Catatan harian yang semakin renta dan tua

Sabtu, 18 Juni 2016

Anime: Black Bullet

Gastrea menyerang bumi. Makhluk itu membawa racun yang berbahaya bagi keberlangsungan umat manusia. Siapa yang terkena virus Gastrea akan terinfeksi dan berubah wujud menjadi organisme baru. Untuk itu, Initiator hadir sebagai penyelamat. ‘Anak terkutuk’ yang terlahir untuk melawan Gastrea, didampingi Promoter untuk mengawasi agar tidak kehilangan kendali. Mereka disebut sebagai Harapan Terakhir Umat Manusia. Tergabung dalam Badan Keamanan Sipil Tendo, Satomi Rentaro berperan sebagai Promoter mendampingi Initiator Aihara Enju.  

Black Bullet adalah anime yang diadaptasi dari novel ringan karya Shiden Kanzaki dan diterbitkan oleh ASCII Media Works’s Dengeki Bunko Imprint, bergenre Action, Mystery, Sci-fi dan Seinen, diproduseri oleh Kinema Citrus, NBCUniversal Entertainment, Orange.

Menceritakan tentang bumi di masa depan yang diserang oleh monster, Black Bullet menyajikan adegan-adegan pertempuran yang dilengkapi dengan sejata-senjata modern

Kemunculan pria bertopeng misterius pada episode pertama membuat saya menduga bahwa ‘laki-laki itu akan menjadi musuh utama dalam anime ini’.  Akan tetapi, ketika pada episode kedua ia kembali muncul dan berujung pada pertempuran besar membuat saya kembali berpikir bahwa Black Bullet tidak hanya tentang bagaimana kita melawan kejahatan dan mempertahankan hak kehidupan yang kita miliki. Pertarungan tersebut adalah awal dari perjalanan yang sebenarnya.

Dan ternyata memang benar demikian. Black Bullet sesungguhnya bercerita tentang bagaimana kemunculan Gastrea di muka bumi telah membuat segala persoalan menjadi semakin rumit. Para Initiator yang disebut-sebut sebagai Harapan Terakhir Umat Manusia ternyata tidak diperlakukan sebagai penyelamat tapi justru diperalat untuk kepentingan lain yang dibumbui oleh hal-hal berbau politik dan keinginan untuk berkuasa.

Secara seni, grafis dan animasinya saya tidak pandai menilai, tapi saya suka dengan desain karakter yang ada dalam anime ini. Pencahayaannya juga sangat bagus, tidak menyakitkan mata. Sedangkan untuk soundtrack, karena saya adalah tipe orang yang lebih mengutamakan cerita, jujur saja saya tidak terlalu memperhatikan soundtrack-nya.

Seperti pada beberapa anime action yang pernah saya tonton, Black Bullet juga memberikan fan service (khususnya untuk laki-laki). Karakter lolicon dan sedikit nuansa ecchi ada dalam anime ini tapi dengan porsi yang tidak berelebihan sehingga tidak menjadi pedistraksi alur cerita yang menyebabkan Black Bullet berubah menjadi anime harem yang terkadang membosankan (saya memang kurang suka dengan anime harem haha). Untuk chara favorit, pilihan saya jelas jatuh pada pasangan Promoter dan Initiator utama yakni Satomi Rentaro dan Aihara Enju. Kekompakkan keduanya sedikit banyak membuat saya iri. Meskipun sikap Enju cenderung ‘rada-rada’, kedekatannya dengan Rentaro yang bagaikan kakak dan adik kandung membuat saya yang tidak memiliki kakak laki-laki berandai-andai bahwa pasti akan bahagia sekali jika kita memiliki seseorang yang senantiasa sedia melindungi dan berjuang dalam keadaan apa pun.

Secara pribadi, permainan emosi yang ada dalam anime ini sangat saya sukai. Meski alurnya terkesan cepat, saya tetap bisa menikmati dan memahami keseluruhan ceritanya. Akan tetapi, adegan berdarah-darahnya agak sedikit mengganggu. Saya sangat tidak menyarankan menonton Black Bullet sambil makan, karena pasti akan membuat mual.

Pesan moral dari anime ini adalah kita diajak untuk senantiasa menghargai perbedaan dan tidak melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yang menurut kita ‘berbeda’.

1 komentar: