Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 03 November 2020

Pergi #Si Babi Hutan 2 -Tere Liye

Judul Buku: Pergi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Co-author: Saripuddin
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Layout: Alfian
Tahun Terbit: 2018
Cetakan I: April 2018
Tebal Buku: iv + 455 hal.; 13.5 x 20 cm
Rating:  ⭐⭐⭐⭐

"Sebuah kisah tentang menemukan tujuan,
kemana hendak pergi,
melalui kenangan
demi kenangan masa lalu,
pertarungan hidup-mati,
untuk memutuskan
kemana langkah kaki
akan dibawa.
Pergi."

Buku ini adalah sequel dari novel Pulang. Jujur saja agak surprise waktu tahu buku Pulang ada sequelnya, karena sebenarnya bukunya menurutku udah tamat. Eh ternyata ada. Senang, sekaligus penasaran. Buku kedua ini masih menggunakan Bujang, Si Babi Hutan sebagai tokoh utamanya. Setelah Tauke Besar meninggal, Bujang naik posisi menjadi Tauke Besar yang baru milik keluarga Tong. Lewat kecerdasan yang dimilikinya, secara perlahan Bujang mulai membut terobosan-terobisan canggih dalam pergerakan keluarga Tong sebagai salah satu penguasa shadow economy. Akan tetapi, setelah sebelumnya dikhianati Basyir, pada seri kedua ini Bujang harus berhadapan dengan Master Dragon.

Master Dragon adalah salah satu penguasa shadow economy yang bermarkas di Hong Kong. Selain Master Dragon, terdapat jugs keliarga El Pacho di Meksiko, Keluarga Yamaguchi di Jepang, keluarga Lin di Maccau dan keluarga Bratva di Rusia. Dari beberapa keluarga ini yang paling disorot adalah keluarga Lin yang dalam buku sebelumnya sudah pernah berhadapan dengan keluarga Tong, keluarga Yamaguchi dan Bratva yang kemudin menjalin aliansi dengan keluarga Tong, juga keluarga Master Dragon sendiri, sementara, keluarga El Pacho tidak terlalu mencolok. 

Seperti pada buku pertama, buku ini menawarkan petualangan yang menegangkan. Kalau diibaratkan film seperti cerita mafia yang dibintangi Jackie Chan atau Jet Li. Ceritanya seru, diselipkan pengetahuan-pengetahuan sejarah tentang masa lalu, yang membuat saya semakin ingin membaca tentang shadow economy. Benarkah mereka benar-benar ada?

Namun, meski memiliki alur dan cerita yang penuh adegan action, buku ini sebenarnya menitikberatkan pada tujuan hidup tokoh utama. Tujuan ia mempertahankan keluarga Tong demikian kerasnya, dan akan ia bawa kemana apa yang telah ia capai dan pertahankan itu. Pada salah satu bab yang menceritakan kisah dua orang petani yang dituturkan oleh Salonga, buku ini mengajak pembaca melihat ke dalam hati, apa yang ingin kita tuju dan capai dalam menjalani hidup ini. Jika mengejar harta manusia tidak akan pernah puas, mengejar jabatan pun sama. 

Secara keseluruhan ceritanya saya suka, banyak pelajaran dan bahan renungan yang dapat kita petik dari buku ini. Di luar ide perjodohan keluarga Bratva, Maria dan Agam. Saya kurang suka idenya, Maria tampil sebagai sosok wanita yang keras dan terlalu ambisius, sepertinya tidak cocok dengan Agam 😁

Selanjutnya, kemunculan Diego Samad. Di awal buku, saya menyangka laki-laki itu akan tampil sebagai lawan duet mematikan di akhir perjalanan cerita. Ternyata tidak, hal yang membuat buku ini membutuhkan buku ketiga. Ending ceritanya yang gantung, hampir tidak ada yang selesai dari perkara pergi ini kecuali urusan dengan Master Dragon. Perjodohan Agam dan Maria sebenarnya tidak akan berpengaruh banyak dalam cerita menurut saya, tapi tetap saya penasaran siapa yang akan menjadi pasangan Agam nanti. Ide ia bertunangan dengan Maria secara otomatis setelah ia menerima gelang pemberian gadis tersebut sangat tidak bagus buat saya. Nggak setuju lah. Terakhir, Agam memang tahu kemana ia akan pergi. Ia sudah tahu. Tapi pembaca seperti saya ini belum tahu. Jadinya harus ada buku ketiga untuk melengkapi ketidaktahuan saya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar