Sutradara: Shigehito Takayanagi
Penulis: Shigehito Takayanagi, Yasuko Kamo
Penata Musik: Tomotaka Osumi, Nobuaki Nobusawa
Studio: Feel
Lisensi: Madman Entertainment, FUNimation, Anime
Limited
Stasiun TV: TBS, CBC, SUN, BS-TBS
Tayang: 7 Januari 2016-31 Maret 2016
Jumlah Episode: 12
Dagashi
Kashi adalah sebuah manga yang dibuat
oleh Kotoyama. Manga ini
diserialisasikan dalam Shogakukan’s
Shounen Sunday sejak Juni 2014, dan sudah dibukukan dalam enam tankobon. Manga ini diadaptasi menjadi
sebuah anime oleh Feel dan tayang
sejak 7 Januari 2016 hingga 31 Maret 2016.
Bercerita
tentang Shikada Kokonotsu, seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang mangaka yang secara tiba-tiba dihampiri
oleh gadis canti bernama Shidare Hotaru. Gadis itu mengaku sebagai utusan dari
perusahaan Shidare yang hendak mengajak You-san, ayah Kokonotsu untuk bergabung
dengan perusahaan Shidare. Sebagai anak. Kokonotsu yang sering dipanggil coconut oleh teman-temannya itu merasa
heran mendapati seorang utusan dari perusahaan besar datang dan hendak mengajak
ayahnya bekerja sama. Dilihat dari sisi manapun, bagi Kokonotsu, You-san adalah
ayah biasa saja, selain kesukaannya yang teramat sangat pada cemilan. Namun,
menurut Hotaru, You-san adalah seorang yang teramat hebat. Dan untuk itu,
Shidare mengharapkan You-san untuk bergabung dengan perusahaan.
Shidare
memang adalah salah satu perusahaan cemilan terkenal di Jepang. Di kota kecil
tempat Kokonotsu tinggal, You-san memang menjalankan Toko Cemilan Shikada yang
merupakan warisan keluarga dari generasi ke generasi. Toko itu kecil, namun
bagi Hotaru, tempat itu adalah surga. Hotaru adalah penggila cemilan garis
keras!
You-san
yang memang sudah sejak lama menginginkan Kokonotsu menuruskan warisan keluarga
turun temurun itu pun mengatakan akan setuju bergabung dengan perusahaan
Shidare dengan catatan Kokonotsu harus terlebih dahulu bersedia meeneruskan
menjalankan Toko Cemilan Shikada. Hanya saja, Kokonotsu tidak bersedia. Ia
ingin menjadi mangaka. Disinilah
Shidare Hotaru harus berusaha meyakinkan Kokonotsu untuk meneruskan usaha
keluarganya.
****
Buat
remaja Jepang, menonton anime ini mungkin akan membawa ke suatu nostalgia. Buat
saya pribadi pun demikian walau cemilan yang menjadi judul anime ini bukan
cemilan Indonesia. Namun tetap saja, hal itu membuat saya rindu dengan jajanan
jaman saya SD dulu, yang hampir tidak lagi ditemukan zaman sekarang.
Anime
ini mengangkat makanan sebagai tema utamanya, dalam hal ini cemilan. Bagaimana
cemilan berperan sebagai jenis makanan yang bisa memberikan kesenangan
tersendiri bagi anak-anak kala menikmatinya. Ada berbagai jenis cemilan Jepang
yang diperkenalkan disini, walau hampir setengah dari jumlah episode, cemilan
yang dimaksud sudah berfokus pada jenis-jenis permen yang banyak disukai
anak-anak.
Selain
membahas cemilan, diselipkan juga beberapa sejarah pendek tentang bagaimana
jenis cemilan itu bisa muncul, juga hal-hal menarik apa dari cemilan tersebut yang
membuatnya meledak di pasaran dan disenangi banyak konsumen. Bagaiaman hingga
akhirnya cemilan yang berasal dari hal-hal sederhana memiliki nama besarnya di
Jepang. Saya tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran sejarahnya, tapi karena tiap ending per episodenya selalu ada
penayangan singkat tentang cemilan yang sudah dibahas, maka saya yakin bahwa
cemilannya benar-benar terkenal di Jepang.
Nggak
hanya itu, ada beberapa trik pemasaran yang juga diselipkan dalam anime ini.
Walau hanya secara tersirat, lewat apa penarik atau interesting thing yang membuat konsumen jadi mau membeli cemilan
yang ada. Selain itu, beberapa cemilan yang ada juga sukses bikin saya lapar
dan pengin ngemil juga. Sebaiknya sih, kalau mau nonton Dagashi Kashi, biar
nggak ngiler sendiri, nyiapin cemilan juga. Biar sama-sama ngemil, yang nonton
ataupun yang ditonton.
Kekurangan
pada anime ini adalah ada sedikit hal yang bolong.
Misal, jika memang You-san sebegitu hebatnya, kenapa Toko Cemilan Shikada
cenderung sepi? Memang ada beberapa pembeli yang mampir tapi sejauh saya tonton
hingga episode terakhir, hanya dua kali pelanggan di Shikada muncul. Selebihnya,
toko itu ramai karena kehadiran Hotaru. Selain itu, cafe milik Tou-kun dan Saya-chan juga sama-sama sepi. Pengunjung selain kedua pemilik itu hanya
Hotaru dan Kokonotsu. Saya rasa hal-hal seperti ini penting diperhatikan
apalagi materi yang dibawa adalah materi tentang bisnis. Setidaknya
keterlibatan pelanggan walau hanya dalam bentuk kemunculannya saja untuk
keperluan setting yang lebih real.
Endingnya juga
masih gantung. Jadi, buat saya
Dagashi Kashi masih perlu season 2.
Selain itu, ada unsur ecchi di dalam
anime ini, agak sedikit banyak sih tapi nggak merasa terganggu karena keecchian
yang ada hanya berbatas pada beberapa bagian visual juga pikiran dari remaja
tanggung yang masih penasaran seperti Kokonots, walau mungkin kalau tayang di
Indonesia akan mendapat banyak sensor dan penyuntingan habis-habisan.
Oh ya, karakternya cakep-cakep. Apalagi yang cewek,
bisa buat nyegerin mata cowok-cowok penggila 2D atau yang punya waifu, tapi karakter cowoknya dalam hal
ini Kokonotsu saya suka. Muka dan gaya rambutnya bikin inget karakter favorit
abadi saya, Hikigaya Hachiman. Ini ada bonus wajah cantik Shidare Hotaro dengan
mata uniknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar