,
Lima tahun…
Waktu yang
tak lama namun tak juga sebentar. Jumat pagi di bulan September. Saat dimana
pertama kali aku melihatmu. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu hingga aku
memutuskan untuk melabuhkan hatiku padamu detik itu juga. Padahal aku sama sekali
tidak mengenalmu. Yang ku tahu, kau dan aku berpijak di bumi yang sama,
dinaungi oleh langit yang sama, dan menghirup udara yang sama. Perkenalan yang
tidak bisa disebut demikian.
Sejak saat
itu, bayanganmu terus menghantui pikiranku. Menggelitik rongga dadaku.
Menghalau udara yang berusaha masuk ke paru-paruku. Membuatku merasa sesak.
Sesak yang teramat menyiksa. Aku tidak tahu siapa dirimu. Aku tidak tahu
bagaimana dirimu. Dan yang paling penting dan menyakitkan…adalah aku tidak tahu
apakah telah ada orang lain yang mengambil tempat istimewa dalam palung jiwamu…
Tiga tahun
setelah kepergianmu, Aku berpikir bahwa aku sudah bisa melupakanmu. Sudah bisa
menghapus bayangmu. Hingga hari ini tiba…
Luka itu
tak sengaja ku ingat kembali. Luka yang terekam dengan jelas bagaimana perihnya
itu…terkuak kembali. Muncul ke permukaan dengan wajah angkuhnya tanpa rasa
berdosa sama sekali. Ternyata aku salah. Kau terlalu istimewa. Pengaruhmu
terlalu kuat menggerogotiku.