Judul Buku: Manjali dan Cakrabirawa
Penulis: Ayu Utami
Penerbit: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan Pertama: Juni 2010
Cetakan Kedua: September 2010
Gambar Sampul dan Isi: Ayu Utami
Tataletak Sampul: Wendie Artswenda
Tataletak Isi: Bernadetta Esti W.U, Wendie Artswenda
Tebal Buku: x + 252; 13,5 x 20 cm
ISBN 13: 978-978-91-0260-7
Rating 4/5
....Marja membual bahwa baginya yang penting cowok itu enak diajak ngomong dan perutnya sixpack.
Sumi, banci salon favoritnya, menjawab, "Ike juga mau, dong, cowok yang begitu. Kayak apa sih pacar baru kamu?"
Lalu Marja memperlihatkan foto Parang Jati yang bertelanjang dada.
Sumi mejerit, "Aih! Cakrabirawa! Bikin ike jadi gerwani!"
Maksudnya, aih, cakep banget, bikin aku jadi geregetan....
Marja adalah gadis Jakarta. Kekasihnya menitipkan ia berlibur pada sahabatnya, Parang Jati. Mereka menjelajahi alam pedesaan serta candi-candi di sana, dan perlahan tapi pasti Marja jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Parang Jati membuka matanya akan rahasia yang terkubur di balik hutan: kisah cinta sedih dan hantu-hantu dalam negeri ini. Di antaranya, hantu Cakrabirawa!
****
Buku ini adalah perpaduan antara roman, sejarah, misteri dan juga hal mistik. Keempat materi yang memenuhi setiap sudut buku menurut saya terjalin dengan pas. Alurnya tak hanya menambah wawasan, terkadang membuat berdebar penasaran bahkan gregetan. Berbeda dengan dua seri lainnya, buku ini tergolong ringan dan mudah diikuti. Kisah cinta banyak mendominasi walau sisi sejarahnya tidak pernah ketinggalan. Oh iya ternyata sebelumnya saya salah baca urut buku ini. Seharusnya Bilangan Fu, lalu Manjali dan Cakrabirawa kemudian Lalita. Tapi malah terbalik jadi 1,3,2. Nggak apa-apa sih, karena materinya berbeda-beda, bukunya akan tetap asyik dibaca dalam urutan 1-2-3 ataupun 1-3-2. Yang pasti, Bilangan Fu harus dibaca lebih dulu.
Sisi menarik dalam seri ini, memang yang menjadi pokok bahasan tetap saja candi-candi, peninggalan sejarah dan juga hal-hal yang berkaitan dengan agama Hindu dan Buddha. Tapi, kisah cinta Ratna Manjali dan satuan tentara Cakrabirawa yang juga dibahas disini betul-betul jadi sisi menarik tersendiri. Saya suka sekali dengan plotnya, bagaimana Ayu Utami mempertemukan Manjali dan Cakrabirawa dalam kisah cinta segitiga sekaligus persahabatan. Sejarah yang dipaparkan dalam bentuk drama keluarga yang pendek namun melalui perjalanan rumit yang panjang. Saya rasa kalimat yang cocok untuk memggambarkan buku ini adalah "betapa keajaiban takdir bisa datang dari arah mana saja."
Kisah cinta terlarang antara Parang Jati dan Marja berjalan manis namun entah mengapa saya tetap tidak suka. Lebih prefer Marja dan Sandi Yuda, tanpa alasan. Hanya ngerasa kalau lebih-enak-begitu haha.
Kalau mau jujur, buku keduanya adalah yang paling saya sukai, sementara buku pertamanya paling banyak menghadirkan wawasan. Memang, beberapa hal disajikan dalam bentuk pola pikir tokoh-tokohnya, tapi menurut saya itu sangat bermanfaat. Berbeda dengan buku ketiga yang tentu saja juga memberikan informasi penting namun kurang bisa saya payami dan nikmati. Walau begitu, saya suka banget seri Bilangan Fu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar