Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 31 Januari 2017

[Ebook Review] Eleanor & Park By Rainbow Rowell

Judul Buku: Eleanor & Park
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: PT. Ufuk Publishing House
Tahun Terbit: 2013
Penerjemah: Sofi Damayanti
Editor: Maya Lestari
Design Cover: Expert Toha
Setter Layout: Emil Salim
ISBN: 978-602-7689-49-7
Rating: 4/5


"Aku jatuh cinta seperti ketika jatuh tertidur. Perlahan-lahan lalu teradi begitu saja."

Park pikir hal yang menyenangkan yang bisa dilakukannya di dalam bus sekolah adalah mendengarkan The Smiths lewat headphone-nya atau membaca X-Men. Sampai ketika anak baru itu naik ke bus. Rambut gadis itu gila-gilaan, merah terang dan sangat keriting. Dia berpakaian seolah dia ingin orang-orang melihatnya. Kemeja pria kotak-kotak, dengan setengah lusin kalung aneh di leher, dan syal-syal yang digelangkan di tangan.


Anak Asia aneh. Eleanor cukup yakin anak itu orang Asia. Meskipun begitu, sulit memastikan Asia mana tepatnya. Mata anak itu berwarna hijau. Dan kulitnya bagaikan sinar matahari yang menembus lelehan madu.

****

Hidup Eleanor berantakan. Sejak ibu dan ayahnya bercerai dan ibu membawa Richie si pemabuk brengsek ke dalam kehidupan mereka. Memutuskan untuk kabur ternyata tidak menyelesaikan masalah, Ibunya tak mencarinya dan Richie jadi semakin membencinya. Hingga saat ia kembali, ia yakin Richie ingin membunuhnya. Statusnya sebagai anak baru dengan penampilan aneh dan porsi tubuh kebesaran membuat ia kerap jadi sasaran bully Tina dan komplotannya. Steve yang setengah raksasa bahkan tak menyadari bahwa dirinya lebih besar dari Eleanor. 

Hingga suatu hari, anak Asia itu - Park namanya, menyelamatkannya dari kecanggungan di dalam bus sekolah. Meski dengan umpatan dan memalingkan muka, Park mengizinkannya duduk di kursi di sampingnya dengan membuat jarak enam inchi di antaranya.

Kebiasaan Park membaca komik dan kebosanan yang mendera Eleanor di dalam bus pada akhirnya secara perlahan telah menjadi jembatan penghubung berkembangnya perasaan nyaman dan rasa ingin berbagi dalam diri Park. Dipinjamkan Watchmen, rekaman kaset dengan lagu-lagu yang menjadi favoritnya, hingga telapak tangan yang bersedia mengenggam tangan Eleanor sepanjang perjalanan.

****

Akhirnyaaaa bisa juga baca buku ini. Berbagai macam penghargaan yang disabet ternyata mampu menerbitkan rasa penasaran saya akan kisah dua orang dengan latar belakang budaya dan sejarah keluarga yang teramat berbeda ini. Eleanor dengan bintik-bintik pada wajahnya dan Park dengan kulit Asianya.

Berdasarkan rekomendasi teman-teman saya, buku ini memang worth untuk dibaca. Sepanjang cerita kita akan disuguhkan kisah hidup Eleanor yang sungguh menyayat hati dan memunculkan rasa iba. Menjadi korban broken home dan Ayah tiri yang jahat - yang layak diberi titel tukang pukul, hidup Eleanor seolah selalu jauh dari kata bahagia. Bahkan adik-adiknya pun mengkhianatinya dengan memanggil Richie dengan sebutan Ayah. 

Hidup serba kekurangan, dengan penampilan aneh dan berantakan, kehadiran Park seolah bentuk kasih sayang Tuhan yang masih disediakan bagi orang-orang malang. Tinggal di rumah hangat dan keluarga yang lengkap tak lantas membuat Park meninggalkan Eleanor. Bahkan keanehan gadis besar berambut merah itulah yang membuat Park jatuh hati.

Dengan ketebalan sekitar 400 halaman, kita disuguhkan POV bergantian antara Park dan Eleanor namun menggunakan sudut pandang orang ketiga. Selalu ada timbal balik, semacam perbandingan pergulatan batin antara Park dan Eleanor sehingga kita akan mendapatkan diri paham dengan apa yang keduanya rasakan. Buku ini memang memiliki Eleanor & Park sebagai tokoh utamanya.

Walau hidup dalam  kepahitan, kisah cinta yang ada dalam buku ini terjalin dengan sangat manis. Apalagi pemicu detak jantung mereka yan secara perlahan seirama, buat saya adalah hal yang istimewa. Lewat musik dan buku-buku cerita. Buku ini akan mendapatkan 5 bintang kalau saja terjemahannya bisa sedikit lebih baik. Ada beberapa terjemahan yang menurut saya kurang tepat, atau kurang pas saat dibaca. Mungkin karena saya baca versi ebooknya dan memang ada versi lain (kalau dilihat dari sampul, tidak tahu apa penerbit dan penerjemahnya sama atau tidak).

Juga endingnya buat saya kurang ngena dan terasa dipaksakan. Walau begitu, buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca, ia mengajari kita tentang bagaimana mensyukuri hidup karena di luar sana pasti ada yang hidupnya lebih memperihatinkan daripada kita.

6 komentar:

  1. Saya udah baca buku ini yang versi aslinya, a much much better daripada baca yang Indonesia nya, sedikit kurang nyaman bacanya. Anyway, bukunya memang bagus walaupun endingnya yang membingungkan:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya emang berasa aneh kadang baca versi bahasa Indonesianya, tapi novelnya manis bener

      Hapus
  2. Downloadnya dmnkah mbak? Bahasa Indonesia apa Inggris? TFS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baca versi bahasa indonesia di aplikasi Ipusnas :)

      Hapus
  3. saya jadi penasaran sama bukunyaa

    BalasHapus