Judul Buku: Lelaki Harimau
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desain Sampul: Eka Kurniawan
Layout Isi: Noviprastya
Tahun Terbit: 2004
Kategori: Novel/Sastra
Cetakan Pertama (Cover Baru): Agustus 2014
Cetakan Ketiga (Cover Baru): Desember 2015
Cetakan Keempat: Februari 2016
Cetakan Kelima: Mei 2016
ISBN: 978-602-03-2645-4
BLURB
Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan. "Ada harimau di dalam tubuhku."
ULASAN
Seperti yang tergambar dalam blurb, kisah Lelaki Harimau adalah tentang pembunuhan yang sangat brutal bahkan belum pernah terpikirkan akan dilakukan oleh pembunuh paling kejam sekalipun. Margio adalah anak yang manis, sejak kecil hingga usianya menginjak angka 20, Margio lebih dikenal sebagai anak malang yang tak pernah melawan meskipun dipukuli demikian kejam oleh Komar bin Syueb, Ayahnya. Meski tentu saja ia marah akan sikap kasar Komar pada ibu dan adiknya, Mameh dan Marian - yang kemudian menemui ajalnya di saat masih berwujud bayi merah, meski setiap harinya rasanya ia ingin membunuh Komar, tak pernah sekalipun hal itu terjadi. Bahkan hingga Komar menemui ajalnya dikarenakan sakit berkepanjangan, kematian itu bukan disebabkan oleh Margio. Tak pelak orang-orang terkejut dan tak bisa menyembunyikan takjub ketika pembunuhan itu terjadi. Anwar Sadat mati, dibunuh Margio! Ia mencabik leher lelaki tua yang terkenal mesum itu, Ayah kekasihnya itu, dengan gigi-giginya hingga napasnya habis tak bersisa.
****
Yang membuat saya memutuskan membeli buku ini bukan pada fakta bahwa Eka Kurniawan adalah salah satu penulis kawakan yang sudah sangat terkenal. Jujur saja, meskipun suka dengan buku, penulis aliran sastra milik Indonesia yang saya ketahui hanya segelintir tokoh saja, yang paling saya ingat adalah Pramoedya Ananta Toer. Eka Kurniawan tak pernah masuk list penulis favorit atau buku-bukunya masuk deretan yang wajib saya baca. Yang membuat saya memutuskan untuk memilih lelaki harimau adalah kesan lucu yang saya temukan pada sampul bukunya. Sekilas itu menampakann wajah kucing, namun belakangan baru saya ketahui setelah disadarkan oleh seseorang yang tidak saya kenal bahwa warna oranye yang terdapat dalam sampul adalah surai. Yang kedua adalah isi blurb. Saya adalah salah satu pembaca yang merasa butuh banyak membaca buku-buku dengan tema 'berat' dan dari blurb, itu sangat menggambarkan. Makna filosofis yang ada pasti akan membuat saya berpikir dan memang itu yang saya cari. Selanjutnya, buku ini juga menyabet penghargaan sebagai Book of The Year IKAPI 2015 yang telah diterjemahkan ke lima bahasa; Inggris, Prancis, Jerman dan Korea. Itu adalah pemikat yang paling berpengaruh. Sebagaimana yang saya tahu, Inggris, Perancis juga Korea adalah tiga negara yang terkenal akan sastranya, memikirkan bahwa buku ini bisa diterima oleh pembaca disana membuat saya mengambil kesimpulan bahwa bukunya pasti menakjubkan. Banyaknya komentar positif yang mengisi space pada sampul belakang dan dua halaman awal buku juga jadi sihir yang paling ampuh.
Meski sudah tahu bahwa buku ini adalah buku sastra, saya tidak menduga bahwa akan butuh waktu sedikit lebih lama untuk membuat saya benar-benar bisa masuk dan menikmati cerita yang ada. Dibuka dengan agenda memancing ikan sama sekali tidak membuat saya berekspektasi bahwa saya akan langsung bertemu dengan berita kematian dan pembunuhan. Bukan karena bahasanya yang sulit dimengerti, gaya penulisan Eka Kurniawan nyastra banget dan saya suka, indah untuk diucap dan didengar, tapi memang saya belum terbiasa membaca sastra jadi mungkin saja itu faktornya. Terlepas dari itu semua, saya menikmati proses penguakkan yang ada dalam Lelaki Harimau.
Kemunculan si lelaki ini adalah awal terbukanya begitu banyak rahasia kelam dan mencengangkan keluarga Margio dan hubungannya bersama kedua orangtuanya. Sejarah hidup yang begitu kelam telah membentuk semua tokoh dengan karakternya yang berbeda namun didasari hal yang sama - derita, yang kemudian membuat mereka harus menjalani kehidupan yang ada dalam buku ini. Buku ini menyajikan konflik keluarga, konflik emosional yang terbentuk oleh perubahan dan perkembangan psikologis masing-masing tokoh yang ada.
Alur dalam novel ini mengambil alur maju mundur. Titik utamanya terdapat pada pembunuhan yang dilakukan Margio yang ternyata didasari oleh hal-hal yang sudah terlewat di masa lalu. Bukan tentang dendam kesumat tak berkesudahan, tapi masa lalu keluarga Margio, fakta-fakta yang tersembunyi di balik olengnya pilar rumah tangga dan kasih sayang di antara mereka dan kemunculan sang harimau ternyata mampu mengubah segalanya. Malu dan marah yang bertumpuk bertahun lamanya mmebuat Margio tak dapat menahan harimau yang ada dalam tubuhnya, yang sudah diwarisi turun temurun dari buyutnya.
Pada bagian harimau, saya sedikit teringat pada salah satu anime Jepang yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama, Naruto Shippuden. Kyuubi yang bersarang pada tubuh Naruto juga adalah makhluk yang tak bisa disandingkan dengan kemarahan karena pasti akan menimbulkan ledakan. Itu juga yang terjadi pada Margio, harimau dalam tubuhnya tak punya kompromi akan emosi yang akhirnya membuat ia brutal tak terkendali. Namun tetap Lelaki Harimau dan Naruto Shippuden tidaklah sama. Agak sulit untuk dipahami memang, tapi kalau didasarkan pada pemahaman dan saya menangkap maksud yang ada, saya beranggapan bahwa sosok harimau dalam tubuh Margio bukanlah sosok harimau yang sebenarnya. Ia adalah sisi lain dari Margio yang baru mulai menampakkan wujudnya ketika lelaki itu benar-benar berada pada titik terendah dalam hidupnya, bait tersulit dalam takdirnya. Tidak juga saya memahami bahwa Margio mengidap penyalit mental seperti gangguann kepribadian, gangguan identitas atau memiliki kepribadian ganda, yang saya pahami adalah sebenarnya setiap orang punya sisi harimau itu dalam dirinya, hanya saja yang membedakan adalah jalan hidup, takdir yang harus dijalani, dan tentu saja kondisi mental sehingga harimau itu bisa saja muncul bisa saja tidak.
Meski tidak mengidap kepribadian ganda, buat saya pribadi semua tokoh yang ada khususnya keluarga Margio dimulai dari Komar bin Syueb, istrinya hingga Marian si bayi merah, semuanya memiliki ganggaun mental yang diakibatkan oleh kerasnya hidup yang membentuk karakter dan pola pikir mereka. Karena jika tidak, tidak mungkin Komar yang bengis menyimpan tangis ketika menyadari segala kesalaahan yang ia lakukan dan kekeliruan yang terlambat ia sadari, takkan mungkin istrinya yang benci setengah mati hingga tega mengkhianati menangis saat Komar bin Syueb ditemukan mati, tak mungkin Margio yang hampir setiap hari memikirkan untuk membunuh Komar Bin Syueb menyimpan simpati ketika sadar apa yang sudah dilakukan Ibunya.
Secara keseluruhan buku ini bercerita tentang penyebab kemunculan si harimau dalam tubuh lelaki bernama Margio dan akan ada banyak pelajaran dan kengerian yang akan kita temukan.
Rate: 4/5 bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar