Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 12 Agustus 2014

Pertanyaanmu

“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.” Ucapmu tiba-tiba.

“Apa itu? Tanyakanlah sesukamu.” Jawabku.

“Menurutmu… apa yang mati namun tetap akan selalu hidup, dan yang hidup namun dia mati?”

“Pertanyaan macam apa itu? Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu. Apa kau sedang mengujiku?”

“Tidak. Tidak sama sekali.” Jawabmu sambil tertawa kecil tanpa suara.

“Lalu, apa maksudmu dengan pertanyaan ‘aneh’ itu? Kau tidak sedang merencanakan sesuatu, kan? Lagipula apa maksud tawamu barusan? Kau mengejekku?” tanyaku dengan nada menuduh.

Tidak ada jawaban.

Aku menunggu beberapa saat. Namun kau diam. Bisu. Lidahmu seolah kelu untuk berucap. Aku masih menunggu. Kali ini sambil menatapmu.


Masih tidak ada jawaban.
Kau hanya menatap lurus tanpa fokus. Tatapanmu hampa. Tanpa arah. Saat itu, kau terasa asing bagiku. Sosok yang tak ku kenal, yang sama sekali belum pernah ku temui.

Ku alihkan pandanganku. Tiba-tiba jantungku berdegup cepat, lebih cepat, dan semakin cepat dari sebelumnya. Tubuhku gemetaran. Aku ketakutan. Ada apa ini? Ada apa denganku? Apa yang aku takutkan?

Namun sesaat kemudian kau tersenyum dan berkata tanpa menatapku “Boleh aku minta sesuatu darimu?”

Dalam hati aku jengkel. “Apa ini? Apa maksudmu sebenarnya? Kau sedang mempermainkanku?” tanyaku dengan nada kesal.

Kau menatapku tanpa suara. Matamu mengisyaratkan sesuatu. Sesuatu yang aku tahu pasti apa itu. Jawaban. Matamu meminta jawaban. Aku menyerah. “Baiklah. Mintalah.”

“Suatu saat nanti, bisakah aku menjadi ‘sesuatu’ seperti itu bagimu?” Kau menyebutkan permintaanmu yang semakin aneh dan terasa ganjil di telingaku.

“Apa maksudmu?” Tanyaku. “Kau jangan membuatku bingung.”

“Baiklah! Lupakan.” Jawabmu, sambil tersenyum.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar