Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 18 September 2016

,
"Hidupmu tidak akan mudah" adalah kalimat yang dikatakan Prof. Drone pada Alison Lancester untuk menyampaikan keprihatinannya akan situasi yang dialaminya. Meski sudah lama menekuri bidang fisika dan juga ikut mempopulerkan Many Worlds Interpretation Theory, Prof. Drone tidak bisa berbuat banyak selain memberi nasehat untuk menguatkan Ally untuk bisa bertahan dalam menjalani hidupnya.

Ally adalah wanita istimewa yang terlahir dengan kemampuan tak biasa. Makan beling tanpa mendapat luka gores atau sayatan sama sekali adalah keistimewaan yang menakutkan tapi juga bisa membuat berdecak kagum di saat bersamaan. Tapi, lebih daripada itu, keistimewaan Ally adalah keistimewaan yang tak hanya merangkum decak kagum dan rasa takut tapi juga telah meciptakan perubahan bahkan kekacauan dalam hidupnya.

Teori parallel universe adalah suatu teori yang menyebutkan tentang kemungkinan akan adanya keberadaan dunia atau dimensi lain yang berjalan di saat yang bersamaan dengan realita yang kita jalani, dengan masing-masing kita di dalamnya, namun dengan cerita hidup yang berbeda. Dimensi ini akan semakin melebar dan memperbanyak konsistensinya bergantung pada alternatif-alternatif keputusan yang kita miliki dalam hidup. Dalam cerita Ally, kebenaran teori ini disebutkan telah dibuktikan namun tidak ada yang dapat menjelaskan atau memberi solusi bagi situasi yang Ally alami. Jika menurut teori parallel universe dunia memiliki banyak dimensi, maka Ally adalah wanita yang bisa melakukan perjalanan lintas dimensi.

Judul Buku: Ally - All These Lives
Penulis: Arleen A
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Editor: Dini Novita Sari
Desain Sampul: Iwan Mangopang
Terbit: Januari 2015
Tebal Buku: 264 hlmn; 20 cm
ISBN: 978-602-03-0884-5


Apa yang akan kaulakukan jika satu menit yang lalu kau anak tunggal orangtuamu, lalu satu menit kemudian ada seseorang yang muncul entah dari mana dan duduk di sampingmu mengaku sebagai adikmu? Apa yang kaulakukan jika kau menemukan foto di meja, menampilkan dirimu dan seseorang yang belum pernah kaulihat? Apa yang kaulakukan jika kau pulang ke rumah dan menemukan bahwa di dalam rumah itu sudah ada dirimu yang lain?
Kehidupan Ally memang bukan kehidupan biasa. Kerap kali ia mendapati dirinya dalam kehidupa yang seolah miliknya, tapi ternyata bukan. Dan tiba-tiba kata "pulang" punya makna yang baru. Apakah Ally akan memiliki kesempatan untuk "pulang?" Akankah ia kembali pada cinta yang ditinggalkannya di kehidupannya yang lain?
Ini bukan kisah biasa. Ini kisah yang akan membuatmu berpikir kembali tentan arti hidup dan arti cinta yang sebenarnya.

Cerita ini bermula saat Alison yang disapa Ally berusia sepuluh tahun. Saat itu, ia sedang memandang mamanya yang sedang memanggang kue cokelat kering. Tiba-tiba saja, sesuatu yang aneh terasa menggelitik di lengannya juga dahinya. Seakan ada semut yang melintas atau berjalan disana tapi ternyata tidak ada. Dan hal itu terjadi. Ally tak bisa lagi merasaka keberadaannya, ia merasa seolah ada tapi tidak ada, seolah gelap tapi ia juga tak dapat melihat apapun. Lima menit berikutnya, dunia kembali normal. Ia sudah kembali bisa merasakan kursi tempatnya duduk dan juga bisa melihat mamanya, tapi kini mamanya tidak lagi memanggang kue melainkan sedang memasak sup tomat. Ally bingung tapi tidak bertanya, namun hal yang membuat Ally heran adalah ia mendapai orang lain ada disana. Anak laki-laki berambut merah, Albert namanya dan itu adalah adiknya.

Waktu berlalu, tahun berjalan. Ally sudah duduk di bangku SMA. Lalu hal itu terulang lagi, sensasi menggelitik yang dinamai Ally sebagai Saat Ketidakberadaan hadir kembali dan apa yang terjadi kemudian sukses membuat Ally kebingungan. Bingung akan perubahan dalam hidupnya yang hanya terjadi dalam hitungan menit saja. Tiba-tiba saja Albert hilang dari hidupnya. 

Meski masih tidak percaya Ally tetap menjalani kehidupannya tanpa Albert yang amat disayanginya. Saat memasuki bangku kuliah, Ally mengambil satu mata kuliah hiburan sebagai pengisi waktu yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pendidikan yang ditempuhnya; astronomi. Ally tertarik dengan cara mengajar Profesornya yang menarik dan tidak membosankan. Namun, siapa sangka dari mata kuliah itulah Ally mendapatkan titik terang yang dapat membantu menjelaskan situasinya. Teori tentang Dunia Yang Banyak diperkenalkan oleh Prof. Fraknoi pada Ally. 

Demi memuaskan rasa ingin tahunya Ally pun menemui Prof. Fraknoi dan menurut beliau perjalanan lintas dimensi adalah hal yang tidak mungkin dilakukan. Prof. Fraknoi tak dapat membantu Ally, jadi Ally memutuskan untuk melakukan berbagai riset yang membawanya pada Prof. Drone. Sayangnya, sama seperti Prof. Fraknoi, Prof Drone tak dapat membantunya.

Alam-alam semesta yang paralel itu benar ada. Tidak ada keraguan tentang itu. Secara teori, hal itu sudah dibuktikan. Tapi memang tidak ada teori yang membuktikan bahwa perjalanan dari alam semesta dari satu ke yang lainnya itu mungkin. Bahkan secara teori, sudah dibuktikan bahwa itu tidak mungkin terjadi - hlmn. 41.
Hanya nasehat dan semangat untuk tetap menjalani dan menerima hidup yang dapat diberikannya. Nasehat yang juga terasa tidak membantu.

Kau memang tak berdaya. Helpless. Aku tidak tahu pasti. Teori fisika kuantum yang paling mutakhir pun belum dapat menjelaskan situasimu - hlmn 46. 
Situasi ini menyulitkan, situasi ini menyakitkan. Ally adalah korban keistimewaan. Tidak seperti manusia lain yang juga memiliki keistimewaan, Ally tak dapat mengendalikan Saat Ketidakberadaannya. Ia hanya bisa menerima, pasrah apabila dipindahkan ke dimensi lain kapan saja. Kedatangan dan kepergian Albert dari hidupnya adalah pertanda bahwa Ally bisa kehilangan orang yang dicintainya kapan saja. Bagaimana Ally akan menjalani hidupnya? Berhasilkah ia menemukan solusi atas situasinya? Bagaimana cara Ally menghadapi kehilangan-kehilangan yang harus ia alami secara tiba-tiba? Bagaimana Ally menghadapi perpindahan-perpindahan yang bisa saja membuat ia menjadi orang asing dalam kehidupannya sendiri?

****

Recommended adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan novel ini. Plot yang menarik dan cerita yang tidak biasa menjadikan novel Ally masuk dalam daftar yang menggabungkan sains dan fiksi yang keren. Ini adalah buku pertama dari Arleen A yang saya baca dan saya sukses dibuat jatuh cinta pada bab pertama. Gaya penulisannya yang padat namun ringan membuat novel ini selalu mengundang rasa penasaran pada setiap menjelang akhir bab-nya. Meski hanya terdiri dari 264 halaman, novel ini terdiri dari lima puluh bab yang membuat saya selalu tidak sabar untuk pindah ke bab selanjutnya.

Ditulis dengan POV orang pertama tunggal dalam hal ini Ally membuat novel ini mampu menyedot perasaan dan juga pikiran pembaca secara total ke dalamnya. Bagaimana tokoh utama menjalani hidupnya yang penuh kejutan namun tak selalu manis dan menyenangkan, bagaimana bila seandainya saya yang berada pada posisi Ally, mampukah Ally bertahan hingga akhir cerita dan yang paling penting dari itu adalah bagaimana endingnya. Membaca novel ini membuat saya tidak sabar untuk cepat cepat sampai pada halama terakhir.

Saya ingin mengucapkan terima kasih pada penulis Arleen A dan juga Mbak Atria Sartika karena telah bersedia memberikan buku ini secara cuma-cuma, terima kasih juga karena sudah ditandatangai. Sejak awal, saya memang penasaran dengan buku ini. Tapi rasa penasaran itu terbentuk karena saya mendapat bocoran tentang 'perjalanan lintas dimensi' tokoh utama. Meski pada blurb diceritakan bahwa novel ini adalah kisah yang bisa dibilang membuat frustrasi tokoh utama, ekspektasi saya adalah saya akan disuguhkan cerita romantis west series yang penuh petualangan seru dan menyenangkan. Well, dalam hidup tidak semuanya berjalan mulus jadi saya pikir meski harus berjuang tokoh utama tetap dapat menjalani kehidupannya secara normal. Tapi ternyata, petualangan Ally adalah petualangan yang banyak membuatnya jatuh dalam rasa sakit dan kebingungan.

Krisis identitas dan eksistensi diri adalah apa yang sesungguhnya dialami Ally. Pertanyaan-pertanyaan tentang hidup dan makna keberadaannya selalu muncul dan berkelabat dalam pikirannya. Pertanyaan ini tidak hanya akan Ally tanyakan tapi juga saya tanyakan pada diri saya sendiri. Dimensi lain dalam novel ini membuat saya berpikir tentang keberadaan diri saya yang lainnya dan mengira-ngira jika memang benar ada, maka apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini dan bagaimana kehidupan mereka. Ally memberikan dampak pada pikiran dan cara pandang saya.

Kehilangan yang dialami Ally karena perpindahan yang dirinya lakukan karena ketidakberdayaan bagi saya pribadi mengandung pesan bahwa hidup kita yang sedang kita jalani dan mungkin banggakan ini bukanlah sesuatu yang permanen. Hidup kita temporer, ada batas waktunya dan akan datang masanya dimana kita akan direnggut atau orang-orang yang kita sayangi akan direnggut dari hidup kita ini. Maka, menghargai setiap detik dan waktu yang berjalan adalah hal yang tepat untuk kita lakukan. 

Kemudian perpindahan Ally dari satu dimensi ke dimensi lainnya yang memberikan kehidupan sama namun berbeda adalah sebuah pernyataan bahwa kehidupan kita yang terbentuk oleh pilihan-pilihan yang telah kita ambil ataupun pilihan orang lain yang mempengaruhi hidup kita selalu diikuti oleh konsekuensi dengan masing-masing perbedaan akibat di masa depan. Namun, tak peduli pilihan mana yang kita ambil penerimaan dan pertanggungjawabanlah dua hal yang harus kita lakukan. Novel ini mengajarkan kita untuk berhenti berandai-andai karena hal itu hanya akan membuat kita selalu merasa tidak puas akan hidup, menuntut banyak hal meski kita tahu itu adalah hal yang mustahil, da membuat kita terus mencari kesempurnaan bahagia yang hanya akan memakan waktu kita seumut hidup. Tidak akan pernah ada habisnya.

Buku ini juga kembali mengingatkan saya pada perkataan bijak yang berbunyi "Do not judge the book by its cover." Dari segi sampul, bagi saya sampul Ally kurang Eye Catching meski gradasi warna yang ada sudah sangat menjelaskan perpindahan Ally dari satu dimensi ke dimensi lain. Tapi meski demikian, isi dari buku ini sangatlah keren! Karena selain menawarkan kisah fiksi, buku ini juga memberikan sedikit pengetahuan tentang dunia astronomi.



****/*****
Saya beri 4/5 lima bintang untuk buku ini.

Kamis, 08 September 2016

,
Pulang adalah kata kerja yang selalu diidamkan siapa saja. Anak sekolah, pekerja kantoran, buruh, pegawai biasa, penyanyi, bahkan petinggi negara pasti menginginkan saat-saat dimana kata pulang menghampirinya. Dan kemewahan tersebut hanya dapat diperoleh di rumah. Sayangnya, Ben tidak memiliki pendapat yang sama. 

Judul Buku: Somewhere Called Home
Penulis: Dhamala Shobita
Penerbit: de TEENS
Penyunting: Avifah Ve
Penyelaras Akhir: RN
Tata Sampul: Wulan Nugra
Tata Isi: Violetta
Pracetak: Endang
Tahun Terbit: 2016
Tebal Buku: 260 hlmn; 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-391-178-3

****
Hidup adalah petualangan tanpa henti

Manusia adalah kumpulan dari kenangan-kenangan yang tertata menjadi satu. Isi kepala manusia mungkin memiliki lebih dari lima puluh persen kenangan. Kenangan bahagia, sedih, marah, semuanya bercampur menjadi satu dan membentuk manusia sejak ia lahir dan tumbuh menjadi dewasa.

Menurut Benjamin Murray, seorang surfer blasteran Australia-Indonesia, hidup adalah petualangan tanpa henti. Maka dari itu, ketika dirinya mulai terlibat lebih jauh dalam kehidupan seorang gadis bernama Lila yang sedang mencari kakaknya, Ben semakin bersemangat untuk melanjutkan petualangannya. Pertemuan keduanya di Pulau Sipora, Sumatera Barar, dalam kurun waktu kurang lebih dari satu bulan cukup untuk membentuk perasaa antara Ben dan Lila. Sayangnya, gadis itu tak mempunyai waktu lagi dalam hidupnya. Di sanalah perjalanan Ben dimulai.

****

Ben jarang pulang, pekerjaannya sebagai freelancer dan kesukaannya pada surfing membuat ia lebih senang menyatu denga alam, dengan ombak besar yang terkadang terlihat menakutkan, dengan wangi garam lautan.

Ben jarang pulang, lebih tepatnya tidak suka pulang. Baginya, rumah dan kediaman keluarganya tidak menghadirkan kata pulang yang sebenarnya semenjak ia mengetahui konflik yang terjadi antara orangtuanya. Perjalanan demi perjalanan telah Ben lalui dan akhirnya, ia bertemu Lila di Pulau Sipora, Sumatera. Seorang gadis yang mampu membuatnya nyaman. Ia sedang mencari kakaknya, Dila. Perpisahan kedua orangtua Lila telah menyebabkan Lila dan Dila terpisah. Bertahun-tahun mereka tidak bertemu, hingga kemudian surat-surat dari Dila datang, surat-surat yang bercerita tentang perjalanan dan petualangannya. Surat-surat itu yang akhirnya membuat Lila bertekad untuk menemukan Lila di tempat yang pernah Dila kujungi, tempat-tempat yang Dila sebutkan dalam surat-suratnya.

Kebersamaan Ben dan Lila meski tidak berlangsung lama ternyata menimbulkan benih yang tidak bisa disebut cinta, namun mampu untuk membuat Ben menyanggupi bahwa ia akan meneruskan perjuangan Lila dalam mencari kakaknya, karena keadaan Lila sudah tidak memungkinkan gadis itu untuk terus mencari Dila. Berbekal jurnal-jurnal peninggalan Lila, Ben memulai pencariannya. Meski tidak optimis, Ben baru tahu bahwa menemukan orang yang tak pernah dikenalnya bukalnlah hal yang mudah. Perjalanan pertama Ben ke Teluk Meranti tidak membuahkan hasil apa-apa. Ia hanya sempat menikmati indahnya berselancar di Bono - gelombang panjang yang bermuara di Sungai Kampar yang tingginya bisa mencapai empat hingga enam meter.

Perjalanan Ben ke destinasi selanjutnya pun sama. Ia hanya menumpang menjadi bule yang mondar-mandir di desa, sesakali membacakan dongeng untuk anak-anak Pulau Rinca yang sayangnya lebih sering membuat mereka mengantuk, Akan tetapi, Ben sama sekali tidak menemukan infromasi apa-apa tentang Dila. Mereka hanya mengenal Lila, gadis yang dikenal ramah dan pintar membackan dongeng bagi anak-anak serta suka membantu warga. Namun demikian, meski pencarian akan Dila masih menemui kebuntuan, ada satu hal yang sangat membekas di benak Ben disana, yakni kehangatan keluarga, Tidak disangka-sangkanya, jurnal-jurnal Lila tidak hanya berisi curhatan cengeng seorang perempuan akan tetapi jurnal itu juga telah memberikan sesuatu yang Ben pikir tidak akan pernah ia dapatkan lagi.

****

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada penulis Dhamala Shobita yang telah berkenan memberikan saya kesempatan untuk membaca jurnal-jurnal Lila dan mengikuti petualangan Benjamin Murray secara cuma-cuma :D

Sampul novelnya sangat manis. Saya pribadi yang suka warna biru namun lebih senang dengan aksesori berwarna cokelat sangat menyukai sampul novel ini. Warna cokelatnya benar-benar menggugah selera, dan jurnal Lila sebagai pemandu bagi Ben sudah sangat tergambarkan dari sampulnya.

Untuk blurb awalnya membuat saya menduga bahwa saya akan disajikan cerita yang mengharu biru dan sarat dengan kesedihan. Lila yang tak lagi memiliki banyak waktu dalam hidupnya telah terlebih dahulu membunyikan alarm di kepala saya bahwa gadis itu tidak akan bisa menemani Ben hingga cerita ini berakhir, dan ternyata benar demikian. Akan tetapi, dugaan bahwa akan ada banyak air mata karena kematian ternyata salah besar. Meski keberadaannya tidak lagi nyata, Lila tetap hidup dalam jurnal-jurnal yang ditinggalkannya untuk Ben. Ben adalah laki-laki yang cukup tabah, tidak banyak bertanya meski hampir tidak tahu apa-apa. Dan saya suka bagaimana jurnal-jurnal tesebut menggambarkan karakter Lila dengan sangat baik. Gadis yang lemah lembut, penyayang, namun pantang menyerah. Jurnal-jurnal Lila juga berhasil memberikan feel yang pas tentang rasa iri seseorang terhadap saudaranya yang dianggap selalu berlebih dalam segala hal.

Keberadaan karakter lain yang membuat Ben lebih bisa menikmati perjalananya meski hampir tanpa hasil juga sangat saya sukai. Konflik yang terbentuk dalam novel ini bagi saya rapi, tidak lari kesana kemari dan tidak mengandung drama yang berlebihan. Namun, saya sedikit kebingungan dalam memahami konflik keluarga Ben yang sebenarnya karena sejak awal hingga menjelang akhir hanya disajikan garis-garis besar yang tidak secara gamblang diceritakan. Meski pada akhirnya saya dapat memahaminya, saya senang dengan adanya penjelasan lebih lanjut karena itu artinya penulis tidak dengan sengaja membuat pembaca menebak dan kebingungan hingga bukunya selesai dibaca.

Jurnal-jurnal Lila juga meski memang hanya buku catatan harian dan surat yang tidak kesampaian, mengalami perkembangan isi dimana awalnya Lila hanya terpaku pada pencarian akan kakaknya, menjadi mencari sambil menimati waktu-waktu dan kemewahan berjalan-jalan yang jarang sekali ia dapatkan. Karakter Ben juga berkembang dan menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisinya. Dari Ben yang tidak peduli menjadi Ben yang pada akhirnya lebih berusaha peka dan memikirkan perasaan orang-orang di sekelilingnya, terutama keluarganya.

Kemudian destinasi atau tempat-tempat tujuan dalam rangka menuntaskan misi pencarian terhadap Dila. Tempat-tempat indah ini juga dideskripsikan dengan baik, juga ada tambahan menarik seperti bagaiamana cara kita menghabiskan waku dan bersennag-senang menikmati pemandangan alam yang ada. Dari kesemua tempat tujuan, yang paling menarik perhatian saya adalah Bono, Pantai Pink dan Bukit Doa. Jujur saja, saya tidak pernah melihat pemandangan pertemuan sungai dan laut yang indah seperti yang digambarkan tentang Bono jadi saya sangat penasaran untuk dapat melihatnya langsung. 

Yang kedua adalah Pantai Pink. Dalam pikiran saya, pink hanya identik dengan benda-benda lucu dan girly seperti Hello Kitty, balon dan pernak pernik Naughty. Dari novel inilah saya mengenal Pantai Pink dan sangat tertarik untuk mengunjungi pantai tersebut. Pasir putih, air yang biru dan kehijau-hijauan, karang-karang yang dapat dilihat dari atas lautan, pulau yang cantik dengan langitnya yang biru semua sudah pernah saya nikmati. Tapi pantai pink, dari buku inilah yang pertama kali.

Kemudian Bukit Doa. Ini adalah salah satu destinasi wisata saya di Minahasa setelah Bukit Kasih yang sampai sekarang belum kesampaian. Padahal kalau dipikir jaraknya dari rumah hanya kurang lebih 4-6 jam, karena dari rumah ke Manado membutuhkan waktu 4 jam, dan dari Manado ke Tomohon kalau nggak salah hitung dan belum berubah hitungannya itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Saya super iri sama Ben dan Ris yang punya kesempatan untuk ke Bukit Doa, suatu saat nanti saya harus kesana, tentu saja mampir dulu ke Bukit Kasih :D

Ada banyak pesan yang dapat kita petik dari novel ini, tapi satu yang paling menonjol yakni tentang pentingnya menjaga keutuhan keluarga serta mensyukurinya. Karena di luar sana banyak sekali orang-orang yang tidak lagi bisa membuat keluarganya lengkap berkumpul dan makan malam bersama, menonton TV bersama dan bercengkerama. Bukan karena Tuhan tak lagi mengizinkan tapi karena keadaan yang membuat mereka terpaksa harus berpisah. The most memorable scene dari novel ini adalah saat Ben berbicara kepada Ayahnya terakhir kalinya. Bagi saya, adegan itu benar-benar menceritakan rasa cinta yang sesungguhnya.

Somewhere Called Home saya rekomendasikan bagi siapa saja yang gemar membaca dan suka dengan konflik keluarga atau manisnya cinta yang tidak terlontar lewat kata-kata. Meski pada beberapa bagian saya temukan typo, novel ini tetap asyik untuk dinikmati.

Rate: 3/5

Senin, 05 September 2016

,
Kamu suka dongeng? Suka membaca atau mendengarkan dongeng?

Dongeng apa saja yang kamu sukai?

Snow White and The Seven Drawfs? Cinderella? Sleeping Beauty? Beauty and The Beast? Aladdin. Pocahontas? Mulan? Tangled? Frozen? Sangkuriang? Asal Usul Danau Toba? Telaga Bidadari? 

Pernah dengar kisah The Little Mermaid?  Si Putri Duyung yang ingin menjadi manusia karena jatuh cinta pada seorang pria dan kisah pilunya yang harus berubah jadi buih putih karena sang pria tidak membalas cintanya? Surplus Princess Drama Korea yang bercerita tentang putri duyung abad 21.. Seperti kisah sang Putri yang berusaha agar bisa menjadi manusia, Aileen pun demikian. Seperti si Putri yang merahasiakan identitas ikannya, Aileen pun demikian. Surplus Princess menceritakan usaha Aileen untuk menjadi manusia dan pria impiannya, Kwon Shi Kyung, seorang Chef selebriti terkenal dan memiliki banyak penggemar wanita.

Judul: Surplus Princess
Revised Romanization: Ingyeongjoo
Hangul: ìž‰ì—¬ê³µì£¼
Director: Baek Seung Ryong
Writer: Park Ran, Kim Ji Soo
Network: tvN
Jumlah Episode: 10
Jadwal Tayang: 7 Agustus 2014 - 9 September 2014
Runtimes: Kamis, 23.00 KST
Bahasa: Korea


Seperti julukannya putri duyung abad 21, setting dari Surplus Princess menggunakan masa sekarang dengan cerita yang dimodifikasi agar lebih modern. Aileen, sang putri duyung yang jatuh cinta dan setiap hari hanya bisa men-stalker sosial media sang pria, suatu hari berkesempatan melihat langsung proses syuting acara masak memasak dengan Kwon Shi Kyung yang berlokasi di pinggir Sungai Han. Insiden kecil tidak terduga menyebabkan Shi Kyung terpeleset dan jatuh ke dalam Sungai. Secepat kilat Aileen berenang mendekati dan berusaha menolong, tapi melihat wajah tampan Shi Kyung, Aileen yang memiliki sifat ekspresif dan cenderung meledak-meledak mencium Shi Kyung di dalam air!! :D

Cast

Jo Bo Ah as Kim Ha Ni
On Jo Woon as Lee Hyun Myung
Song Jae Rim as Kwon Shi Kyung
Park Ji Soo as Yoon Jin A
Ciuman yang berlangsung lama dan dalam itu meninggalkan kenangan yang tidak dapat Shi Kyung lupakan. Meski dalam keadaan setengah sadar, ia masih tetap bisa merasakan bagaimana Aileen menciumnya dan sempat melihat kalung mutiara yang digunakan si duyung. 

Kemunculan seorang staff - Yoo Jin A untuk menyelamatkan Shi Kyung akhirnya membuat Aileen dengan sangat terpaksa menyudahi ciumannya dan menjauh dari Shi Kyung, tapi... seperti memori yang terekam jelas dan tertinggal dalam ingatan Aileen maupun Shi Kyung, ponsel Shi Kyung juga tertinggal pada Aileen.

Ponsel yang hilang atau tertinggal dan usaha Shi Kyung untuk mencarinya - mencari siapa pemilik kenangan yang ada dalam ingatannya, bukan ponselnya, inilah yang kemudian membuat Aileen semakin tergila-gila untuk mendapatkan sepasang kaki manusia. Berbekal informasi dari salah satu saudara duyungnya yang pernah menjelajah dan menjadi manusia, ia pun menemui Ahn Ma Nyeo, penyihir yang dipercaya memiliki ramuan ajaib yang dapat mengubah putri duyung menjadi manusia.

Ahn Ma Nyeo yang sudah mengetahui konsekuensi untuk menjadi manusia dan telah banyak menemui kisah pahit putri duyung yang tidak dibalas cintanya menolak memberikan pertolongan. Akan tetapi, Ailee tetap memaksa dan dengan sedikit mengelabui Ahn Ma Nyeo ia akhirnya mendapatkan ramuan ajaib satu-satunya yang tersisa dan menenggaknya hingga tandas. Detik itu juga, ia memiliki sepasang kaki dan terlempar ke bumi daratan manusia.

Berbekal undangan party yang dimilikinya di ponsel Shi Kyung serta update-an sosial media tentang Shi Kyung yang mencari penyelamat sekaligus orang yang memegang ponselnya, Aileen pun menemui Shi Kyung. Akan tetapi, malangnya, Kwon Shi Kyung tidak mengenalinya bahkan mengusirnya dari pesta. Aileen yang marah dan kecewa kembali menemui Ahn Ma Nyeo dan meminta untuk kembali menjadi putri duyung, akan tetapi Ahn Ma Nyeo tidak bisa. Aileen harus tetap menjadi manusia selama 100 hari dan apabila setelah tenggat waktu itu terlewat dan ia tidak menemukan cinta sejatinya, maka seperti Little Mermaid dalam dongeng, Aileen pun akan menghilang.

Meski menyesal dengan tindakan terburu-burunya, Aileen pun pasrah menjalani kehidupan manusianya sebagai Kim Ha Ni dan tinggal di Rumah Bersama milik Lee Sun Kyu, diceritakan sebagai teman selamanya Ahn Ma Nyeo dan hidup bersama empat orang lainnya yakni Lee Hyun Myung, Big (nama samaran), Do Ji Yong, dan Ahn Hye Young.

Dan misi pencarian cinta sejatinya pun dimulai!

****

Sebagai pencinta Drama Korea saya menyadari bahwa kisah-kisah dalam drama yan diadaptasi dari beberapa kisah dongeng fenomenal yang sudah sering kita dengar, atau yang belum pernah kita dengar sama sekali, ada banyak sekali jumlahnya. Contohnya, seperti Surplus Princess, ide ceritanya berasal dari dongeng yang juga menceritakan tentang pangeran impian atau wanita yang jatuh cinta pada seorang pria yang sayangnya pria itu terlalu sulit untuk digapai.

Dalam drama ini, meski berdasarkan pada kisah menyedihkan putri duyung, Surplus Princess tidak menyajikan kisah percintaan yang menguras air mata dan perasaan. Unsur komedi lebih mendominasi dan cerita tidak hanya berporos pada dua tokoh saja melainkan masing-masing tokoh atau karakter yang terlibat dalam kehidupan Kim Ha Ni juga memiliki cerita tersendiri yang menarik untuk diikuti. Tapi tetap, Surplus Princess adalah darama yang penuh cerita patah hati.

Banyaknya karaker dalam drama ini tidak menyebabkan ceritanya menjadi membosankan atau tumpang tindih. Bagaimana kisah hidup dari masing-masing tokoh berkaitan satu sama lain menurut saya tidak disajikan dengan berantakan. Meski pemain dalam drama ini adalah aktris dan aktor yang tidak terlalu familier bagi saya, namun peran mereka sangatlah bagus, apalagi Kim Ha Ni yang diceritakan sebagai Putri Duyung yang meledak-ledak, ekspresif, dan tidak sabaran, Jo Bo Ah sangatlah bagus dalam memerankannya.

Selain akting yang bagus, drama ini juga didukung oleh perkembangan karakter yang semakin lama semakin matang seiring dengan perkembangan alur cerita yang tidak lagi hanya memfokuskan pada pencarian cinta, tapi juga pada bagaimana membuktikan diri sebagai manusia yang kompeten dan dapat diandalkan.

Secara keseluruhan drama ini cocok untuk menikmati waktu santai kita ditemani snak dan beberapa minuman soda. Satu hal yang sedikit mengganjal adalah terdapatnya adegan yang tidak vulgar namun juga tidak bisa dikatakan sebagai adegan wajar, selain itu imajinasi Kim Ha Ni juga cenderung sedikit liar. Memang sih hal ini adalah suatu bentuk penyesuaian dengan karakter Kim Ha Ni juga statusnya yang bukan manusia melainkan ikan berwajah manusia, tapi Surplus Princess sama sekali bukan kisah cinta remaja, jadi lebih cocok ditonton oleh yang sudah berusia tujuh belas tahun ke atas.

Pesan yang saya tangkap dari drama ini adalah bahwa cinta bukanlah sesuatu yang dalamnya dapat diukur dari apa yang ditangkap mata, bukanlah perasaan yang kesejatiannya dilihat dari seberapa besar pesonanya menjerat dan menenggelamkan kita. Cinta adalah proses yang untuk menemukannya kita perlu mengorbankan beberapa hal dalam hidup Cinta adalah penerimaan, baik secara fisik maupun keadaan keuangan. Cinta bisa datang karena terbiasa, namun jika kita mengelak atau menolak mengakuinya, maka kita tidak akan pernah bisa menikmatinya.

Selain berpesan tentang cinta, drama ini juga berpesan tentang indahnya persahabatan dan kebersamaan. Hidup di Rumah Bersama dengan orang-orang patah hati lainnya telah menagajarkan kebersamaan persahabatan kepada Kim Ha Ni yang tidak akan pernah bisa dibayar dan digantikan dengan mutiara-mutiara yang begitu banyak dimilikinya bahkan dapat diberikan kepada orang lain secara cuma-cuma.

Kamis, 01 September 2016

,
Kota Pangkalpinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan Kota di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekaligus merupakan ibu kota Provinsi. Kota dengan luas wilayah 118,408 km2 ini terletak di bagian timur Pulau Bangka dan terbagi dalam 7 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui, Pangkalbalam, Gabek, Bukit Intan, Girimaya, dan Gerunggang. Etnis Melayu dan Tionghoa suku Hakka dari Guangzhou kebanyakan membentuk kota dengan julukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini, ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores, da Ambon.

Penjajahan Belanda di Indonesia yang berlangsung selama kurang lebih tiga ratus lima puluh tahun meninggalkan jejak-jejak bisunya yang beberapa di antaranya terletak di kota Pangkalpinang. Keberadaan beberapa peninggalan sejarah ini menjadikan Kota Pangkalpinang sebagai kota wisata sejarah yang amat sangat sayang untuk dilewatkan. Berikut terdapat delapan pilihan lokasi bersejarah yang dapat kita gunakan sebagai destinasi wisata ke Kota Pangkalpinang

1. Museum Timah Indonesia


Sumber Foto
Museum Timah Indonesia berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani No. 17 dan tercatat sebagai satu-satunya di Asia. Awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) atau rumah pejabat perusahaan timah Banka Tin Winning. Museum ini mencatat sejarah perjalanan panjang pertimahan di Bangka Belitung, didirikan pada tahun 1958 saat banyak ditemukan benda-benda tradisional yang digunakan para penambang zaman dahulu, terutama pada masa penjajahan Belanda. Persemian Museum Timah Indonesia dilakukan pada 2 Agustus 1997 dengan tujuan untuk memerkenalkan sejarah timah Bangka Belitung kepada masyarakat luas.

Selain menyimpan sejarah pertimahan, museum ini juga menyimpan sejarah lainnya dimana beberapa kali dijadikan lokasi perundingan atau diplomasi antara pemimpin republik yang diasingkan ke Bangka dengan Pemerintah Belanda dan UNCI (United Nations Commissions for Indonesia) yang kemudian melahirkan Roem Royen Statement pada 7 Mei 1949.

Mengunjungi Museum Timah Indonesia akan menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang kepingan sejarah Indonesia yang tidak pernah kita pelajari di masa sekolah. Selain itu bentuk bangunan dan arsitekturya yang klasik akan membuat kita seolah terdampar pada masa lalu.

2. Rumah Sakit Bakti Timah


Sumber Foto
Nah selain punya perusahaan pertimahan, pada zaman dulu Pangkalpinang juga punya rumah sakit yang pada tahun 1920 digunakan sebagai balai pengobatan bagi karyawan Banka Tin Winning yakni Rumah Sakit Bakti Timah. Rumah Sakit Bakti Timah adalah salah satu rumah sakit tertua di Bangka Belitung sampai kemudian mengalami nasionalisasi pada tahun 1953.

Rumah sakit ini sempat dikenal dengan nama Rumah Sakit Tambang Timah Bangka (TTB) sebelum akhirnya dilakukan restrukturisasi dan dinamai dengan Rumah Sakit Bakti Timah. Berlokasi di utara Rumah Residen, rumah sakit ini juga merekam salah satu jejak sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

3. Wisma Timah I


Sumber Foto
Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.13/PW.007/MKP/2010, tanggal 8 Januari 2010) dan dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Wisma Timah I ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya Kota Pangkalpinang dengan ciri khas bangunan berbentuk limas.

Pada Tahun 1922 rumah ini difungsikan sebagai  rumah dinas asisten residen Belanda ketika pemerintahan kolonial Belanda menerapkan Bestuurhervorming Wet yang pembagian tiga tingkat daerah otonom yaitu provinsi ordonansi (provinsi), regensche ordonansi (kabupaten), dan staatsgmente (kota) ordonansi. Pada masa pemerintahan residen Bangka, Starhamer HM (1931-1934 M), Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan menjadi Residentie en Orderherichgheiden dengan pulau utama Bangka sebagai residen dan pulau Belitung beserta pulau-pulau kecil lainnya sebagai onder afdelingen yang dipimpin oleh seorang Asisten Residen.


Di bagian Timur gedung Wisma Timah I terdapat landraad (kantor pengadilan), asistent resident cantoor (kantor asisten residen) yang bersebelahan di bagian Selatan dengan resident cantoor (kantor residen). Kantor ini juga pernah dijadikan sebagai kantor sementara Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ketika provinsi ini baru dibentuk. Mengunjungi Timah Wisma I akan mengajak kita untuk sedikit menyelami pemerintahan Hindia Belanda di Provinsi Bangka Belitung yang terangkum pada setiap sudut bangunan Wisma Timah I. 


Dari ketiga tempat bersejarah ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Pangkalpinang selain kota wisata sejarah juga merupakan kota yang memiliki andil dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

4. Rumah Residen


Sumber Foto
Rumah Residen atau Residenthius te Pangkalpinang Op Bangka adalah rumah dengan arsitektur bergaya Eropa dengan banyaknya pilar-pilar tinggi, pintu utama tinggi dan besar dan dilengkapi dengan banyaknya jendela besar yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Bangunan ini juga lengkap dengan bagunan inti dan paviliun. Daya tarik yang paling cantik dari Rumah Residen ini bukan hanya dari bentuk dan arsitektur bangunannya tetapi juga pada Meriam Kuno abad ke-19 yang terdapat di depan rumah. Rumah Residen juga merekam banyak sejarah Kota Pangkalpinang. Awalnya rumah ini berfungsi sebagai administratur pemerintahan sipil distrik yang dikepalai oleh controlleur Pangkalpinang.


Rumah ini dikenal sebagai Rumah Besar di kalangan masyarakat dikarenakan pilar-pilarnya yang besar dan menjulang tinggi. Terletak di kawasan Civic Centre Pangkalpinang Rumah Residen juga merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya Kota Pangkalpinang.


5. Taman Sari (Wilhelmina Park)


Sumber Foto



Taman Sari adalah fasilitas pendukung yang terletak di sisi barat Rumah Residen rancangan Van Ben Benzenhorn, berupa areal luas dengan kontur tanah naik turun dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas bermain dan tanaman. Pada lokasi taman juga dibangun tugu berbentuk miniatur Monumen Nasional (Monas) yang diberi nama Tugu Pergerakan Kemerdekaan yang diresmikan oleh Drs. Mohammad Hatta pada bulan Agustus 1949. Tugu ini melambangkan perjuangan masyarakat Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan yang terangkum dalam prasasti "Surat Kuasa kembalinya Ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta" yang tertulis di tugu.


6. Kerkhof (Pemakaman Belanda)


Sumber Foto
Keberadaan Kerkhof atau Pendem Belanda merupakan salah satu bukti dan peinggalan sejarah di Indonesia dan berkaitan erat dengan kehidupan orang-orang asing yang pernah datang, menetap dan berpulang di tanah Indonesia. Keberadaan timah di Bangka Belitung telah menjadikan provinsi ini sebagai salah satu distrik tujuan eksplorasi timah di Indonesia.


Kerkhof terletak di Jalan Sekolah (sekarang Jl. Hormen Maddati) di Kel. Melintang, Kec. Rangkui. Terdapat kurang lebih 100 nisan bertuliskan Bahasa Indonesia, Jepang dan Belanda. Keunikan dari kawasan ini adalah merupakan pemakaman khas Belanda dengan makam tertua atas nama Ny. Irene Mathilde Ehrencron yang wafat 10 Maret 1928.


7. Masjid Jamik


Masjid Jamik juga adalah Cagar Budaya Kota Pangkalpinang. Didirikan pada tanggal 3 Syawal 1355 H atau bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1936 oleh penduduk Kampung Dalam dan Kampung Tengah Tuatunu, masjid Jamik menjadi salah satu masjid terbesar di Pangkalpinang. Dengan luas kurang lebih 900 m2, masjid ini dapat menampung sekitar 2.000 jama'ah.

Keunikan dari masjid ini terletak pada tangga depan yang dibangun dengan bentuk setengah lingkaran dan dihiasi oleh lima tiang penyangga yang mengandung arti Rukun Islam, sedangkan antara tembok depan dan bagian atapnya dihiasi oleh enam tiang penyangga kecil yang berarti Rukun Iman. Keunikan ini bagi saya pribadi mengandung arti bahwa ibadah setiap muslim didasarkan pada dua patokan utama yakni Rukun Islam dan Rukun Iman.

8. Gereja GPIB Maranatha Pangkalpinang
Gereja protestan ini pada  masa pemerintahan Residen J.E Edie (1925-1928 M) dan diberi nama Kerkeraad der Protestanche Gemeente to Pangkalpinang. Dibangun pada sisi timur Rumah Residen gereja ini memiliki ciri khas dengan menara jam yang besar serta Pastori yang dibangun di sekeliling gereja. Jam yang terdapat pada menara ini masih berfungsi, digerakkan oleh mesin jam otomatis produksi NEDERLANDSCHE FABRIEK VAN TORENUURWERKEN B.E IJSBOUTS ASTEN dengan nomor 3061 tahun ANNO 3061. Keberadaan gereja ini menjadi bukti sejarah penyebaran Agama Kristen di Indonesia.

Wisata sejarah adalah salah satu agenda yang dapat kita lakukan untuk mengisi waktu luang sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan. Selain jalan-jalan, kita akan membawa pulang potongan kehidupan Indonesia di masa lalu lewat berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang ada di kota ini.