Penulis: Jessica Kirby
Penerbit: Spring an Imprint of Penerbit Haru
Penerjemah; Mustika
Pemeriksa Bahasa: Orinthia Lee
Penyunting: Novianita
Proofreader: Titish A.K.
Desainer Sampul: Junweise
Penata Sampul: @teguhra
Cetakan Pertama: Maret, 2017
Tebal Buku: 404 hlmn; 20 cm
ISBN: 978-602-60443-3-4
Rating:
Gadis itu adalah Jinni terkuat dari semua jin.
Pemuda itu adalah pencuri jalanan.
Saat Aladdin menemukan lampu Zahra, gadis itu dilontarkan kembali ke dunia yang tidak dilihatnya selama ratusan tahun. Kemerdekaannya yang terikat pada lampu mengharuskannya untuk memenuhi tiga permintaan Aladdin.
Namun, saat raja dari para jin menawarkan kebebasan kepada Zahra, gadis itu mengambil kesempatan itu, hanya untuk menyadari bahwa dia jatuh cinta pada pencuri jalanan itu.
Saat kemerdekaannya hanya bisa diarih dengan mengkhianati Aladdin, jalan manakah yang akan dia pilih? Apakah kebebasannya sepadan dengan kehancuran hatinya?
****
Aladdin adalah seorang pencuri jalanan dan ia berhasil mencuri sebuah cincin dari Pangeran Darian, putra Penasihat Raja Negeri Parhenia. Namun, setelah 'menjadi miliknya' cincin itu terus saja berbicara. Ia meminta Aladdin untuk mencari sesuatu. Sesuatu yang tidak Aladdin tahu. Tapi, cincin itu dengan suaranya berhasil menuntun Aladdin. Ke tengah padang pasir, ke reruntuhan sebuah kota. Kota yang amat kuno tapi juga teramat megah. Kota itu memiliki taman yang tak tertandingi keindahannya. Tapi, bukan keindahan taman itu yang menarik Aladdin. Melainkan sebuah lampu, lampu jin. Lampu dengan jin yang akan mengabulkan tiga permohonan.
Namanya Zahra, tapi Aladdin lebih sering memanggilnya Asap. Untuk ukuran jin, Zahra terlalu cantik. Ia lebih terlihat sebagai seorang putri. Zahra akan mengabulkan 3 permintaan Aladdin, apa pun itu. Akan tetapi, di tengah perjalanan mereka untuk mewujudkan tiga permintaan tersebut, Zahra tergodal oleh tawaran kebebasan dari Nardhuka, Raja shaitan dan jin. Kebebasannya akan ditukar dengan kebebasan Zhian yang ditangkap oleh manusia. Zahra harus menemukan Zhian yang artinya ia harus mengkhianati Aladdin.
Kisah Aladdin dan lampu ajaib udah lama saya kenal tapi belum pernah benar-benar baca. Novel The Forbidden Wish ini adalah cerita remake dari kisah kuno tersebut. Dan, dari awal baca udah menikmati banget. Diksinya indah, terjemahannya bagus, ceritanya menarik. Jujur aja, nggak bisa bikin perbandingan apakah ada banyak bagian dalam cerita asli yang diubah, berapa banyak yang ditambahkan karena belum pernah baca kisah asli sebelumnya. Tapi, buku ini saya rekomendasikan banget buat para pencinta cerita dengan genre mitos dan kisah-kisah kuno.
Yang saya apresiasi banget dari buku ini adalah fakta bahwa penulisnya sampai mempelajari jin dan shaitan dalam kajian Islam karena Islam memang mengakui keberadaan jin dan makhluk gaib sejenisnya (Saya baca fakta ini dari hasil wawancara penulisnya dengan salah satu blogger yang pernah berkesempatan untuk wawancara sekaligus meresensi buku ini). Walaupun jin yang saya tahu hanya ifrit dan shaitan, di buku ini saya jadi ada tambahan pengetahuan seperti mengenal jin maarid dan ghul. Nggak tahu sih apa deskripsi sosok jinnya memang seperti yang digambarkan dalam buku ini.
Ceritanya asyik dan seru banget. Menegangkan. Setiap lembar demi lembarnya saya selalu dibuat khawatir jika penyamaran Aladdin dan Zahra di istana Parthenia terbongkar sebelum waktunya, sebelum Zhian ditemukan. Dibuat gemas juga dengan unsur romansa yang ada, berbeda dengan kisah roman yang biasanya bikin gemes cowoknya karena nggak peka, disini yang ngeselin justru si Zahra cantik. Pertimbangan Zahra masuk akal sih tapi tetep aja gemes-kesel-gondok gimana gitu. Pokoknya, baca ini tuh kita jadi diajak berimajinasi akan kota Parthenia, keindahan istana Raja, bentuk-bentuk jin, gregetan, khawatir, bahkan mesem mesem baper manja. Tapi, sayang banget menjelang bab terakhir saya nggak bisa menikmati bukunya dengan baik. Bukan karena bukunya jelek, tapi terlalu khawatir aja bukunya berakhir sad ending, padahal mah enggak. Buku ini jadi salah satu buku yang berpihak dengan manis pada pembaca yang cinta akhir bahagia ^_^
Yang saya apresiasi banget dari buku ini adalah fakta bahwa penulisnya sampai mempelajari jin dan shaitan dalam kajian Islam karena Islam memang mengakui keberadaan jin dan makhluk gaib sejenisnya (Saya baca fakta ini dari hasil wawancara penulisnya dengan salah satu blogger yang pernah berkesempatan untuk wawancara sekaligus meresensi buku ini). Walaupun jin yang saya tahu hanya ifrit dan shaitan, di buku ini saya jadi ada tambahan pengetahuan seperti mengenal jin maarid dan ghul. Nggak tahu sih apa deskripsi sosok jinnya memang seperti yang digambarkan dalam buku ini.
Ceritanya asyik dan seru banget. Menegangkan. Setiap lembar demi lembarnya saya selalu dibuat khawatir jika penyamaran Aladdin dan Zahra di istana Parthenia terbongkar sebelum waktunya, sebelum Zhian ditemukan. Dibuat gemas juga dengan unsur romansa yang ada, berbeda dengan kisah roman yang biasanya bikin gemes cowoknya karena nggak peka, disini yang ngeselin justru si Zahra cantik. Pertimbangan Zahra masuk akal sih tapi tetep aja gemes-kesel-gondok gimana gitu. Pokoknya, baca ini tuh kita jadi diajak berimajinasi akan kota Parthenia, keindahan istana Raja, bentuk-bentuk jin, gregetan, khawatir, bahkan mesem mesem baper manja. Tapi, sayang banget menjelang bab terakhir saya nggak bisa menikmati bukunya dengan baik. Bukan karena bukunya jelek, tapi terlalu khawatir aja bukunya berakhir sad ending, padahal mah enggak. Buku ini jadi salah satu buku yang berpihak dengan manis pada pembaca yang cinta akhir bahagia ^_^
Funko nya keren :) Suka fantastic beast ya?
BalasHapusHehe makasih Mbak.
HapusSuka bangeeet. Seru :D