Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 12 November 2013

,
Lima tahun…

Waktu yang tak lama namun tak juga sebentar. Jumat pagi di bulan September. Saat dimana pertama kali aku melihatmu. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu hingga aku memutuskan untuk melabuhkan hatiku padamu detik itu juga. Padahal aku sama sekali tidak mengenalmu. Yang ku tahu, kau dan aku berpijak di bumi yang sama, dinaungi oleh langit yang sama, dan menghirup udara yang sama. Perkenalan yang tidak bisa disebut demikian.

Sejak saat itu, bayanganmu terus menghantui pikiranku. Menggelitik rongga dadaku. Menghalau udara yang berusaha masuk ke paru-paruku. Membuatku merasa sesak. Sesak yang teramat menyiksa. Aku tidak tahu siapa dirimu. Aku tidak tahu bagaimana dirimu. Dan yang paling penting dan menyakitkan…adalah aku tidak tahu apakah telah ada orang lain yang mengambil tempat istimewa dalam palung jiwamu…

Tiga tahun setelah kepergianmu, Aku berpikir bahwa aku sudah bisa melupakanmu. Sudah bisa menghapus bayangmu. Hingga hari ini tiba…

Luka itu tak sengaja ku ingat kembali. Luka yang terekam dengan jelas bagaimana perihnya itu…terkuak kembali. Muncul ke permukaan dengan wajah angkuhnya tanpa rasa berdosa sama sekali. Ternyata aku salah. Kau terlalu istimewa. Pengaruhmu terlalu kuat menggerogotiku.