Catatan harian yang semakin renta dan tua

Senin, 22 Januari 2018

[Resensi] PARAK: Nona Teh & Tuan Kopi #1 By Crowdstoria

Judul Buku: PARAK: Nona Teh & Tuan Kopi #1
Penulis: Crowdstoria
Penerbit: KataDepan
Editor: Gita Romadhona & Adhista
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain Sampul: Deff Lesmawan dan Crowdstoria
Cetakan Pertama: 2017
Tebal Buku: 352 hlmn; 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-6475-29-9
Rating: 3/5

Dalam secangkir teh, adakalanya kalian temukan rasa manis jika meminumnya dengan gula. Pahit, mungkin saja. Sejatinya, yang tercecap adalah sepat semata. Kalian mungkin tak pernah tahu apa yang tersimpan dalam secangkir teh yang tertuang.

Begitu pula si Nona Teh, seorang perempuan lajang dengan karier cemerlang. Pada usia tiga puluh tiga, dia pikir hidupnya berjalan baik-baik saja. Sampai ketika dia bertemu seorang lelaki pembawa sekeping masa lalunya yang tak pernah dia tahu.

Dalam secangkir kopi, ada rasa pahit yang pekat saat kalian menyesapnya tanpa gula. Namun, dengan caranya sendiri, secangkir kopi menyemangati, membuat kita seketika terjaga.

Kalian bisa menyebutnya si Tuan Kopi, seorang laki-laki mapan yang belum menikah. Bukanlah komitmen yang dia takutkan, melainkan sekotak masa lalu hitam yang mencakar benak ketika dia terbangun dari mimpi buruk. Kejadian demi kejadian mempertemukannya dengan perempuan pembawa kebetulan. Namun, apa bertemu kebetulan beruntun saja sudah cukup untuk meyakini sesuatu?

Percayakah kalian pada kebetulan? Percayakah kalian tentang kepak kupu-kupu di benua lain yang menjadi penyebab badai di benua sebelahnya?

Aku percaya. Karena itulah aku menulis kisah ini.

Selamat membaca, semoga kalian menemukan kebetulan yang bisa dipercaya.

****

Ekspektasi saya terhadap novel ini adalah pembahasan dua sosok dengan latar belakang hobi yang berbeda. Perempuan pencinta teh yang bertemu pria pencinta kopi. Hobi yang bertolak belakang namun mampu menyatukan. Pembahasan tentang teh juga kopi dan proses pembuatannya. Apalagi sekarang kopi dan kedainya lagi ngetren. Baik buat pencinta kopi maupun pencinta tempat nongkrong yang instagramable. Ekspektasi saya begitu. Tapi ternyata  jauh dari dugaan, memang tokoh utamanya cinta teh dan penggila kopi. Tapi konflik utamanya tidak sesederhana itu.

Lebih dari pembahasan hobi, buku ini lebih menitikberatkan pada beberapa kesalahan parenting yang selama ini mungkin diabaikan tapi justru memberikan dampak yang kurang bagus bagi lingkungan sekitarnya terutama di dalam keluarga. Kebetulan tadi sore saya sempat nonton tayangan apa ya namanya di salah satu stasiun televisi swasta yang membahas tentang parenting. Ternyata yang dimaksud dengan parenting bukan hanya pada cara yang baik dan benar dalam mengasuh anak namun juga tentang sikap dan cara memperlakukan pasangan dalam hal ini suami atau istri. Dan ini pas banget buat buku ini.

Ada kurang lebih empat keluarga bermasalah yang dibahas disini. Keluarga tokoh utama dan keluarga lain yang juga bersinggungan dengan kisah hidup tokoh utama. Kayaknya sih masalahnya nggak bisa saya bocorkan disini karena nanti malah jadi spoiler. Tapi, kisah empat keluarga ini worth buat dibaca dan diambil pelajaran berharga. Terutama, impak yang menimpa lingkungan keluarga tersebut karena kesalahan parenting yang terjadi.

Hanya saja, jujur, ceritanya kadang terasa lompat dan tiap babnya kayak kurang berkolaborasi dengan baik. Nggak semua sih tapi pas baca saya ngerasanya gitu. Dan, judul bukunya terasa kurang pas sama kisahnya. Tapi saya sempat searching arti kata PARAK di google dan hasilnya begini:


Jadi, mungkin aja sebenarnya masuk tapi saya yang kurang paham atau kurang mengerti. Karena kesalahan parenting yang dimaksud dalam buku ini sih emang jatuhnya ke figur Ayah dalam keluarga. Oh iya karena ini bukunya sepertinya berseri, jadi nggak akan lengkap kalau baca semuanya. Dan, masih ada teka-teki juga yang belum bisa didapatkan jawabannya dari buku ini. Saya menanti deh buat buku keduanya :)

3 komentar: