Catatan harian yang semakin renta dan tua

Rabu, 08 Juni 2016

[Review] - The Chemistery of Marriage

Judul Buku: The Chemistery of Marriage
Ditulis Oleh: Asri Tahir
Penyunting: Lia Linawati
Ilustrasi, Perancang sampul dan isi: L.L
Penerbit: CV. Prima Anugerah Abadi
Tahun Terbit: 2016
Tebal Buku: 13 cm x 19 cm, 352 Halaman
ISBN: 987-602-70121-2-7

****

Gadisa Elora

"Dia seperti bintang di langit: indah dilihat tapi tidak untuk dimiliki."
Aku selalu berpikir seperti itu tentang Rangga.
Dalam diam, aku mengaguminya.
Cukup aku yang tahu...karena hanya menunggu waktu.
Mungkin sebentar lagi, aku jatuh dalam pesonanya.

Rangga Abimanyu

"Wanita mana pun boleh, tapi yang bekerja di GreenLine terlarang."
Sejak pertama kali saya bertemu Gadisa, dia mencuri perhatian saya dengan sikap yang apa adanya. Demi dia, saya melanggar prinsip yang saya buat. Tapi Gadisa dengan keras kepalanya menampik baik perasaan saya ataupun yang dia rasa. Butuh kesabaran juga waktu, agar Gadisa menerima sayalah pria di hatinya.
Untuk dia, saya akan terus menunggu.

Mereka dua orang yang terikat pernikahan, yang mana saing meragu atas perasaan juga arti kebersamaan mereka. Namun, waktu memberikan mereka kesempatan untuk meyakinakan bahwa yang mereka rasa adalah nyata.

****

Review ketiga!!!
Alhamdulillah tahun 2016 benar-benar berkah. Semakin hari saya semakin memiliki banyak bahan bacaan. Kali ini saya akan me-rivew salah satu novel romance yang dalam sejarah perjalannya merupakan salah satu novel yang menyabet gelar famous di Wattpad; The Chemistery of Marriage.

Awalnya, keinginan Rangga untuk menikahi Gadisa hanya didasarkan pada bentuk tanggung jawab yang dirasa perlu dilakukan untuk menyelamatkan martabat dan harga diri Gadisa, namun penolakan yang berkali-kali Gadisa lakukan - karena menganggap hal itu tidak perlu, juga perasaan sedikit tidak rela jika tidak dinikahi atas dasar cinta membuat Rangga Abimanyu mati-matian mengejar gadis itu, hingga melanggar prinsip sendiri untuk tidak menikahi karyawan GreenLine, prinsip yang telah lama ia pegang.

Usaha itu membuahkan hasil. Akad pun dilangsungkan tanpa ada unsur paksaan di dalamnya. Gadisa akhirnya menerima lamaran Rangga dan mereka pun resmi menjadi suami istri yang sah. Akan tetapi, perjalanan rumah tangga mereka berdua tidak semulus yang dibayangkan. Berbagai cobaan datang menimpa yang hampir saja menggoyahkan biduk rumah tangga keduanya.

Pernikahan bukanlah hal yang main-main. Ini adalah salah satu dari sekian banyak pelajaran penting yang saya peroleh dari membaca buku ini. Keputusan untuk memulai kehidupan yang baru dengan status suami/istri orang adalah merupakan bentuk tanggung jawab terhadap diri juga keluarga. Oleh karenanya, buru-buru menikah sebaiknya dihindari. Perjalanan rumah tangga Rangga Gadisa adalah salah satu bentuk pelajaran dan nasihat perkawinan yang dikemas dalam bentuk kisah cinta yang manis. Penulis telah berhasil mnyampaikan pesan-pesan tentang pernikahan dengan  cara yang tidak membosankan.

Jujur saja, awalnya saya bertanya-tanya bagaimana cerita ini akan berujung pada pernikahan kedua tokoh utama, karena hingga pada halaman ke 100, belum ada tanda-tanda bahwa alur cerita akan mengarah kesana, dan ini adalah salah satu bagian yang saya suka. Meski cerita tentang pernikahan keduanya adalah bagian utama yang penting dan paling ditunggu-tunggu, tidak banyak cerita tentang pernikahan yang prosesnya mengalir. Kebanyakan, novel yang mengangkat tema tentang pernikahan selalu membawa ide tentang perjodohan atau kesepakatan kedua belah pihak hanya karena ingin mengambil keuntungan satu sama lain atau tidak ingin dirugikan apabila keduanya tidak menikah. Dalam novel ini, saya bersyukur karena mereka menikah bukan karena keterpaksaan seperti demikian. Pernikahan tidak main-main!

Akan tetapi, yang sangat disayangkan adalah masih terdapat banyak kesalahan kecil yang bagi saya fatal karena untuk pembaca yang teliti, kesalahan-kesalahan tersebut sedikit banyak telah mengurangi keindahan dari cerita ini. Banyaknya typo atau kesalahan penulisan dan juga tanda baca yang tidak tepat tidak seharusnya terjadi pada novel yang telah diterbitkan dan dipasarkan. Bisa dibilang typo-nya bertaburan. Kesalahan tersebut saya temukan antara halaman 28 - 331 dari ketebalan buku yang berjumlah 352 halaman.

Meskipun demikian, esensi dari cerita ini tidak berubah. Novel ini tetap memberikan pesan-pesan berharga; tentang rasa percaya, tanggung jawab, kesabaran, keikhlasan, penerimaan, keterbukaan, memaafkan dan kasih sayang. Berikut bebrapa kutipan favorit saya dalam buku ini:
  • Tidak ada yang lebih menyakitkan hati seorang Ayah ketika anak perempuan yang djaga dan dicintainya, dianggap remeh oleh orang lain - hlmn 156
  • Kadang dalam hidup, sekali-sekali manusia memang harus mengambil keputusan random. Keputusan yang terlihat gila tapi justru sebenarnya mempertaruhkan banyak hal dalam hidupnya - hlmn 185/186.
  • Kalau jodoh, pasti akan menemukan dan ditemukan! Sudah ada jalur khususnya - hlmn 267
  • Suami istri itu harus tetap bersama apa pun yang terjadi - hlmn 293
  • Kesabaran itu akan semakin bertambah seiring cinta yang tumbuh - hlmn 299
Saya beri 3 bintang dari 5 ***/*****


Tidak ada komentar:

Posting Komentar