Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 30 April 2017

,
Judul: Begin Again
Sutradara: John Carney
Produser: Anthony Bregman, Tobin Armbrust, Judd Apatow
Penulis: John Carney
Musik: Gregg Alexander
Sinematografi: Yaron Orbach
Penyunting: Andrew Marcus
Perusahaan Produksi: Sycamore Pictures, Exclusive Media, Likely Story, Apatow Productions
Distributor: The Weinstein Company
Tanggal Rilis: (TIFF) 7 September 2014, (USA) 21 Juni 2014
Durasi: 104 Menit
Negara: Amerika Serikat
Bahasa: Ingrgris
Pemain:

Keira Knightley sebagai Gretta James


Mark Ruffalo sebagai Dan Mulligan

Adam Levine sebagai Dave Kohl

Hailee Steinfeld sebagai Violet Mulligan


James Corden sebagai Steve

Yasiin Bey sebagai Saul

CeeLo Green sebagai Troublegum
Catherine Keener sebagai Miriam Hart

****

Film ini menceritakan kisah mahasiswi cantik, Gretta (Keira Knightley) di Inggris yang punya bakat dalam menulis lagu, bersama kekasihnya Dave (Adam Levine), sang kekasih lebih dulu mendapatkan kesuksesan setelah ditawari kontrak oleh sebuah perusahaan rekaman di New York. Mereka pun pindah ke salah satu kota besar Amerika Serikat itu. Sayangnya, ketika karirnya semakin menanjak, Dave malah memutuskan hubungannya dengan Gretta. Kecewa dengan Dave yang mencampakkannya setelah sukses menjadi bintang rock baru, Gretta pun berencana kembali ke Inggris.

Namun, sebelum pulang, dia bertemu dengan Dan (Mark Ruffalo), seorang produser yang baru saja dipecat oleh perusahaan rekaman. Dan yang mendengar Gretta bernyanyi di bar di East Villagemelihat bakat baru yang bisa diasah di dalam diri wanita muda itu. Dia pun lalu menawari Gretta untuk menjadi penyanyi. Dan sempat mengusulkan Gretta pada bekas perusahaan rekamannya. Namun, usulnya itu ternyata ditolak. Tak putus asa, Dan mencoba membuat sebuah konsep unik yang berbeda bersama Gretta. Mereka memutusan untuk memproduksi album sendiri dan merekamnya langsung selama musim panas di berbagai lokasi publik di New York, termasuk di Times Square.

****

Sebenarnya nggak pernah kepikiran untuk menulis tentang film, tapi entah kenapa setelah nonton film ini saya jadi pengin banget nulis hal-hal menarik berkaitan dengan film Begin Again ini. Jadi, anggap aja ini sekadar ajang berbagi film yang menurut saya cukup asyik untuk dinikmati. Eh bukan cukup asyik lagi sih, tapi asyik banget.

Film ini direkomendasikan oleh salah satu teman saya yang emang gila banget sama film dan setelah nonton juga saya setuju banget dengan dia kalo filmnya highly recommended. Bercerita tentang sepasang kekasih; Gretta dan Dave yang bertolak ke New York untuk keperluan proyek peluncuran album Dave. Hubungan mereka sudah berlangsung bertahun-tahun dan Gretta juga adalah musisi yang bersama-sama kekasihnya, menulis lagu demi menuangkan perasaan-perasaan cinta untuk satu sama lain. Bisa dipastikan, Gretta memiliki peran yang teramat penting dalam karir musik Dave. Namun sayang, perjalanan cinta mereka kandas oleh pengkhianatan yang dilakukan Dave. Dan, cara Dave memberi tahu bahwa perasaannya telah sedikit berpaling tuh bener-bener sesuatu banget.

Pasangan Dave Gretta adalah dua orang yang selalu menjadikan pasangan masing-masing sebagai inspirasi musik dan menulis lagu. Ketika lagu baru yang ditulis Dave ternyata tidak lagi terinspirasi atau ditujukan untuk Gretta, dia langsung menyadari. Scene pas Dave ‘tertangkap basah’ ini entah kenapa bikin saya juga ikutan perih :’(

Di samping itu, Dan – salah satu produser musik yang sudah banyak membangun nama besar beberapa musisi, mulai diragukan kredibilitasnya dalam bermusik. Ia dianggap ketinggalan zaman, tak lagi bisa menghadirkan musik yang berkualitas dan dapat diterima masyarakat. Di tengah keputusasaannya akan karir yang nyaris hancur juga kehidupan keluarga yang hampir berantakan, ia dan Gretta dipertemukan. Produser yang putus asa bertemu dengan musisi patah hati.

Eits jangan menyangka kisah ini berubah jadi kisah cinta menye-menye karena dua orang yang bertemu ini sama-sama sedang ‘patah’. Ini juga bukan kisah ‘menyembuhkan’ satu sama lain. Pertemuan Dan dengan Gretta akhirnya membuat mereka sepakat untuk ‘membuktikan’ diri dengan musik yang mereka bangun bersama. Dan perjuangan merekalah yang bikin saya suka banget dengan film ini.

Lagu-lagu yang ditulis Gretta dan hanya diiringi gitar, diaransemen kembali dengan lebih ‘lengkap’ oleh Dan dengan melibatkan banyak musisi lainnya. Proses pembuatan video musik mereka demi sebuah demo untuk perusahaan yang awalnya menolak lagu Gretta juga bukan dengan cara yang mudah. Harus saya akui, yang bikin filmnya makin ‘cantik’ adalah soundtracksnya yang bagus. Lagu-lagu yang dalam cerita ditulis Gretta selalu punya lirik yang manis, mendalam dan ngena di hati. Kehadiran Adam Levine sebagai sosok Dave yang digilai banyak penggemarnya seolah cuma ‘hiasan’ yang nggak begitu berarti. Tapi... ternyata Adam ngasih kejutan di akhir film. Penampilan panggungnya bener-bener bikin saya terpesona. Filmnya bagus banget deh pokoknya, dan saya sangat sangat suka.

Selasa, 25 April 2017

,
Judul: Dagashi Kashi
Sutradara: Shigehito Takayanagi
Penulis: Shigehito Takayanagi, Yasuko Kamo
Penata Musik: Tomotaka Osumi, Nobuaki Nobusawa
Studio: Feel
Lisensi: Madman Entertainment, FUNimation, Anime Limited
Stasiun TV: TBS, CBC, SUN, BS-TBS
Tayang: 7 Januari 2016-31 Maret 2016
Jumlah Episode: 12

Dagashi Kashi adalah sebuah manga yang dibuat oleh Kotoyama. Manga ini diserialisasikan dalam Shogakukan’s Shounen Sunday sejak Juni 2014, dan sudah dibukukan dalam enam tankobon. Manga ini diadaptasi menjadi sebuah anime oleh Feel dan tayang sejak 7 Januari 2016 hingga 31 Maret 2016.
Bercerita tentang Shikada Kokonotsu, seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang mangaka yang secara tiba-tiba dihampiri oleh gadis canti bernama Shidare Hotaru. Gadis itu mengaku sebagai utusan dari perusahaan Shidare yang hendak mengajak You-san, ayah Kokonotsu untuk bergabung dengan perusahaan Shidare. Sebagai anak. Kokonotsu yang sering dipanggil coconut oleh teman-temannya itu merasa heran mendapati seorang utusan dari perusahaan besar datang dan hendak mengajak ayahnya bekerja sama. Dilihat dari sisi manapun, bagi Kokonotsu, You-san adalah ayah biasa saja, selain kesukaannya yang teramat sangat pada cemilan. Namun, menurut Hotaru, You-san adalah seorang yang teramat hebat. Dan untuk itu, Shidare mengharapkan You-san untuk bergabung dengan perusahaan.

Shidare memang adalah salah satu perusahaan cemilan terkenal di Jepang. Di kota kecil tempat Kokonotsu tinggal, You-san memang menjalankan Toko Cemilan Shikada yang merupakan warisan keluarga dari generasi ke generasi. Toko itu kecil, namun bagi Hotaru, tempat itu adalah surga. Hotaru adalah penggila cemilan garis keras!

You-san yang memang sudah sejak lama menginginkan Kokonotsu menuruskan warisan keluarga turun temurun itu pun mengatakan akan setuju bergabung dengan perusahaan Shidare dengan catatan Kokonotsu harus terlebih dahulu bersedia meeneruskan menjalankan Toko Cemilan Shikada. Hanya saja, Kokonotsu tidak bersedia. Ia ingin menjadi mangaka. Disinilah Shidare Hotaru harus berusaha meyakinkan Kokonotsu untuk meneruskan usaha keluarganya.

****

Buat remaja Jepang, menonton anime ini mungkin akan membawa ke suatu nostalgia. Buat saya pribadi pun demikian walau cemilan yang menjadi judul anime ini bukan cemilan Indonesia. Namun tetap saja, hal itu membuat saya rindu dengan jajanan jaman saya SD dulu, yang hampir tidak lagi ditemukan zaman sekarang.

Anime ini mengangkat makanan sebagai tema utamanya, dalam hal ini cemilan. Bagaimana cemilan berperan sebagai jenis makanan yang bisa memberikan kesenangan tersendiri bagi anak-anak kala menikmatinya. Ada berbagai jenis cemilan Jepang yang diperkenalkan disini, walau hampir setengah dari jumlah episode, cemilan yang dimaksud sudah berfokus pada jenis-jenis permen yang banyak disukai anak-anak.

Selain membahas cemilan, diselipkan juga beberapa sejarah pendek tentang bagaimana jenis cemilan itu bisa muncul, juga hal-hal menarik apa dari cemilan tersebut yang membuatnya meledak di pasaran dan disenangi banyak konsumen. Bagaiaman hingga akhirnya cemilan yang berasal dari hal-hal sederhana memiliki nama besarnya di Jepang. Saya tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran sejarahnya, tapi karena tiap ending per episodenya selalu ada penayangan singkat tentang cemilan yang sudah dibahas, maka saya yakin bahwa cemilannya benar-benar terkenal di Jepang.

Nggak hanya itu, ada beberapa trik pemasaran yang juga diselipkan dalam anime ini. Walau hanya secara tersirat, lewat apa penarik atau interesting thing yang membuat konsumen jadi mau membeli cemilan yang ada. Selain itu, beberapa cemilan yang ada juga sukses bikin saya lapar dan pengin ngemil juga. Sebaiknya sih, kalau mau nonton Dagashi Kashi, biar nggak ngiler sendiri, nyiapin cemilan juga. Biar sama-sama ngemil, yang nonton ataupun yang ditonton.

Kekurangan pada anime ini adalah ada sedikit hal yang bolong. Misal, jika memang You-san sebegitu hebatnya, kenapa Toko Cemilan Shikada cenderung sepi? Memang ada beberapa pembeli yang mampir tapi sejauh saya tonton hingga episode terakhir, hanya dua kali pelanggan di Shikada muncul. Selebihnya, toko itu ramai karena kehadiran Hotaru. Selain itu, cafe milik Tou-kun dan Saya-chan juga sama-sama sepi. Pengunjung selain kedua pemilik itu hanya Hotaru dan Kokonotsu. Saya rasa hal-hal seperti ini penting diperhatikan apalagi materi yang dibawa adalah materi tentang bisnis. Setidaknya keterlibatan pelanggan walau hanya dalam bentuk kemunculannya saja untuk keperluan setting yang lebih real.
Endingnya ­juga ­masih gantung. Jadi, buat saya Dagashi Kashi masih perlu season 2. Selain itu, ada unsur ecchi di dalam anime ini, agak sedikit banyak sih tapi nggak merasa terganggu karena keecchian yang ada hanya berbatas pada beberapa bagian visual juga pikiran dari remaja tanggung yang masih penasaran seperti Kokonots, walau mungkin kalau tayang di Indonesia akan mendapat banyak sensor dan penyuntingan habis-habisan.
Oh ya, karakternya cakep-cakep. Apalagi yang cewek, bisa buat nyegerin mata cowok-cowok penggila 2D atau yang punya waifu, tapi karakter cowoknya dalam hal ini Kokonotsu saya suka. Muka dan gaya rambutnya bikin inget karakter favorit abadi saya, Hikigaya Hachiman. Ini ada bonus wajah cantik Shidare Hotaro dengan mata uniknya.

Minggu, 23 April 2017

,
Judul: Suzumiya Haruhi no Yuutsu (The Melancholy of  Suzumiya Haruhi)
Tipe: Serial TV
Status: Selesai Tayang
Musim Perdana: Spring 2006
Rating: Remaja
Genre: Comedy, Mystery, Parody, Sci-Fi, Slice of Life, School
Studio: Kyoto Animation
Lisensi: FUNimation, Bandai Entertainment, Kadokawa Pictures USA
Produser: Lantis
Sutradara: Ishihara Tatsuya
Storyboard: Takemoto Yasuhiro

****
Kyon adalah siswa SMA biasa seperti kebanyakan siswa lainnya. Namun, kehidupannya berubah dari kehidupan biasa menjadi kehidupan yang luar biasa setelah bertemu dengan Suzumiya Haruhi. Bersama dengan Nagato Yuki, Asahina Mikuri, Koizumi Itsuki dan dipimpin oleh Haruhi, mereka mulai menjalankan kegiatan klub SOS yang mengkhususkan diri dalam hal yang berhubungan dengan supernatural.

Karakter dan Pengisi Suara:

  1. Suzumiya Haruhi: Hirano Aya
  2. Kyon: Sugita Tomokazu
  3. Asahina Mikuru: Gotou Yuuko
  4. Nagato Yuki: Chihara Minori

Bercerita tentang seorang gadis eksentrik bernama Suzumiya Haruhi. Tidak seperti remaja pada umumnya yang menjalani masa SMA dengan penuh sukacita, sebaliknya Haruhi justru merasa bosan dengan kesahariannya. Tidak ada hal menarik. Tidak ada hal menakjubkan yang terjadi. Semuanya biasa-biasa saja dan terasa sangat normal. Selain itu, Haruhi dicap aneh karena kepercayaannya pada hal-hal berbau alien. Bukan hanya percaya, gadis cantik ini bahkan sudah sampai pada tahap terobsesi. Ia yakin di luar sana ada alien, penjelajah waktu, bahkan esper yang akan menciptakan keajaiban yang membuat dunia ini tidak lagi membosankan.

Sementara itu, Kyon salah satu murid SMA yang secara tidak terduga duduk di depan meja Haruhi tidak pernah menyangka akan bertemu gadis yang percaya pada hal-hal yang tidak dipercayainya. Namun, ada sesuatu dalam diri Haruhi yang membuat Kyon terus berusaha mengajaknya bicara walau secara terang-terangan diacuhkan. Namun jalan pikiran Haruhi yang tak bisa dimengertinya justru secara perlahan membangun kedekatan di antara keduanya.

Di suatu hari, di tengah kebosanan Haruhi, Kyon tidak sengaja mengelarkan statement yang mengubah pendapat gadis itu. Jika tidak ada sesuatu yang menakjubkan terjadi, ia tidak bisa hanya menunggu. Sesuatu itu bisa dicari dan untuk itulah ia memutuskan untuk membuat klub sendiri karena dari semua klub yang ia ikuti tidak ada yang menarik sama sekali. Dan secara semena-mena, Kyon telah direkrut Haruhi sebagai anggota pertama.

Namun, untuk membangun sebuah klub mereka tidak bisa hanya berdua saja. Salah satu syarat untuk membentuk klub di sekolah adalah memiliki anggota minimal lima orang. Beruntung, Kyon tidak ditugaskan untuk mencari anggota baru, Haruhi yang mengatasinya. Dan secara ajaib, anggota-anggota baru pun terkumpul. Nagato Yuki, salah satu anggota klub buku yang tersisa bersedia ikut tanpa syarat plus mengizinkan ruang klub mereka digunakan sebagai ruang klub baru. Asahina Mikuru, gadis manis dari kelas dua yang sangat pemalu secara mengejutkan juga bersedia bergabung. Selanjutnya, seperti yang diinginkan Haruhi, anak laki-laki pindahan dari SMA lain, Koizumi Itsuki juga ikut bergabung. Lengkaplah sudah anggota klub yang diberi nama Satuan SOS oleh Haruhi secara sepihak itu dibuat.

Kyon mengira, ia hanya akan mengikuti kegilaan Haruhi secara sukarela tanpa tahu maksud, tujuan bahkan fungsi klub mereka itu dibuat. Namun, pernyataan Nagato Yuki di suatu malam amatlah mengejutkan. Gadis pendiam itu mengaku bahwa ia bukanlah manusia. Ia adalah salah satu produk human interface, alien yang sengaja dibuat untuk memenuhi keinginan Haruhi. Awalnya, Kyon tidak percaya. Namun, tak lama berselang, Asahina Mikuru yang imut juga membuat pengakuan bahwa ia adalah penjelajah waktu yang datang dari masa depan, yang tupoksinya memiliki informasinya amat terbatas dalam artian tidak boleh diberitahu siapa pun. Menyusul kemudian, Koizumi Itsuki juga membuat pengakuan bahwa seperti yang diinginkan Haruhi, ia adalah seorang esper.

Menurut informasi dari Koizumi, Haruhi bukanlah gadis biasa. Keinginan akan hal-hal ajaiblah buktinya, keberadaannya, Yuki dan juga Asahina Mikuru juga terjadi karena keinginan Haruhi. Singkatnya, di antara mereka berlima hanya Kyon saja yang manusia biasa. Selanjutnya, keinginan dan obsesi Haruhi bukanlah yang dianggap remeh. Gadis itu tidak bisa dibiarkan bosan atau kacau, karena kekacauan di kepalanya akan menimbulkan kekacauan juga di bumi ini.

****

Saya nggak berekspektasi banyak pas nonton anime ini. Awalnya, satu-satunya alasan yang bikin saya bertahan dan betah nonton adalah karakter Haruhi yang eksentrik dan unik. Kepercayaannya pada makhluk ruang angkasa ataupun penjelajah waktu bikin dia jadi cewek yang terkesan aneh yang bikin banyak hal positif dan kompetensinya tertutupi. Memang, sikapnya yang pemksa, egois sangat menyebalkan tapi satu hal yang membuat saya kagum adalah ia serba bisa. Selalu punya kepercayaan diri yang tinggi untuk berkompetisi. Aura pikiran negatif sama sekali nyaris nol dalam dirinya.
Agak menyayangkan adegan action yang melibatkan Nagato Yuki yang seolah cuma selewat saja. Ngiranya setelah episode tersebut akan ada adegan action yang lebih seru dan menegangkan lagi. Sayangnya hal itu nggak saya temukan. Selanjutnya ada episode membosankan karena terlalu sering diulang. Memang tidak mengherankan karena jalan ceritanya adalah pengulangan peristiwa libura musim panas yang diinginkan oleh salah satu anggota satuan SOS, hingga animenya tamat saya nggak dapat kepastian apakah sosok yang menyebabkan pengulangan itu adalah Haruhi atau Kyon. Peristiwa dan kejadian yang hampir sama persis, nggak hanya membosankan dan membuat lelah tokoh-tokohnya, tapi juga yang menontonnya. Berasa kayak nonton Naruto saat filler. Menurut saya paling banyak pengulangan itu terjadi akan lebih menarik kalau hanya dua episode saja. Empat episode dengan cerita sama itu terlalu banyak.

Tapi, kisah liburan musim panas mereka sangat saya sukai. Tidak hanya karena terdapat penekanan budaya Jepang, tapi juga bisa menjadi referensi buat kita tentang cara mengisi liburan yang asyik. Nggak harus ala-ala Jepang, yang ala Indonesia saja, biar sederhana asal bisa benar-benar membuat kita menghabiskan waktu luang dengan menyenangkan.

Saat pada bagian obsesi Haruhi untuk membuat film demi perayaan Festival di sekolah, animenya jadi terasa tidak ada usaha untuk menuntaskan problem yang ada, karena hanya diisi oleh kegiatan-kegiatan baru yang akan berdampak pada kondisi bumi jika sang punya ide juga mengalami penurunan mood. Namun ide festival ini juga saya sukai. Memang sih di Jepang hal ini sudah lumrah namun menurut saya tidak ada salahnya dicontoh Indonesia.

Sekolah-sekolah di Jepang sebagaimana kita tahu selalu memiliki klub, kalau di Indonesia sih namanya kegiatan ekstrakurikuler. Sama sebenarnya. Hanya saja, berbeda dengan di Jepang, kreativitas murid-murid bisa ditonjolkan lewat festival yang terbuka untuk umum, sementara di Indonesia tidak. Paling mentok meeting class saat libur 17 Agustus yang kebanyakan didominasi oleh kegiatan olahraga. Nah, kalau dari sekian banyak ekstrakurikuler yang ada, semuanya dapat jatah pentas, menampilkan skill, menurut saya akan lebih bagus. Murid-murid di Indonesia akan punya lebih banyak kegiatan positif.

Episode terakhirnya terasa aneh dan gantung sih. Tapi lumayanlah, petualangan Haruhi cukup seru untuk diikuti. Dan ada satu hal lagi yang saya sukai yakni film yang diproduseri, disutradarai dan skripnya ditulis oleh Haruhi sendiri sebagai proyek festival budaya sekolah juga dapat jatah tayang pada salah satu episode di anime ini. Walau filmnya aneh, rada-rada, nggak jelas maksud dan tujuannya, bahkan pesan moralnya hampir nggak ada, tapi proses syutingnya yang lucu cukup bikin saya penasaran untuk nonton.

Anime ini menawarkan sedikit fan service untuk laki-laki, udah umum sih. Ada cukup banyak karena tokoh Asahina Mikuru memang selalu teraniaya disini, tapi nggak vulgar macem anime H jadi nggak mengganggu. Bisa dibilang ecchiinya nggak mendominasi. Ada satu kutipan paling favorit yang saya ambil dari anime ini yakni

“Sejujur apapun aku padamu, aku tidak bisa membuktikannya. Karena bukti yang menjamin bahwa kata-kataku bisa dipercaya sama sekali tidak ada. Untukmu – Nagato Yuki, eps 24”

Selasa, 18 April 2017

,
Judul Buku: Love Fate
Penulis: Sari Agustia
Penerbit: PT. Elexmedia Komputindo
Editor: Pradita Seti Rahayu
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 978-602-02-6097-6
Rating: 4/5

Kata orang, pernikahan yang kupunya ini sempurna.

Karier kami sama-sama menanjak. Sejak dua tahun lalu, kami mulai tinggal di rumah sendiri. Tak hanya itu, kami pun membekali diri kami masing-masing sebuah mobil untuk bepergian setiap harinya. Oh ya, kami juga punya dana untuk traveliing keluar negeri – setidaknya sekali dalam setahun – dan berkunjung ke rumah Ambu di Bandung atau rumah Bapak serta Ibu Mertuaku di Malang.

Hanya satu yang sebenarnya sering kali mengganggu: Keturunan. Lima tahun bahtera ini berjalan, belum juga hadir si buah hati.

Kami tk pernah menunda. Tak pernah juga mempermasalahkannya. Dan ... tak pernah juga membicarakannya.

Bagaimana ini....

Suamiku sebenarnya mau punya anak atau tidak?

Yang ke dokter hanya aku. Yang mau adopsi hanya aku. Masa hanya aku saja yang berusaha?

****
Cerita ini dibuka dengan kunjungan Tessa dan suaminya – Bhaskoro, ke Malang untuk menghadiri pernikahan Indah, salah satu adik ipar Tessa. Sebenarnya, Tessa ikut berbahagia dengan pernikahan Indah hanya saja, seperti dugaan Tessa sebelumnya, kunjungannya ke Malang selalu membuahkan masalah yang meresahkan bahkan cenderung menjengkelkan. Pernikahannya dengan Bhas yang sudah mencapai angka lima tahun namun belum dianugerahi momongan itu seolah duri yang senantiasa mengekor ke mana pun Tessa pergi, apalagi kalau sudah ke berkunjung ke rumah mertuanya.

Ibu Murti adalah jenis ibu mertua yang sudah pasti akan dihindari banyak perempuan kalau bisa. Selain bersikap agak kaku, sang mertua juga kerap ikut campur dalam urusan rumah tangga Tessa dan Bhas. Banyak berkomentar dan mengkritik ini itu. Di matanya, Tessa selalu banyak salahnya. Ditambah belum bisa memberinya cucu, kesalahan Tessa jadi semakin bertambah. Kesibukan Tessa dalam pekerjaannya dianggap sebagai biang masalah adri sulitnya mereka memiliki keturunan. Padahal, kalau dari sisi Tessa sendiri, dia beranggapan bahwa bukan pekerjaanlah pemicunya, melainkan hubungannya dengan Bhas memang sudah tak sehangat awal-awal menikah.

Namun, sebagai perempuan yang juga ingin menjadi ibu, Tessa pun gerah. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan konsultasi kesuburan sehingga bisa diketahui dengan pasti letak masalahnya dimana. Sayang, bertolak belakang dengan dirinya, Bhas justru menolak gagasan ini. Suaminya itu yakin bahwa tak ada yang salah dengan dirinya sehingga ia perlu melakukan tes kesuburan.

“Silakan kamu periksa sendiri! Aku tak merasa ada yang sakit dalam badanku. Menurutku, Allah yang belum memberi kita seorang anak – Bhas, hlmn 59

Meski agak tersinggung, Tessa pun mengalah dan memilih melakukan konsultasi sendirian tanpa didampingi sang suami. Suatu hari, Tessa tak sengaja bertemu dengan cleaning service kantor yang sedang mengandung. Dari basa-basi hingga perbincangan ringan, Tessa pun akhirnya mengetahui bahwa keadaan ekonomi Mbak Kanti tidak memadai jika harus membesarkan seorang bayi lagi. Menurut Mbak Kanti, ia akan memberikan anaknya kelak pada siapa saja yang menginginkan sehingga kehidupannya bisa lebih baik. Tessa yang sudah lama mengidamkan seorang anak heran dengan ide tersebut, namun akhirnya bisa mengerti. Tebersitlah gagasan di kepalanya untuk mengadopsi anak Mbak Kanti jika sudah lahir nanti.

Gagasan ini pun diutarakannya pada suaminya, namun ternyata Bhas menentang habis-habisan. Ia tidak bersedia membesarkan anak yang bukan darah dagingnya. Namun, seperti kalimat bijak yang berbunyi di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan, gagasan untuk mengadopsi anak ini berhasil membuat Bhas bersedia melakukan tes kesuburan dan bersama-sama mengusahakan kehadiran buah hati bersama Tessa.

Tak perlu menunggu lama, Tessa pun akhirnya dinyatakan hamil. Kebahagiaan jelas membanjiri setiap sel-sel tubuh Tessa dan Bhas, termasuk Ambu dan keluarga besar di Malang. Walau memang sikap Ibu masih cenderung seperti menganaktirikan Tessa. Tapi Tessa tak peduli, yang terpenting adalah bagaimana bayinya lahir sehat dan selamat.

Untung tak dapat diduga malang tak dapat ditolak, belum genap dua bulan Tessa mengandung, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa janin yang dikandungnya tidak berkembang. Tessa mengalami keguguran!

****
Membaca novel bertema perempuan memang selalu menjadi kesukaan saya. Selalu ada sisi menarik yang saya ambil juga pelajaran berharga yang saya petik. Hanya saya, dari sekia banyak novel yang menceritakan kisah hidup seorang perempuan yang pernah saya baca, kebanyakan selalu menceritakan perempuan yang tertindas, seperti yang dialami Tessa.

Kalau dilihat dari kacamata karier dan materi, Tessa tidak kekurangan satu hal pun bahkan mungkin hidup lebih dari kecukupan. Punya suami yang tidak banyak komentar dan ambil pusing dengan pendapat orang juga bisa dikatakan bonus yang menyenangkan. Hanya saja, hal itu terasa nothing hanya karena mereka belum dikarunia seorang anak. Setiap pasangan yang sudah menikah pasti mengidamkan buah hati untuk menyemarakkan suasana rumah dan menjadi pelipur lara, namun sikap mertua Tessa yang cenderung memojokkan sangat tidak saya sukai. Karena saya belum menikah, sudah sejak lama saya selalu berdoa semoga suatu saat nanti nggak dapat mertua yang banyak kometar dan turut campur dalam kehidupan rumah tangga saya nantinya.

Selain itu, dalam kisah ini, mengapa saya katakan Tessa adalah contoh perempuan tertindas, keterlambatan mereka dalam memperoleh keturunan seolah dibebankan seluruhnya pada Tessa. Sikap Bhaskoro yang juga hampir tidak pernah membela Tessa ketika dikritik bahkan dijelekkan sang ibu membuat saya kesal. Kewajiban anak laki-laki pada ibunya memang tidak akan terputus meski mereka telah berkeluarga, tapi bukankah kewajibannya juga untuk melindungi martabat istrinya entah di depan orang asing atau pun ibu kandungnya sendiri?

Buku ini membuat saya kerap meringis karena miris terhadap beberapa fakta pernikahan yang di luar sana mungkin saja banyak terjadi. Pada beberapa bagian, buku ini terasa agak membosankan namun ceritanya tetap worth untuk dibaca. Ada banyak pesan tersirat yang bisa membuat kita membuka mata sedikit lebih lebar tentang menghargai amanah dan titipan Tuhan dalam hal ini, anak.

Bagian favorit saya adalah prosesi pernikahan Indah yang menggunakan adat Jawa tok. Walau saya bukan orang Jawa, saya selalu suka menangkap informasi tentang kebudayaan daerah-daerah yang berbeda sukunya dengan saya. Selain memperbanyak informasi, pengetahuan akan budaya Indonesia saya bisa semakin bertambah. Seluruh prosesi pernikahan Indah membuat saya ingin menyaksikan midodareni dan sebagainya secara langsung. Selain itu, selipan bahasa Jawa dan Sunda dalam banyak percakapan membuat buku ini terasa pribumi dan Indonesia banget. Bukan berarti bahasa daerah lain tidak Indonesia, hanya saja buku yang menyelipkan bahasa daerah menurut saya adalah buku yang sangat membudaya. Pelestarian budaya berbahasa daerahnya juga masuk, walau nggak secara tersurat.

Kemudian, ada fakta unik yang saya dapatkan dari buku ini yakni tentang pantangan pernikahan antara dua orang yang memiliki suku Sunda dan Jawa. Legenda Hayam Wuruk seolah menjadikan pernikahan dua suku yang bersebelahan ini sebagai suatu pamali atau hal yang tabu untuk dilakukan. Bukan karena saya percaya bahwa hal itu benar adanya, semua manusia sama, jika sukunya berbeda maka itu tidak jadi masalah. Hanya saja menurut saya ini bisa menjadi suatu pelajaran tentang rasisme yang mungkin saja masih berkembang dalam hidup masyarakat kita hingga saat ini.

Ada satu hal yang saya sayangkan dari buku ini yakni eksekusi ceritanya kerasa maksa dan nggak asyik. Kalau pada beberapa film thriller biasanya ada adegan si pembunuh sudah mati, namun saat ada kata end tiba-tiba wajah sehatnya di-shoot lagi, kan, nah kalau di buku ini mirip-mirip seperti itu tapi tidak ada rasa puas saat membacanya. Buat saya seharusnya ceritanya masih bisa lebih panjang, Bhas dan Ibu mertuanya setidaknya bisa mendapat sedikit pelajaran berharga atas sikap mereka, terkesan drama sih tapi mending begitu daripada gantung. 

Minggu, 16 April 2017

,
Judul Buku: My Better Half
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: PT. Elexmedia Komputindo
Tahun Terbit: 2014
Editor: Afrianty P. Pardede
ISBNP: 978-602-02-5344-2
Rating: 3/5

“Dia memang bukan pelaku kriminal. Dia hanya seorang laki-laki menyebalkan yang tidak tahu caranya tersenyum. Bodohnya, aku selalu kesulitan untuk benar-benar marah padanya.”
(Kendra Elanith)

“Dan dia adalah gadis paling ceroboh yang selalu meninggalkan ponselnya di sembarang tempat. Tapi dia selalu mampu menghadapiku lebih baik dibanding orang lain.”
(Maxim Fordel Arsjad)

Mereka lebih sering saling membantah, sekaligus membangun pengertian. Kendra dan Maxim saling memahami meski tak fasih menuangkannya dalam kata. Keduanya mengelak dari hubungan lebih sekadar teman. Tapi Tuhan adalah sutradara maha gemilang. Dia menuliskan predestinasi yang tak bisa dibantah. Menyandera Maxim dan Kendra pada perasaan istimewa.

Mungkinkah mereka memilih jalan untuk bersama, menghabiskan sisa kefanaan berdua? Ataukah lebih suka saling menjauh meski saling menyakiti? Ada banyak perasaan terluka, ada banyak rasa ngilu yang harus dikecap. Jalan masa depan memang bukan jalan yang bebas hambatan.

****
Karena urusan penting mendadak, Mbak Helen yang tadinya sudah janjian dengan salah satu pria paling diidamkan, Maxim Fordel Arsjad, harus dengan tanpa perasaan mengorbankan Kendra untuk menyelesaikan semuanya. Tanpa rasa bersalah, bos Kendra dalam agen mak comblang di The Matchmaker itu memundurkan janji temu dengan Maxim seenaknya. Setelah itu, Kendra yang tidak tahu apa-apa ditugasi untuk menemui Maxim dan membahas urusan berkaitan dengan acara Dating with Celebrity yang diusung oleh The Matchmaker.

Kesan pertama yang Kendra dapatkan dari Max adalah sepertinya ia pria yang baik. Fakta bahwa Max adalah perancang sepatu bayi membuat Kendra pun berpikir bahwa Max pastilah pria berhati lembut. Namun, meleset dari dugaan, Max justru membatalkan keikutsertaannya dalam Dating with Celebrity karena merasa tidak dihargai oleh sikap seenaknya Mbak Helen.

Kendra pun kena getahnya. Mbak Helen yang tidak suka dengan kegagalan, sekali lagi tanpa perasaan memaksa Kendra untuk memastikan bahwa Maxim akan mengubah keputusannya. Meski kesal atas penolakan yang Maxim lakukan, ancaman berganti posisi jadi cleaning service yang dilayangkan Mbak Helen jika Kendra gagal menjalani misi ini akhirnya membuat Kendra terpksa harus menggunakan berbagai macam cara demi membujuk Maxim.

Sadar sudah bersikap keterlaluan, Maxim tetap tidak mengubah keputusannya. Tak peduli Kendra telah menunggunya berjam-jam, Max tetap menolak tawaran gadis itu. Tak punya pilihan, Kendra pun nekad. Dengan berbekal sedikit informasi, ia mengunjungi kediaman keluarga Maxim dan menyatakan maksudnya pada Ibunda Maxim secara langsung. Beruntung, mama Maxim menyambut baik maksud tersebut. Merasa anaknya sudah cukup lama melajang, sang mama mendorong Maxim untuk ikut acara Dating with Celebrity.

Bakti Maxim yang teramat besar pada sang mama membuatnya menuruti permintaan itu. Meski tetap saja, pria itu selalu suka membuat Kendra sibuk dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Namun, berita tak terduga dari Bandung ahirnya mengubah pandangan Maxim terhadap Kendra juga pada akhirnya mencairkan kebekuan di antara mereka berdua.

****
Kalau ada penggemar novel romance murni, saya rasa buku-buku Indah Hanco bisa jadi pilihan yang bagus. Dari sinopsis memang sudah ketahuan bahwa konflik yang paling menojol dalam buku ini adalah konflik asmara. Meski diselipi sedikit konflik keluarga, meurut saya itu adalah pelengkap yang mempercantik cerita saja dan membuat kisah dalam buku ini tidak membosankan.

Untuk karakter, saya suka Maxim. Menurut saya, Max tampil sebagai tokoh utama pria dewasa yang teramat menggemaskan. Sikapnya yang cenderung kekanakan adalah semacam unsur komedi tersirat yang menghiasi buku ini. Beberapa unsur unik yang ditambahkan juga membuat bukunya menarik. Contohnya ambitextrous yang dimiliki Kendra, fobia-fobia aneh yang disebutkan Maxim hingga setting restoran yang membuat saya jadi kangen rumah dan pengin pulang. Kangen banget deh makan nasi jaha sama ayam rica-rica buatan mama :’(

Kemudian, kehadiran saudara-saudara Maxim juga membuat buku ini agak kurang tertebak alurnya. Hanya saja, sayangnya menurut saya nggak ada penyelesaian dalam konflik keluarga Kendra. Berakhir begitu saja dengan kurang menyenangkan. Memang poin utama cerita bukan disana, tapi karena kisah itu yang sudah berperan membentuk perjalanan cinta Maxim dan Kendra, saya rasa akan lebih bagus kalau ada penyelesaian lebih jauh. Ada beberapa saltik yang saya temukan dalam buku ini, juga pada salah satu halaman nama Kendra berubah jadi Kenneth tapi itu nggak begitu mengganggu.

Secara keseluruhan, hal yang paling ditekankan dalam buku ini adalah komunikasi. Bahwa setiap masalah pasti dapat menemukan penyelesaian yang baik asal ada komunikasi bagus antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu.
,
Judul Buku: The Journey of Song Triplets
Penulis: Shandy Claws
Penerbit: Haru Media, an imprint of Penerbit Haru
Ilustrasi, Layout dan Cover: Shandy Claws
Proofreader: Mery Riansyah
Cetakan Pertama: 2016
Tebal Buku: 172 halaman; 21x21 cm
ISBN: 978-602-7742-88-8
Rating: 4/5

The Journey of Song Triplets
DaeHan MinGuk Manse
And their Dad, Song Il Kook

Although they are triplets, but their faces, acts, & personalities are different from each other. The only thing that they have in common is BIG APPETITE!!! They spend a day without their Mom and taken care by Dad’s super hands. Full of their mivhiveous acts, the triplets give Song Il Kook a tough but happy time.

Ini adalah komik yang menceritakan kembar tiga DaeHan, MinGuk dan ManSe di satu hari saat sang Ibu tidak ada dan mendampingi. Diasuh oleh Ayah yang amat pengertian dan hampir bisa dikatakan sempurna dalam mengurus anak. Bukunya lucu dengan tingkah ketiga anak laki-laki yang kadang bandel dan menggemaskan.

Meski ditulis dalam Bahasa Inggris, buku ini termasuk tidak sulit dipahami. Buat yang punya kemampuan Bahasa Inggris pasif (seperti saya) bisa menikmati sajian ceritanya secara penuh, bahkan tergolong amat menikmati. Walau demikian, menurut saya pribadi, buku ini agar boros kertas dan halaman karena pada bagian galeri foto ada gambar berulang. Setelah digambar tanpa warna, lalu disusul dengan warna. Buat saya walau cuma ditampilkan yang berwarna, buku ini tetap udah lucu kok.

Kisahnya nggak rumit tapi mungkin karena suka banget sama mereka bertiga ini, saya jadi penasarn buat baca K-Toon lainnya yang diadaptasi dari salah satu tayangan yang cukup terkenal di Korea Selatan; The Return of Superman. Oh iya hard cover-nya juga bagus banget dan dijamin bukunya nggak gampang rusak.

Saya sangat mengapresiasi karya ini karena menurut saya pribadi, ini adalah suatu bukti bahwa nge-fans terhadap sesuatu nggak selamanya berefek negatif. Nggak ada yang bilang sih tapi beberapa fakta yang saya temui, banyak banget orang nge-fans terutama sama Oppa Oppa Korea atau tayangan anime jadinya malah bersikap terlalu chuunibyou dan nggak wajar. K-Toon ini adalah suatu bukti bahwa mengidolakan sesuatu bisa juga membuat kita berkarya.

Ada juag satu kekurangan dalam buku ini yakni di halaman belakang terdapat beberapa lagu anak Korea yang mungkin terkenal, tapi dari semuanya hanya satu yang bisa saya nyanyikan. Yakni yang berjudul 3 Bears.

마리
Gom se mari ga
집에 있어
Han jibe isseo
이빠 , 엄마 , 애기
Appa gom, eomma gom, aegi gom
아빠 곰은 뚱뚱해
Appa geomeun ddoongddoonghae
엄마 곰은 날씬해
Eomma gomeun nalsshinhae
애기 곰은 너무 귀여워
Aegi gomeun neomu gwiyeowo
으쓱 으쓱 한다
Eusseuk eusseuk jal handa

Lagu ini sudah muncul di banyak drama Korea dan menurut saya asyik. Akan lebih bagus lagi kalau bukunya punya bonus CD untuk lagu-lagunya atau disertai kode QR LINE untuk download.