Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: PT. Elexmedia Komputindo
Tahun Terbit: 2014
Editor: Afrianty P. Pardede
ISBNP: 978-602-02-5344-2
Rating: 3/5
“Dia memang bukan pelaku kriminal. Dia hanya seorang
laki-laki menyebalkan yang tidak tahu caranya tersenyum. Bodohnya, aku selalu
kesulitan untuk benar-benar marah padanya.”
(Kendra Elanith)
“Dan dia adalah gadis paling ceroboh yang selalu
meninggalkan ponselnya di sembarang tempat. Tapi dia selalu mampu menghadapiku
lebih baik dibanding orang lain.”
(Maxim Fordel
Arsjad)
Mereka
lebih sering saling membantah, sekaligus membangun pengertian. Kendra dan Maxim
saling memahami meski tak fasih menuangkannya dalam kata. Keduanya mengelak
dari hubungan lebih sekadar teman. Tapi Tuhan adalah sutradara maha gemilang.
Dia menuliskan predestinasi yang tak bisa dibantah. Menyandera Maxim dan Kendra
pada perasaan istimewa.
Mungkinkah
mereka memilih jalan untuk bersama, menghabiskan sisa kefanaan berdua? Ataukah
lebih suka saling menjauh meski saling menyakiti? Ada banyak perasaan terluka,
ada banyak rasa ngilu yang harus dikecap. Jalan masa depan memang bukan jalan
yang bebas hambatan.
****
Karena
urusan penting mendadak, Mbak Helen yang tadinya sudah janjian dengan salah
satu pria paling diidamkan, Maxim Fordel Arsjad, harus dengan tanpa perasaan
mengorbankan Kendra untuk menyelesaikan semuanya. Tanpa rasa bersalah, bos
Kendra dalam agen mak comblang di The Matchmaker itu memundurkan janji temu
dengan Maxim seenaknya. Setelah itu, Kendra yang tidak tahu apa-apa ditugasi
untuk menemui Maxim dan membahas urusan berkaitan dengan acara Dating with Celebrity yang diusung oleh
The Matchmaker.
Kesan
pertama yang Kendra dapatkan dari Max adalah sepertinya ia pria yang baik.
Fakta bahwa Max adalah perancang sepatu bayi membuat Kendra pun berpikir bahwa
Max pastilah pria berhati lembut. Namun, meleset dari dugaan, Max justru
membatalkan keikutsertaannya dalam Dating
with Celebrity karena merasa tidak dihargai oleh sikap seenaknya Mbak
Helen.
Kendra
pun kena getahnya. Mbak Helen yang tidak suka dengan kegagalan, sekali lagi
tanpa perasaan memaksa Kendra untuk memastikan bahwa Maxim akan mengubah
keputusannya. Meski kesal atas penolakan yang Maxim lakukan, ancaman berganti
posisi jadi cleaning service yang
dilayangkan Mbak Helen jika Kendra gagal menjalani misi ini akhirnya membuat
Kendra terpksa harus menggunakan berbagai macam cara demi membujuk Maxim.
Sadar
sudah bersikap keterlaluan, Maxim tetap tidak mengubah keputusannya. Tak peduli
Kendra telah menunggunya berjam-jam, Max tetap menolak tawaran gadis itu. Tak
punya pilihan, Kendra pun nekad. Dengan berbekal sedikit informasi, ia
mengunjungi kediaman keluarga Maxim dan menyatakan maksudnya pada Ibunda Maxim
secara langsung. Beruntung, mama Maxim menyambut baik maksud tersebut. Merasa
anaknya sudah cukup lama melajang, sang mama mendorong Maxim untuk ikut acara Dating with Celebrity.
Bakti
Maxim yang teramat besar pada sang mama membuatnya menuruti permintaan itu.
Meski tetap saja, pria itu selalu suka membuat Kendra sibuk dengan emosi yang
sudah mencapai ubun-ubun. Namun, berita tak terduga dari Bandung ahirnya
mengubah pandangan Maxim terhadap Kendra juga pada akhirnya mencairkan kebekuan
di antara mereka berdua.
****
Kalau
ada penggemar novel romance murni,
saya rasa buku-buku Indah Hanco bisa jadi pilihan yang bagus. Dari sinopsis
memang sudah ketahuan bahwa konflik yang paling menojol dalam buku ini adalah
konflik asmara. Meski diselipi sedikit konflik keluarga, meurut saya itu adalah
pelengkap yang mempercantik cerita saja dan membuat kisah dalam buku ini tidak
membosankan.
Untuk
karakter, saya suka Maxim. Menurut saya, Max tampil sebagai tokoh utama pria
dewasa yang teramat menggemaskan. Sikapnya yang cenderung kekanakan adalah
semacam unsur komedi tersirat yang menghiasi buku ini. Beberapa unsur unik yang
ditambahkan juga membuat bukunya menarik. Contohnya ambitextrous yang dimiliki Kendra, fobia-fobia aneh yang disebutkan
Maxim hingga setting restoran yang membuat saya jadi kangen rumah dan pengin
pulang. Kangen banget deh makan nasi jaha sama ayam rica-rica buatan mama :’(
Kemudian,
kehadiran saudara-saudara Maxim juga membuat buku ini agak kurang tertebak
alurnya. Hanya saja, sayangnya menurut saya nggak ada penyelesaian dalam
konflik keluarga Kendra. Berakhir begitu saja dengan kurang menyenangkan. Memang
poin utama cerita bukan disana, tapi karena kisah itu yang sudah berperan
membentuk perjalanan cinta Maxim dan Kendra, saya rasa akan lebih bagus kalau
ada penyelesaian lebih jauh. Ada beberapa saltik yang saya temukan dalam buku
ini, juga pada salah satu halaman nama Kendra berubah jadi Kenneth tapi itu
nggak begitu mengganggu.
Secara
keseluruhan, hal yang paling ditekankan dalam buku ini adalah komunikasi. Bahwa
setiap masalah pasti dapat menemukan penyelesaian yang baik asal ada komunikasi
bagus antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar