Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 16 April 2017

[Ebook Review] My Better Half By Indah Hanaco

Judul Buku: My Better Half
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: PT. Elexmedia Komputindo
Tahun Terbit: 2014
Editor: Afrianty P. Pardede
ISBNP: 978-602-02-5344-2
Rating: 3/5

“Dia memang bukan pelaku kriminal. Dia hanya seorang laki-laki menyebalkan yang tidak tahu caranya tersenyum. Bodohnya, aku selalu kesulitan untuk benar-benar marah padanya.”
(Kendra Elanith)

“Dan dia adalah gadis paling ceroboh yang selalu meninggalkan ponselnya di sembarang tempat. Tapi dia selalu mampu menghadapiku lebih baik dibanding orang lain.”
(Maxim Fordel Arsjad)

Mereka lebih sering saling membantah, sekaligus membangun pengertian. Kendra dan Maxim saling memahami meski tak fasih menuangkannya dalam kata. Keduanya mengelak dari hubungan lebih sekadar teman. Tapi Tuhan adalah sutradara maha gemilang. Dia menuliskan predestinasi yang tak bisa dibantah. Menyandera Maxim dan Kendra pada perasaan istimewa.

Mungkinkah mereka memilih jalan untuk bersama, menghabiskan sisa kefanaan berdua? Ataukah lebih suka saling menjauh meski saling menyakiti? Ada banyak perasaan terluka, ada banyak rasa ngilu yang harus dikecap. Jalan masa depan memang bukan jalan yang bebas hambatan.

****
Karena urusan penting mendadak, Mbak Helen yang tadinya sudah janjian dengan salah satu pria paling diidamkan, Maxim Fordel Arsjad, harus dengan tanpa perasaan mengorbankan Kendra untuk menyelesaikan semuanya. Tanpa rasa bersalah, bos Kendra dalam agen mak comblang di The Matchmaker itu memundurkan janji temu dengan Maxim seenaknya. Setelah itu, Kendra yang tidak tahu apa-apa ditugasi untuk menemui Maxim dan membahas urusan berkaitan dengan acara Dating with Celebrity yang diusung oleh The Matchmaker.

Kesan pertama yang Kendra dapatkan dari Max adalah sepertinya ia pria yang baik. Fakta bahwa Max adalah perancang sepatu bayi membuat Kendra pun berpikir bahwa Max pastilah pria berhati lembut. Namun, meleset dari dugaan, Max justru membatalkan keikutsertaannya dalam Dating with Celebrity karena merasa tidak dihargai oleh sikap seenaknya Mbak Helen.

Kendra pun kena getahnya. Mbak Helen yang tidak suka dengan kegagalan, sekali lagi tanpa perasaan memaksa Kendra untuk memastikan bahwa Maxim akan mengubah keputusannya. Meski kesal atas penolakan yang Maxim lakukan, ancaman berganti posisi jadi cleaning service yang dilayangkan Mbak Helen jika Kendra gagal menjalani misi ini akhirnya membuat Kendra terpksa harus menggunakan berbagai macam cara demi membujuk Maxim.

Sadar sudah bersikap keterlaluan, Maxim tetap tidak mengubah keputusannya. Tak peduli Kendra telah menunggunya berjam-jam, Max tetap menolak tawaran gadis itu. Tak punya pilihan, Kendra pun nekad. Dengan berbekal sedikit informasi, ia mengunjungi kediaman keluarga Maxim dan menyatakan maksudnya pada Ibunda Maxim secara langsung. Beruntung, mama Maxim menyambut baik maksud tersebut. Merasa anaknya sudah cukup lama melajang, sang mama mendorong Maxim untuk ikut acara Dating with Celebrity.

Bakti Maxim yang teramat besar pada sang mama membuatnya menuruti permintaan itu. Meski tetap saja, pria itu selalu suka membuat Kendra sibuk dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Namun, berita tak terduga dari Bandung ahirnya mengubah pandangan Maxim terhadap Kendra juga pada akhirnya mencairkan kebekuan di antara mereka berdua.

****
Kalau ada penggemar novel romance murni, saya rasa buku-buku Indah Hanco bisa jadi pilihan yang bagus. Dari sinopsis memang sudah ketahuan bahwa konflik yang paling menojol dalam buku ini adalah konflik asmara. Meski diselipi sedikit konflik keluarga, meurut saya itu adalah pelengkap yang mempercantik cerita saja dan membuat kisah dalam buku ini tidak membosankan.

Untuk karakter, saya suka Maxim. Menurut saya, Max tampil sebagai tokoh utama pria dewasa yang teramat menggemaskan. Sikapnya yang cenderung kekanakan adalah semacam unsur komedi tersirat yang menghiasi buku ini. Beberapa unsur unik yang ditambahkan juga membuat bukunya menarik. Contohnya ambitextrous yang dimiliki Kendra, fobia-fobia aneh yang disebutkan Maxim hingga setting restoran yang membuat saya jadi kangen rumah dan pengin pulang. Kangen banget deh makan nasi jaha sama ayam rica-rica buatan mama :’(

Kemudian, kehadiran saudara-saudara Maxim juga membuat buku ini agak kurang tertebak alurnya. Hanya saja, sayangnya menurut saya nggak ada penyelesaian dalam konflik keluarga Kendra. Berakhir begitu saja dengan kurang menyenangkan. Memang poin utama cerita bukan disana, tapi karena kisah itu yang sudah berperan membentuk perjalanan cinta Maxim dan Kendra, saya rasa akan lebih bagus kalau ada penyelesaian lebih jauh. Ada beberapa saltik yang saya temukan dalam buku ini, juga pada salah satu halaman nama Kendra berubah jadi Kenneth tapi itu nggak begitu mengganggu.

Secara keseluruhan, hal yang paling ditekankan dalam buku ini adalah komunikasi. Bahwa setiap masalah pasti dapat menemukan penyelesaian yang baik asal ada komunikasi bagus antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar