Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 04 Desember 2016

[Ebook Review] Le Mariage: Jodoh Untuk Naina By Nima Mumtaz

Judul Buku: Jodoh Untuk Naina
Penulis: Nima Mumtaz
Penerbit. PT. Elex Media Komputindo
Terbit: 2015
Kategori: Novel
Versi: Ebook
ISBN: 978-60202-6384-9
Rating: 5/5

Jodoh untuk Naina, Abah yang pilih. Naina ikhlas. 
Tapi, kenapa Abah pilih dia?
Dia yang punya masa lalu kelam.
Dia yang pernah diarak keliling kampung karena berzina.
Dia yang tidak sempurna.
Mengaba Abah begitu yakin dia mampu menjadi imam Naina?
Bagaimana Naina harus menjalani kehidupan rumah tangga bersama pria yang tidak dia sukai, bahkan sebelum akad nikah?
Apaka dia adalah jodoh untuk Naina?

****

Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau - Abah
Naina dijodohkan! Ide yang sudah lumrah namun tetap saja sedikit mengejutkan Naina. Pasalnya, ia masih merasa dirinya terlalu muda untuk rumah tangga dan pernikahan, Naina baru berusia 22 tahun. Umur yang tak lagi bisa dibilang remaja tapi tak juga menambah tuntutan untuk segera menikah. Sayangnya, Abah berpendapat lain. Saat ada anak temannya yang meminta dijodohkan, tanpa pikir panjang Abah langsung menyetujuinya, tentu saja dengan meminta pertimbangan Naina terlebih dulu. Meski tak memaksa, Naina tak bisa berbohong bahwa ada gurat harapan yang terpancar dari wajah Abah.

Meski sedikit terpaksa, dengan niat berbakti pada orangtua satu-satunya yang ia miliki, Naina pun menyetujui permintaan Abah. Ia rela dijodohkan, asal bisa melihat Abah bahagia. Tak perlu menunggu waktu, acara lamaran pun segera dilangsungkan. Naina akan bertemu dengan calon imamnya untuk pertama kalinya. Naina memang belum bertemu sekali pun dengan laki-laki itu, karena baginya tak ada bedanya. Bertemu lebih dulu atau pun tidak, mereka akan tetap menikah. Namun, kepasrahan Naina diuji saat acara lamaran dilangsugkan. Untuk pertama kalinya Naina melihat sosok yang hendak dijodohkan dengannya, laki-laki tampan dan dewasa namun sayang ia adalah seorang Rizal Ayyashi, seorang pria yang sepuluh tahun lalu telah menggores luka dan malu pada wajah keluarganya. Rizal diarak keliling kampung atas tuduhan berzina dengan perempuan bersuami!

Peristiwa memalukan itu akhirnya memaksa keluarga Rizal untuk pindah dari kampung. Kini, sepuluh tahun berlalu, mereka kembali dan hendak mempersunting Naina. Bukan, bukan hendak lagi tapi Naina memang telah dilamar untuk menjadi istri Rizal. Dan pernikahan mereka akan dilangsungkan sebulan setelah acara lamaran. Sejumput keraguan menghinggapi hati Naina. Rizal adalah laki-laki yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Satu-satunya hal yang membekas dalam kepalanya tentang laki-laki itu adalah peristiwa sepuluh tahun lalu. Lantas bagaimana bisa Naina berbakti sebagai seorang istri pada laki-laki yang keraguan bahkan sudah terpancang untuknya sebelum pernikahan mereka dilangsungkan?

ULASAN

Bukunya manis dengan romansa yang kental dengan nuansa yang sangat islami. Mulai dari acara perjodohan, lamaran dan perkenalan antara Naina dan Rizal sama sekali tidak mengandung unsur pacaran di dalamnya. Dengan konflik yang sederhana, novel ini berhasil menghadirkan kisah cinta yang berbeda. Dua orang asing yang bahkan bertegur sapa pun tidak disatukan dalam ikatan pernikahan tentu akan menghasilkan rumah tangga yang awkward. Walaupun konsep dalam Islam memang seperti itu dan pelakunya pasti sadar akan hak dan kewajiban masing-masing, untuk kasus Naina, masa lalu Rizal menjadi pemicu konflik utama dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya sebagai istri.

Saya suka dengan gaya bercerita menggunakan sudut pandang orang pertama. Naina sebagai pencerita membuat pembaca benar-benar bisa ikut dalam masalah yang ia hadapi dan seolah merasakan juga kegalauan yang ia rasakan. Keragu-raguannya terhadap suaminya juga perasaan belum ikhlasnya menjadi istri Rizal perlahan namun pasti memberikan pelajaran terutama tentang cara bersikap sebagai istri yang baik dan disayangi.

Saya baca cerita ini saat masih dalam bentuk project di Wattpad dan baru bisa menyelesaikannya sekarang lewat ebook-nya. Saya suka konfliknya yang lebih pada perang batin dibanding adu fisik, cara Naina berututur dan bercerita juga semakin memperkuat karakternya dan juga konflik dalam buku ini. Senang juga ada POV khusus untuk Rizal meski tidak banyak, setidaknya kita bisa memandang cerita ini tidak hanya dari satu sisi saja. Rizal dan Naina sama-sama asing saat bertemu dan saya rasa ide untuk menghadirkan isi kepala Rizal tentang istrinya adalah ide yang sangat bagus. Rizal memegang peranan penting dalam membentuk cerita dalam buku ini. 

Pesan moral yang dapat kita petik dalam buku ini adalah tentang bagaimana membangun sebuah hubungan atas dasar keyakinan dan Islam, bakti pada orang tua juga makna ikhlas pada apa yang sudah digariskan Tuhan. Selain itu, buku ini juga secara tersirat mengajak kita untuk tidak memandang seseorang dan menarik batas penilaian pada dirinya berdasar pada masa lalunya saja, karena yang terpenting adalah masa yang dijalani saat ini dan perubahan yang sudah ia coba lakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

Ada banyak kutipan yang saya ambil dari buku ini, yakni:
1. Aku memang selalu punya pilihan, tapi aku juga memilih untuk membahagiakan Abah apa pun yan terjadi - Naina, hlmn 22
2. Naina, tobat itu adalah urusan manusia dengan Tuhan. Allah akan menerima tobat setiap manusia, siapa pun dia, asalkan itu dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Taubatannasuha.  Bersungguh-sungguh menyesali apa yang telah diperbuat dan tidak akan mengulanginya sama sekali. Nah, bagaimana sikap kita sebagai sesama muslim? Tentu saja mendukung, menerima dan membantu - Abah, hlmn 79
3. Naina, alangkah sombongnya kita sebagai manusia jika tidak mau menerima manusia lain yang ingin berubah. Sedangkan, Allah saja menerima setiap pertobatan. Tuhan tidak pernah membeda-bedakan siapa pun yang ingin kembali pada-Nya. Masa kita sebagai manusia malah menyalahi kehendak-Nya? Tidak ada yang terlalu kotor ataupun terlalu bersih di mata-Nya. - Abah, hlmn 80
4. Aku ingin menikmati saat ii, meyakinkan diri bahwa kau benar-benar di sini - Rizal, hlmn 234
5. Tolong jangan ucapkan kata-kata mengerikan seperti talak atau perpisahan. Lebih baik kamu marahi aku berkali-kali tapi tolong jangan minta itu dariku - Rizal, hlmn 240
6. Naina, aku tak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Aku juga tak bisa menjanjikan semua isi dunia. Yang bisa kujanjikan hanyalah aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, untuk anak kita. Keluarga kita - Rizal

4 komentar:

  1. Dan saya sempurna dibuat penasaran setelah baca reviewnya. Pengen baca keseluruhan cerita 😁 thanks for sharing mbaak

    Benar kata Abah - Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau 😇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah selamat menuntaskan rasa penasarannya :D

      Hapus
  2. Terimakasih banyak untuk reviewnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama kakak. terima kasih sudah baca :))

      Hapus