Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 11 Oktober 2016

[Review] Angels and Demons - Dan Brown (Ebook Version) : Kebangkitan Illuminati

Cerita ini masih tentang Robert Langdon. Seorang akademisi yang muncul dalama novel The Davinci Code. Sebenarnya saya salah baca untuk urutan novelnya. 

Seharusnya baca Angels and Demons dulu baru baca The Davinci Code. Tapi kedua novel ini tetap asyik kok dan nggak akan membuat bingung meski tidak dibaca dengan urutan yang tepat

Judul Buku: Angels and Demons
Penulis: Dan Brown
Versi: Ebook
Jumlah Halaman: 408

Seperti novel The Davinci Code, Angels and Demons juga menyajikan petualangan yang berawal dari kisah sejarah. Sebuah kelompok persaudaraan kuno yang diyakini telah lama musnah dan mati tiba-tiba muncul kembali. 

Illuminati! Kumpulan ilmuwan dan orang-orang cerdas yang bertentangan dengan gereja karena dianggap memberikan pemahaman dan ilmu tentang hidup yang akan membuat manusia tidak lagi mempercayai gereja dan menganggap bahwa gereja adalah sebuah institusi kuno yang ajarannya tidak lagi dapat dipercaya dan tidak lagi relevan dengan kehidupan modern. Dalam sejarahnya, pertentangan dan konflik antara gereja dan Ilmuwan sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Konflik yang telah secara brutal memakan banyak korban terutama secara bengis telah membunuh beberapa anggots Illuminati membuat persaudaraan ini harus menutupi identitasnya dan bergerak secara diam-diam lewat simbol simbol yang mereka sisipkan. Menyusup di antara gerakan Mason/Freemason, Illmuninati diyakini telah berhasil mengangkat derajat mereka hingga ke puncak tertinggi. 

Namun, Tata Dunia Baru dimana logika dan iptek yang didewakan ini tidak sejalan dengan gereja sehingganya pada masa kini kaum persaudaraan itu dianggap telah musnah berabad-abad lamanya! 

Akan tetapi, sebuah telepon dari Maximilian Kohler, direktur utama dan pendiri CERN - Salah satu pusat penelitian teknologi yang terkenal di dunia telah mengubah semuanya. Leonardo Vetra, ahli fisika cerdas milik CERN telah dibunuh secara brutal. Tubuhnya ditelanjangi dan lehernya dipatahkan, lalu pada dadanya terdapat cap menyakitkan yanag telah memanggang kulit dan dagingnya. Cap itu menampakkan simbol anggota persaudaraan yang telah lama hilang. 

Illuminati!

Pengetahuan dan wawasan Robert Langdon tentang sejarah telah membuat ia tercebur ke dalam peristiwa pembunuhah ini. Langdon yang sedang melakukan penelitian tentang Iluminati diminta untuk membantu mencari siapa pembunuh Leonardo Vetra. Max yakin bahwa ini adalah perbuatan anggota persaudaraan itu, cap berbentuk ambigram yang menampakkan simbol Illuminati itulah petunjuknya. Tapi mustahil! Anggota persaudaraan itu telah lama musnah! Bagaimana cara mencari sesuatu yang telah hilang bahkan beratus-ratus tahun lamanya?

Selain peneliti, Leonardo Vetra ternyata juga adalah seorang pastor. Pastor yang memuja ilmu pengetahuan dan yakin bahwa kuasa Tuhan, keberadaan Tuhan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Iptek dan agama bisa berjalan berdampingan. Apa yang dijelaskan agama dapat juga dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Secara garis besar ilmu pengetahuan melengkapi keberadaan Agama sehingga segala hal dalam kehidupan yang terjadi tidak lagi hanya dibatasi pada  kalimat bahwa itu adalah keajaiban Tuhan. Ilmu pengetahuan memberikan pembuktian.

Bersama putrinya, Vittoria Vetra, Leonardo Vetra melakukan sebuah penelitian. Segala unsur yang ada di muka bumi ini pasti selalu memiliki lawan atau unsur negatifnya. Siang memiliki malam, panjang memiliki pendek, kiri memiliki kanan. Leonardo dan Vittoria yakin bahwa materi, pembentuk segala unsur kehidupan yang ada di muka bumi ini juga memiliki hal yang sama: Antimateri!

Kematian Leonardo Vetra tak hanya meninggalkan duka bagi Max dan juga Vittoria tetapi telah menjadi bencana yang tak pernah diduga. Antimateri, penelitian mereka yang sayangnya belum teruji benar kesempurnaannya itu telah hilang! Tabung antimateri telah dicuri! Menurut penjelasan Vittoria, antimateri itu sangat bergantung pada ketersediaan listrik. Jika listrik padam, maka ada baterai yang memang sudah dipersiapkan untuk berjaga-jaga. Masalahnya, jika tabung itu hilang terhitung sejak Leonardo Vetra ditemukan tewas di kantornya, maka mereka hanya memiliki waktu enam jam sebelum baterainya habis dan tabung itu meledak dan meluluhlantakkan apa yang ada dalam jangkauan ledakkannya. 

****

Mungkin memang sudah menjadi ciri khas Brown dalam menulis dengan menggunakan petualangan yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah tapi itu sama sekali tidak menimbulkan rasa bosan bagi saya. Buat saya sejarah berbalut fiksi akan selalu menyenangkan untuk disimak. Buat beberapa orang (yang saya kenal) buku jenis ini adalah buku yang berat dan sulit untuk dipahami. Sebenarnya tidak, ini adalah bacaan ringan dan menghibur yang memiliki unsur ilmu pengetahuan dan isyarat bahwa buku ini tidak ditulis secara asal. Konfliknya terasa berat hanya karena kita juga harus ikut membaca dan memahami sejarah jika ingin paham alur ceritanya. 

Karakter-karakter yang membentuk cerita ini sangat keren. Favorit saya adalah Vittoria Vetra, peneliti yang penampilannya benar-benar terlalu modis untuk dikatakan sebagai kutu buku atau orang yang akrab dengan laboratorium. Keberaniannya dalam membuat keputusan patut diacungi jempol meski memang terkadang ia membuat beberapa kesalahan penafsiran dan pemahaman. Vittoria Vetra benar-benar memggambarkan karakter wanita pemberani dan terpelajar, juga mencerminkan karakter wanita pada umumnya; tidak sabaran dan cenderung emosional. 

Karakter yang tidak saya sukai adalah si Hassasin yang mungkin tak pernah disebutkan namanya - kalau saya tidak salah ingat. Dia terlalu kejam dan tidak berperasaan. Yah walaupun sebenarnya ia disetir oleh sosok Janus, orang suci yang ternyata terlalu munafik untuk dianggap sebagai orang baik. Kesulitan dalam membaca novel ini adalah membayangkan lokasi dan setting yang dijabarkan. Bukan karena penjabarannya tidak mendetail atau sulit dipahami, tapi pengetahuan saya yang terbatas terhadap seni dan benda-benda sejarah, apalagi dalam dunia pemahatan membuat saya sulit untuk membayangkan benda-benda tersebut. Memang ada dukungan gambar-gambar akan tetapi imajinasi saya masih tetap sulit membayangkan beberapa bentuk bagian yang ada. 

Kekurangan kedua adalah penggunaan orang Timur Tengah sebagai eksekutor. Mungkin tidak bisa disebut kekurangan juga tapi saya kurang suka saja. Bagaimana sang eksekutor tertipu oleh nama Illuminati dan menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang lain. Hal ini seolah menjelaskan konflik agama antara Islam dan Kristen yang pada beberapa tempat atau lingkungan masih terjadi hingga saat ini. Memang tidak ada penyebutan bahwa sang eksekutor adalah Muslim tapi penggunaan orang Timur Tengah sedikit banyak mewakilkan. Tapi yah meski begitu, cara sang eskkutor menjalani hidup dengan mengandalkan dan mendewakan kekuatan dan kuasa yang dimilikinya sama sekali tidak mencerminkan bahwa ia adalah sosok agamis atau sosok yang dekat dengan penciptaNya. 

Selain dari itu, everything is fine. Saya sangat suka dengan emosi yang tercipta setiap kali saya membaca lembar demi lembar buku ini. Buku ini menyimpan senjata rasa penasaran yang akan membuat kita ingin terus membaca dan menyelesaikannya hingga akhir. Ketegangan yang muncul juga menjadi pemicu. 

Gregetan terus deh bacanya. 
Dan meski lebih banyak petualangannya, buku ini juga memuat unsur romansa. Sudah bisa ditebak mungkin antara siapa dan siapa, hanya saja saya sedikit menyayangkan usia Langdon yang sudah terlalu dewasa. Coba kalo dibuat seumuran saya atau mungkin digambarkan sebagai laki-laki matang berusia 30-32 tahun haha 

I rate 4/5 for this book

2 komentar:

  1. Aku juga suka Victoria Vetra, pikirannya liar dan cepat daya analisisnya. Sangat cocok kalau dipasangkan dengan Langdon. Da Vinci Code dan buku ini tetap jadi buku favorit Dan Brown yang sudah kubaca. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep! Karakter yang paling ngena disini sih Vittoria walaupun kehebohannya masih kalah sama apa yang dilakukan Sang Camerlengo haha...
      Keren emang novelnya tapi kalau untuk segi filmnya masih lebih greget The Davinci Code yah. Angels and Demons terlalu banyak perubahan meurutku. Jadi kurang pas gregetnya kayak novelnya

      Hapus