Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 03 Februari 2019

[Movie] Brother of The Year

Sumber Foto
Judul: Brother of The Year
Pengarah: Witthaya Thongyooyong
Penerbit: Jira Maligol, Vanridee Pongsittisak
Penulis: Witthaya Thongyooyong, Nontra Kumwong, Tossaphon Riantong, Adisorn Trisirikasem
Penyunting: Vijjapat Kojiw, Thammarat, Sumethsupacok
Tanggal Rilis: 10 Mei 2018 (Thailand), 28 Juni 2018 (Malaysia)
Durasi: 128 Menit
Negara: Thailand
Bahasa: Thailand, Inggris, Jepang
Pemain:

Urassaya Superbund as Jane
Sumber Foto

Sunny Suwanmethanon as Chut
Sumber Foto
Nickhun as Moji
Sumber Foto
Film ini menceritakan tentang kakak beradik Chut dan Jane yang sejak kecil selalu bertolak belakang dalam hal kecerdasan. Sejak masih di bangku sekolah, Jane selalu lebih unggul daripada Chut, kakak laki-lakinya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di luar negeri, Jane kembali ke Thailand dan bergabung dengan salah satu perusahaan iklan dimana Moji yang diperankan oleh Nickhun juga bekerja di sana. Namun, setelah terpisah kurang lebih 4 tahun, Chut dan Jane kembali bersinggungan dalam hal ini dalam bidang pekerjaan. Perusahaan tempat Chut bekerja adalah salah satu perusahaan yang mengajukan tender iklan di perusahaan tempat Jane dan Moji bekerja.

Sejak lama tidak kompak. Chut dan Jane selalu mengalami konflik. Konfliknya masih tergolong biasa saja sebenarnya, tapi menjadi berbeda ketika Chut mengetahui hubungan Moji dan Jane. Chut tidak merestui mereka berpacaran, apalagi sampai menikah.

Satu lagi film komedi Thailand yang saya tonton. Jujur saja, film komedi Thailand selalu menjadi favorit saya sejak lama. Bukan hanya karena kisahnya yang unik, tapi tingkah konyol karakter-karakter di dalamnya juga sangat menghibur.

Akan tetapi, dalam film ini kekonyolan itu agak terasa kurang. Memang komedinya tetap ada dan tetap bercita rasa Thailand, hanya saja, konflik keluarga dalam hal ini konflik Jane dan Chut lebih mendominasi. Jadinya, porsi dramanya agak terasa lebih dominan. Selain itu, karakter Moji yang dibuat sebagai pria keturunan Jepang yang mengharuskan beberapa percakapan menggunakan bahasa Jepang bikin filmnya jadi kayak kurang enak untuk dinikmati. Saya nggak bisa bahasa Jepang sih, tapi, karena saya juga salah satu penikmat anime akhirnya jadi agak merasa kalau bahasa Jepang yang digunakan dalam film ini terdengar kaku dan tidak fasih.

Meski begitu, saya suka dengan bagaimana kasih sayang antara Chut dan Jane. Tertutup oleh pertengkaran demi pertengkaran sejak kecil, mereka seolah seperti tikus dan kucing. Namun demikian, tidak peduli bagaimana menyebalkannya Chut, Jane tetap menyayanginya. Begitu pun tidak peduli seberapa mengintimidasinya Jane dengan kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki sebagai seorang adik perempuan, Chut tetap peduli padanya. Ini menjadi semacam pesan tersirat kepada penonton bahwa seburuk apapun hubungan kita dengan saudara kita, percayalah, sesungguhnya mereka adalah orang yang paling peduli terhadap diri kita.


2 komentar: