Catatan harian yang semakin renta dan tua

Jumat, 12 Januari 2018

[Resensi Buku] Fantasteen Fearfacer #1 Sapaan untuk Yang Terpercaya

Judul Buku: Fearfacer #1 Sapaan untuk Yang Terpercaya
Penulis: Esa Khairina Husein
Penerbit: DAR! Mizan Anggota IKAPI
Ilustrasi: TOR Studio
Penyunting Naskah: Dian Hartati dan Irawati Subrata
Penyunting Ilustrasi: Kulniya Sally
Desain Sampul: Kulniya Sally
Proofreader: Febti Sribagusdadi Rahayu
Layout Sampul dan Setting Isi: Tim Artistik dan Neni H.
Digitalisasi: Garko
Terbit: Rabi' Al-Tsani 1436 H/Februari 2015
ISBN: 978-602-242-654-7
Rating: 3/5 Bintang

Niat Kei dan Lazu berlibur sebulan di London tak berjalan sesuai harapan. Tidak ada London Eye, Westminster Abbey, atau Buckingham Palace.

Tinggal bersama keluarga aneh yang mereka juluki 'The Franks' terasa begitu datar, Kei memutuskan bertualang sendiri. Penjelajahan tanpa arah mempertemukannya dengan Adrian, yang mengaku sebagai cucu Sherlock Holmes. Tertular virus Adrian, Kei menyisir daerah-daerah tak biasa hingga dia menemukan jurnal terakhir Holmes.

Di tempat lain Lazu menemukan petualangannya sendiri. Direkrut menjadi anggota kehormatan organisasi sekelas CIA menjadi mimpi buruknya, dan sayangnya justru menjadi nyata. Keputusasaan, rasa lelah, dan memar di sekujur tubuh menjadi makanannya sehari-hari.

Bagaimana bila di akhir, segalanya menjadi lebih pelik daripada perkiraan mereka? Bagaimana jika hanya karena jurnal tua, persahabatan, kepercayaan, dan loyalitas tak lagi ada harganya?

****

Fiksi remaja dalam genre fantasi dari Fantasteen yang saya baca dan saya suka. Kei dan Lazu adalah dua orang kakak beradik yang mendapatkan kesempatan untuk berlibur ke London. Sesaimpainya di sana, mereka dititipkan pada keluarga Frank yang terdiri dari empat orang dengan kepribadian berbeda-beda. Tidak ada yang istimewa dengan liburan kali ini kecuali judulnya saja. Hidup di rumah besar keluarga The Franks sama sekali tidak seru. Oleh karenanya, Kei yang memang doyan dan penasaran dengan hal-hal baru, mencoba menjelajah daerah sekitar sendirian. Dan, secara tidak sengaja ia bertemu dengan anak laki-laki yang mengaku sebagai cucu Sherlock Holmes.

Berbeda dengan Kei, Lazu justru tidak bisa kemana-mana. Ia terjebak di antara The Franks dan harus melalui serangkaian tes dan 'serangan-serangan' tidak terduga. Hal ini harus dirahasiakan, jadi ia tidak menceritakan apa-apa pada Kei. Dua kakak beradik ini pun melakukan petualangan yang berbeda. Namun ternyata, petualangan yang berbeda itu justru mempertemukan mereka berdua pada petualangan yang sesungguhnya. Apa itu?

Untuk ukuran fiksi fantasi remaja, konflik dalam buku ini tergolong ringan. Dan, karena bukan jenis fantasi seperti dalam cerita-cerita disney, beberapa setting yang ada juga nggak terlalu fantasi. Kecuali petualangan yang dialami Lazu. Sayang, konflik buku ini tidak berlangsung disini. Bukunya justru lebih menjurus pada cerita detektif, apalagi melibatkan tokoh Sherlock Holmes walau tidak secara langsung.

Tapi, saya menikmati banget bacanya. Di samping karena ceritanya yang ringan dan enak dibaca, jarang-jarang saya baca buku fantasi yang ditulis oleh penulis Indonesia. Hanya saja, penyelesaiannya terasa kurang greget. Mungkin kejutan lain akan ada di buku seri ke duanya.

Oh iya saya sempat kaget sih karena penulis menggunakan Sherlock Holmes dan kekasihnya sebagai salah satu tokoh dalam buku ini walau nggak secara langsung. Tapi menurut saya cerdas sih dan menunjukkan banget kalau penulis juga mengidolakan detektif jago ini. Btw, saya belum baca Sherlock Holmes loh T.T

2 komentar:

  1. Saya suka baca fantastien juga, buku yang ini berseri atau gimana, kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya berseri tapi belum tau sampe berapa seri. Cuman kayaknya seri 2 bakal lebih keren.

      Hapus