Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 25 April 2017

[Anime] Dagashi Kashi

Judul: Dagashi Kashi
Sutradara: Shigehito Takayanagi
Penulis: Shigehito Takayanagi, Yasuko Kamo
Penata Musik: Tomotaka Osumi, Nobuaki Nobusawa
Studio: Feel
Lisensi: Madman Entertainment, FUNimation, Anime Limited
Stasiun TV: TBS, CBC, SUN, BS-TBS
Tayang: 7 Januari 2016-31 Maret 2016
Jumlah Episode: 12

Dagashi Kashi adalah sebuah manga yang dibuat oleh Kotoyama. Manga ini diserialisasikan dalam Shogakukan’s Shounen Sunday sejak Juni 2014, dan sudah dibukukan dalam enam tankobon. Manga ini diadaptasi menjadi sebuah anime oleh Feel dan tayang sejak 7 Januari 2016 hingga 31 Maret 2016.
Bercerita tentang Shikada Kokonotsu, seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang mangaka yang secara tiba-tiba dihampiri oleh gadis canti bernama Shidare Hotaru. Gadis itu mengaku sebagai utusan dari perusahaan Shidare yang hendak mengajak You-san, ayah Kokonotsu untuk bergabung dengan perusahaan Shidare. Sebagai anak. Kokonotsu yang sering dipanggil coconut oleh teman-temannya itu merasa heran mendapati seorang utusan dari perusahaan besar datang dan hendak mengajak ayahnya bekerja sama. Dilihat dari sisi manapun, bagi Kokonotsu, You-san adalah ayah biasa saja, selain kesukaannya yang teramat sangat pada cemilan. Namun, menurut Hotaru, You-san adalah seorang yang teramat hebat. Dan untuk itu, Shidare mengharapkan You-san untuk bergabung dengan perusahaan.

Shidare memang adalah salah satu perusahaan cemilan terkenal di Jepang. Di kota kecil tempat Kokonotsu tinggal, You-san memang menjalankan Toko Cemilan Shikada yang merupakan warisan keluarga dari generasi ke generasi. Toko itu kecil, namun bagi Hotaru, tempat itu adalah surga. Hotaru adalah penggila cemilan garis keras!

You-san yang memang sudah sejak lama menginginkan Kokonotsu menuruskan warisan keluarga turun temurun itu pun mengatakan akan setuju bergabung dengan perusahaan Shidare dengan catatan Kokonotsu harus terlebih dahulu bersedia meeneruskan menjalankan Toko Cemilan Shikada. Hanya saja, Kokonotsu tidak bersedia. Ia ingin menjadi mangaka. Disinilah Shidare Hotaru harus berusaha meyakinkan Kokonotsu untuk meneruskan usaha keluarganya.

****

Buat remaja Jepang, menonton anime ini mungkin akan membawa ke suatu nostalgia. Buat saya pribadi pun demikian walau cemilan yang menjadi judul anime ini bukan cemilan Indonesia. Namun tetap saja, hal itu membuat saya rindu dengan jajanan jaman saya SD dulu, yang hampir tidak lagi ditemukan zaman sekarang.

Anime ini mengangkat makanan sebagai tema utamanya, dalam hal ini cemilan. Bagaimana cemilan berperan sebagai jenis makanan yang bisa memberikan kesenangan tersendiri bagi anak-anak kala menikmatinya. Ada berbagai jenis cemilan Jepang yang diperkenalkan disini, walau hampir setengah dari jumlah episode, cemilan yang dimaksud sudah berfokus pada jenis-jenis permen yang banyak disukai anak-anak.

Selain membahas cemilan, diselipkan juga beberapa sejarah pendek tentang bagaimana jenis cemilan itu bisa muncul, juga hal-hal menarik apa dari cemilan tersebut yang membuatnya meledak di pasaran dan disenangi banyak konsumen. Bagaiaman hingga akhirnya cemilan yang berasal dari hal-hal sederhana memiliki nama besarnya di Jepang. Saya tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran sejarahnya, tapi karena tiap ending per episodenya selalu ada penayangan singkat tentang cemilan yang sudah dibahas, maka saya yakin bahwa cemilannya benar-benar terkenal di Jepang.

Nggak hanya itu, ada beberapa trik pemasaran yang juga diselipkan dalam anime ini. Walau hanya secara tersirat, lewat apa penarik atau interesting thing yang membuat konsumen jadi mau membeli cemilan yang ada. Selain itu, beberapa cemilan yang ada juga sukses bikin saya lapar dan pengin ngemil juga. Sebaiknya sih, kalau mau nonton Dagashi Kashi, biar nggak ngiler sendiri, nyiapin cemilan juga. Biar sama-sama ngemil, yang nonton ataupun yang ditonton.

Kekurangan pada anime ini adalah ada sedikit hal yang bolong. Misal, jika memang You-san sebegitu hebatnya, kenapa Toko Cemilan Shikada cenderung sepi? Memang ada beberapa pembeli yang mampir tapi sejauh saya tonton hingga episode terakhir, hanya dua kali pelanggan di Shikada muncul. Selebihnya, toko itu ramai karena kehadiran Hotaru. Selain itu, cafe milik Tou-kun dan Saya-chan juga sama-sama sepi. Pengunjung selain kedua pemilik itu hanya Hotaru dan Kokonotsu. Saya rasa hal-hal seperti ini penting diperhatikan apalagi materi yang dibawa adalah materi tentang bisnis. Setidaknya keterlibatan pelanggan walau hanya dalam bentuk kemunculannya saja untuk keperluan setting yang lebih real.
Endingnya ­juga ­masih gantung. Jadi, buat saya Dagashi Kashi masih perlu season 2. Selain itu, ada unsur ecchi di dalam anime ini, agak sedikit banyak sih tapi nggak merasa terganggu karena keecchian yang ada hanya berbatas pada beberapa bagian visual juga pikiran dari remaja tanggung yang masih penasaran seperti Kokonots, walau mungkin kalau tayang di Indonesia akan mendapat banyak sensor dan penyuntingan habis-habisan.
Oh ya, karakternya cakep-cakep. Apalagi yang cewek, bisa buat nyegerin mata cowok-cowok penggila 2D atau yang punya waifu, tapi karakter cowoknya dalam hal ini Kokonotsu saya suka. Muka dan gaya rambutnya bikin inget karakter favorit abadi saya, Hikigaya Hachiman. Ini ada bonus wajah cantik Shidare Hotaro dengan mata uniknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar