenangkan meski tipe guru yang tak segan memberi soal sulit untuk ujian. Selain menyimpan alur yang unik dan tak terduga, trik yang dimuat dan digunakan dalam memecahkan masalah di dalamnya, atau menutupi hal-hal yang harus ditutupi adalah salah satu metode dan trik yang keren. Kejam dan menakutkan sebenarnya, membuat kita berpikir bahwa hal seistimewa cinta juga bisa menuntun seseorang untuk melakukan hal-hal di luar dugaan meski itu menyeramkan, namun tetaplah keren di mata saya. Imajinasi saya benar-benar diajak bermain. Latar yang ada juga sangat berperan dalam menghidupkan cerita.

Terjemahannya juga sangat apik. Meski saya sempat menemukan kesalahan penulisan dan penempatan tanda baca, hal itu tidaklah mengganggu. Hanya seperti satu titik debu di lantai keramik, nyaris tak terlihat. Secara keseluruhan bukunya asyik dan menarik, sangat saya rekomendasikan pada penyuka cerita-cerita sarat trik dan teka-teki. Ada bagian yang sempat membuat saya sedih, marah juga dan rasanya ingin menjambak salah satu tokoh yang ada tapi pada akhirnya saya berterima kasih padanya.

Buku ini memberikan ilustrasi tentang cinta tulus dan tidak pamrih, persahabatan juga berpesan bahwa dalam mencintai dan memberikan hati, kita harus bersikap sewajarnya dan tidak boleh terlalu berlebih.  

Selasa, 15 November 2016

,
Judul Buku: Wonder Fall
Penulis: Elektra Queen
Penerbit: TWIGORA
Editor: Alit Tisna Palupi
Designer Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penata Letak: Gita Mariana
Desain Stiker: Gita Mariana
Kategori: Novel
Terbit: 2016
Tebal Buku: 328 hlmn; 14 x 20 cm
ISBN: 978-602-70362-6-0
Rating: 4/5

BLURB

Terkadang patah hati adalah prolog sebuah cerita cinta

SHE SAID...
Amelie Rashad memilih untuk menggigit lidahnya kuat-kuat ketimbang mengakui kalau debaran jantungnya disebabkan oleh Zach Barata. Dia lebih suka melihat Zach sebagai atasan galak dan perfeksionis ketimbang sosok hangat yang juga begitu mudah akrab dengan putri semata wayangnya.

HE SAID...
Hanya tinggal menunggu waktu saja hingga Amelie menyusup dalam ruang pribadi, menggedor keras-keras pintu hatinya. Alih-alih menyerah, sikap menentang perempuan itu membuat Zach bertambah penasaran. Ketika mengetahui status orangtua tunggal Amelie, ketertarikan itu kemudian menyublim menjadi rasa hormat.

IS IT LOVE?
Percik-percik perasaan di antara mereka kedua nyata adanya dan tak satu pun mampu menyangkalnya. Namun, ketika Zach siap untuk membuka hatinya, dia malah mendapati perhatian perempuan itu terbelah karena rencana perjodohan dengan kembaran mendiang suaminya. Sudikah Zach bersaing dengan laki-laki yang mengingatkan Amelie pada sosok dari masa lalunya? Atau, sebaiknya dia membiarkan saja hubungan mereka seperti semula, selayaknya atasan dengan asistennya?

ULASAN

Wonder Fall adalah novel Elektra Queen yang berhasil memenangka kompetisi menulis dari TWIGORA dengan tema Sweet and Spicy Romance 2015 *iri bangeeeeet 👏👏  jadi saya mau mengucpakan selamat terlebih dahulu kepada penulisnya. Suksesss!!

Amelie Rashad adalah seorang ibu tunggal atau orang-orang Indonesia menyebutnya sebagai janda. Kecelakaan yang menimpa suaminya, Ryan membuat Amelie harus membesarkan Elsa, putri semata wayangnya. Bekerja sebagai bagian di Departemen Aministrasi dan Keuangan, Amelie dikejutkan oleh permintaan Jonas, atasannya untuk mengisi kekosongan posisi asisten untuk Zachary Barata, oran yang sangat terkenal sebagai sosok atasan perfeksionis yang menyebalkan dan bisa mengganti asistennya kapan saja jika tidak puas dengan kinerjanya. Meski hanya untuk semetara, Amelie tetap saja didera perasaan was-was. Pembicaraan yang beredar di kalangan karyawan tentang Zach sebagai atasan yang akan membuat bawahan menyerah bahkan di hari pertama bekerja membuat Amelie merasa harus menolak permintaan ini. Namun, kebaikan Jonas dan permintaan tolong laki-laki itu membuat Amelie tak kuasa menolak. Belum lama bekerja, Amelie dan Zach langsung terlibat adu mulut yang menegangkan. Kekauan Zach dalam bersikap dan emosinya yang cenderung mudah meledak membuat Amelie tidak tahan untuk tak mengkonfrontasi sikap bosnya itu. Tak diduga, perdebatan mereka justru membuahkan hasil yang bagus. Zach menyadari kesalahannya dan mengubah sikap kaku dan galaknya meski itu hanya berlaku bagi Amelie. 

Berbanding terbalik dengan masalah kantor, masalah keluarga yang dialami Amelie tidak berjalan mulus. Selain dihadapkan pada atasan tipe perfeksionis, Amelie juga memiliki tipe mertua yang akan menyebalkan perempuan mana saja. Kalila sangat suka mengatur hidup Amelie dan berpikir bahwa tindakannya dapat membuat menantu beserta cucu kesayangannya bahagia. Hal yang tidak diketahui Kalila adalah Amelie selalu merasakan tekanan yang mendalam tiap kali bertatapan dengan ibunda mendiang suaminya. Puncak kegalauan yang diakibatkan Kalila adalah meminta Amelie untuk menikah dengan Otto, kembaran Ryan yang baru kembali dari Afrika.

Amelie jelas tahu bahwa Ryan punya kembaran namun mereka belum pernah bertemu sekalipun. Kesibukan Otto di luar negeri membuat mereka bahkan tak pernah bisa berkenalan. Membayangkan bertemu dengan lelaki yang mirip Ryan saja sudah membuat Amelie gemetar ketakutan, apalagi kemudian harus menikah dengannya? Status Amelie sebagai janda pun membuat ia kerap diperguncingkan sebagai wanita penggoda baik di kalangan karyawan PT. Drisana maupun kalangan masyarakat. Buku ini menceritakan tentang bagaimana seorang Ibu tunggal seperti Amelie berusaha dan mempertaruhkan ketangguhannya sebagai seorang perempuan untuk menghadapi setiap masalah yang dialaminya.

Pertama-tama yang menarik dari buku ini adalah isu yang diangkat. Janda adalah gelar yang kerap ditempelkan dengan konotasi negatif. Fakta berkata bahwa kebanyakan masyarakat di Indonesia masih berpendapat bahwa janda adalah tipe wanita yang doyan menggoda. Apalagi jika didukung oleh tampilan fisik yang menarik, makin menjadilah komentar negatif yang akan terlontar. Berbicara dengan lawan jenis dalam radius dua meter lebih dari sepuluh menit bisa mengundang bisik-bisik tak mengenakkan dan terkadang menyakitkan. Yah maskarakat memang suka bergosip, tapi gosip seputar kehidupan seorang janda pada kebanyakan orang dibicarakan dengan cara yang berlebihan. Tidak banyak yang memandang janda sebagai wanita yang patut mendapat perlindungan dan kasih sayang, apalagi jika ia ditinggalkan dengan anak yang masih membutuhkan perhatian ekstra.

Wonder Fall sedikit banyak menyimpan dan menyampaikan pesan positif terkait label janda-itu-penggoda ini. Buku ini mengajak kita untuk memandang kehidupan janda dari sisi yang berbeda, dari sisi bagaimana ia menjalaninya. Kesulitan yang ia alami tidak hanya seperti yang kerap kita peroleh dari kulit luarnya, Bagaimana seorang perempuan berusaha memberikan kebahagiaan pada buah hatinya tanpa pendapmpingan seorang suami dan bagaimana pula ia berusaha membahagiakan dirinya dengan segala keterbatasan, kesulitan bahkan gujingan orang-orang.

Meski menggunakan sudut pandang pencerita, kehidupan Amelie yang dibahas disini membuat saya benar-benar dapat menyelami kesulitan yang ia hadapi sebagai seorang teman yang jauh. Beberapa kali saya dibuat gemas oleh sikap Amelie yang selalu berusaha menyenangkan orang lain tanpa memikirkan perasaannya sendiri. Kegemasan ini juga tertuju pada Zach, atasan baru Amelie. Sama seperti Amelie, saya juga berpendapat bahwa Zach memang adalah tipe atasan yang sangat menyebalkan. Kesan pertama yang saya temukan dari laki-laki itu adalah dia tidak bisa diajak berteman dan berbiacara baik-baik. Sungguh sangat menjengkelkan. Meski pendapat itu kemudian terpatahkan karena perubahan sikapnya. Kemudian pada Kalila, saya sumpah nggak pernah berdoa untuk medapatkan ibu mertua yang demikian menjengkelkan. Sikap mendominasi Kalila sangat terasa dan seprerti Amelie saya juga kerap berdebar tiap kali ada pertemuan atau kunjungan keluarga yang melibatkan Kalila.

Tokoh-tokoh yang mengelilingi Amelie seolah bekerja sama untuk menyulitkan dan memberi masalah padanya namun tak sedikit juga tokoh yang bersedia mendampinginya. Saya benar-benar hanyut ke dalam kisah Amelie. Karakter yang kuat adalah apa yang membangun buku ini menjadi bacaan yang cocok menemani pembaca dalam keadaan santai. Buku yang ringan, bercerita tentang kehidupan namun menyimpan pesan moral yang mendalam. Terdapat beberapa kutipan yang menjadi favorit saya di antaranya

1. Ditinggal pasangan karena kematian... itu sungguh tidak mudah. Jika berpisah karena perceraian, tentu saja beda. Ada rasa benci, marah, murka. Perasaan seperti itu kadang memberi energi tambahan untuk mencari pasangan baru - Tara, hlmn 45
2. Mencintai seseorang berarti menuntut diri sendiri untuk menjembatani dua pribadi yang berbeda - hlmn 46
3. Kritik tidak kehilangan maknanya hanya karena diucapkan dengan bahasa yang enak didengar - Amelie, hlmn 59
4. Orangtua kadang sengaja pura-pura tidak tahu, Mel. Tapi kami punya insting atau radar yang luar biasa - Lita, hlmn 278
5. Anak-anak adalah makhluk yang paling jujur. Mereka penilai karakter yang sangat tepat - Zach, hlmn 302
6. Cemburu itu bisa membuat orang berkarat - Zach, hlmn 303

Ada beberapa keslahan penulisan yang saya temukan seperti pada halaman 130 nama lengkap Zachary Barata berubah menjadi Zachary Bastian. Buku ini saya rekoemndasikan untuk penyuka kisah cinta yang manis dan berjalan seirama interaksi yang tercipta karena pembacanya akan menemukan suasana baper yang berbeda 👫 ❤✌

Minggu, 13 November 2016

,
Judul Buku: Dilatasi Waktu
Penulis: Rachmah Wahyu
Penerbit: Rafferty Publishing House
Editor: Ananda Nizma
Layout: Sari Maryandesti
Cover: MangaFox, Google
Genre: Novel Remaja, Detektif
ISBN: 978-602-74908-02
Rating: 3/5

BLURB

Saat masih SMP Shinta pernah kabur dari rumah karena sedih dan marah saat kedua orangtuanya bercerai. Karena kesulitan uang Shinta terpaksa melakukan tindak kejahatan seperti mencuri dan menipu. Saat itulah dia bertemu dengan seorang polisi yang menyadarkannya sehingga Shinta kembali berjalan di jalan yang benar. Shinta selalu berharap suatu saat bisa bertemu lagi dengan polisi itu lagi. Namun pertemuan mereka setelah empat tahun berlalu ternyata tidak sesuai dengan harapan Shinta.

ULASAN

Shinta, Ema, Gion dan Farel dikenal sebagai geng geblek untuk mata pelajaran Fisika. Mereka berempat sangat tidak menyukai Fisika, kalau kata Shinta belajar Fisika itu kurang kerjaan. Untuk apa menghitung energi dan kecepatan pergeseran suatu benda, tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu, meski hari Minggu keempat murid SMA ini tetap harus ke sekolah untuk mengikuti pelajaran tambahan Fisika. Siapa sangka, penuturan Pak Beni, guru Fisika mereka yang baik hati justru mengubah pendapat keempat murid ini terhadap Fisika. Manfaat Fisika yang disampaikan Pak Beni membuat mereka kagum dan secara cepat suka dengan mata pelajaran sulit itu. Buat saya pribadi, Fisika juga sulit. Sama sulitnya dengan berharap cowok yang kita taksir peka terhadap perasaan kita :uhuk =))

Akan tetapi, tidak ada yang menyangka bahwa proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan itu harus ditutup dengan adegan pembunuhan. Istri Pak Beni, Ibu Anissa ditemukan tewas di kamarnya saat keempat murid itu berniat melanjutkan belajar mereka di rumah Pak Beni karena merasa waktu yang mereka gunakan hari itu tak cukup panjang. Kematian Ibu Anissa itu pun segera ditindaklanjuti oleh polisi dan detektif yang bertugas. Meski sedih atas peristiwa yang menimpa Pak Beni dan istrinya, diam-diam Shinta bersyukur karena bertemu kembali dengan Iptu Raka, polisi baik hati yang pernah menolongnya saat ia kesusahan waktu mencoba kabur dari rumah orangtuanya empat tahun lalu. Bersama sang polisi, Shinta yang menyukai kisah detektif pun berusaha untuk menguak pembunuh Ibu Anissa dan menjebloskannya ke penjara.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan apresiasi saya yang sangat besar terhadap penulis buku ini. Menurut saya pribadi, novel bergenre misteri atau detektif di Indonesia masih kurang digemari dan masih kalah dengan serial detektif apalagi yang berasal dari Jepang, Detektif Conan dan tentu saja kalah jauh dengan seri Sherlock Holmes. Penulisnya yang masih kurang dan pembaca yang cenderung melirik tulisan berbau detektif dan pembunuhan yang diterbitkan dari negeri seberang mungkin juga faktor tulisan bertema detektif di Indoesia tidak banyak yang beredar (atau mungkin saya yang kurang update juga).

Dilatasi Waktu adalah salah satu buku yang tergolong cerdas menurut saya pribadi dan menunjukkan kecintaan penulisnya terhadap cerita yang bergenre misteri. Menggunakan teori relativitas sebagai pengecoh dalam buku ini sangatlah menarik. Bagaimana pembunuh melakukan bagiannya sehingga alibinya memasuki kategori sempurna juga sangat saya sukai. Memang, cerita ini bisa dibilang menggunakan alur dan metode yang sedikit banyak mirip denga serial manga Detective Conan tapi penulis tetap memiliki ciri khas tersendiri. Di antaranya oleh beberapa penjelasan terkait hal-hal yang dianggap tidak masuk akal menggunakan penjelasan logis dari teori relativitas. Buku ini tidak hanya menitikberatkan pada cerita pembunuhan dan penguakkan tentang pembunuhnya tetapi juga mengangkat derajat mata pelajaran Fisika. Bukan berarti selama ini Fisika tidak keren hanya saja kebanyakan orang termasuk saya pun berpikir bahwa Fisika dalah ilmu yang melelahkan. Dari buku inilah saya pahami bahwa Fisika telah memberi banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian, penyisipan unsur roman dalam buku ini juga pas. Tidak merusak alur bahwa Dilatasi Waktu menitikberatkan pada pencarian siapa pembunuhnya bukan pada kisah cinta yang dilatarbelakangi kisah masa lalu. Pertemuan Shinta dan Iptu Raka saat Shinta masih sebagai pelarian menurut saya pribadi adalah bumbu yang mempebuat kisah cinta dalam buku ini terdengar logis dan masuk akal dan tidak menabrak jenis cinta pada pandangan pertama namun yang terjadi pada TKP (Tempat Kejadian Pembunuhan).

Mengapa saya mengatakan bahwa buku ini sedikit banyak mirip dengan alur Detective Conan, alasannya terletak pada begitu mudahnya Shinta memasuki area tempat kejadian perkara dan tidak adanya cegata dari pihak yang berwenang. Meskipun berstatus penulis kisah detektif terkenal tetap saja tidak aka semudah itu turut campur dalam kasus pembunhan apalagi masih berada di bawah umur dan pengawasan orangtua.

Bagian favorit saya dalam buku ini adalah penjelasan Dilatasi Waktu tentang cerita Ashabul Kahfi dan isra Mi'raj Nabi Muhammad. Saya tentu saja percaya kisah ini tapi teori relativitas yang menjelaskan kelogisan perjalanan dalam satu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke Sidratul Muntaha membuat rasa percaya saya bertambah kuat. Selnajutnya, tentu saja cara pembunuhan yang dilakukan si pembunuh. Cerdas dan menunjukkan betapa pembunuhnya sangat paham dengan apa yang dilakukannya. Bukan termasuk pembunuh abal-abal atau amatiran. Sepanjang membaca, saya juga ikut menebak-nebak siapa tersangka utama pembunuhan Ibu Anissa. Beberapa kejanggalan yang saya temukan dalam gerak-gerik tokoh yang ada juga membuat agenda membaca saya bertambah asyik. Saya jadi ikut-ikutan merasa menjadi detektif apalalgi saya berhasil menebak siapa pembubuh yang sebenarrnya meski tidak memiliki penjelasan yang lebih terdengar logis untuk bisa menjebloskannya ke penjara. Satu hal yang menjadi catatan kejanggalan yakni Jaket APALO 36 menurut saya pribadi kurang sreg. Sebenarnya untuk kelogisannya pas tapi agenda membuat jaket dengan logo yang sama tidak terpikir dalam kepala saya alagi jaket itu sudah sangat buluk dan hanya ada satu plus hampir tidak pernah dilepaskan pemiliknya.

Kekurangan lain yang saya temukan dalam buku ini adalah masih terdapat beberapa kesalahan penulisan dan sungguh sangat disayangkan terdapat halaman kosong pada halaman 76 :( dan penjelasan Bu Khus yang melihat Pak Doni mengetuk pintu rumah Pak Beni yang berubah menjadi Pak Doni mengetuk/masuk ke kamar Pak Beni. Selebihnya, saya suka dengan ceritanya dan menantikan cerita seru lainnya dari penulis dengan kasus yang mungkin bisa lebih banyak dan beragam :D