Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 04 Oktober 2016

Review The Davinci Code - Dan Brown (Ebook Version)

The Davinci Code adalah novel Dan Brown pertama yang saya baca. Menceritakan perburuan Holy Grail atau yang pada umumnya disebut-sebut sebagai Cawan Suci. Dalam buku ini, Holy Grail diceritakan sebagai kumpulan dokumen rahasia yang telah lama dijaga keselamatannya oleh Biarawan yang juga menyimpan makam Maria Magdalena, perempuan suci yang karena kepentingan politik Konstantin, berubah dianggap sebagai perempuan kotor dan terlarang untuk disebutkan namanya. The Davinci Code adalah novel yang memuat berbagai macam kontroversial keagamaan dan simbol-simbol suci yang dikeramatkan.

Judul Buku: The Davinci Code
Penulis: Dan Brown
Versi: Ebook
Jumlah Halaman: 436
Rate: 5/5 bintang

Robert Langdon, ahli simbol yang sangat mencintai seni dikejutkan oleh kehadiran seorang Kapten dari Kepolisian Judisial Prancis, Bezu Fache yang memintanya untuk bertemu di jam 1 pagi. Pertemuan itu membawa Langdon ke Museum Louvre yang rupanya menjadi lokasi pembunuhan terhadap kurator terkenal, Jacques Sauniere. Pembunuhan itu tak hanya meninggalkan tanda tanya tentang penyebabnya tetapi juga telah melibatkan Langdon dan membuat ia menjadi tertuduh utama dari kasus pembunuhan ini.

Posisi mayat Sauniere yang tampak aneh dan tidak biasa serta kode yang dituliskan dengan darahnya sendiri disusul keterangan untuk mencari Robert Langdon membuat Bezu Fache, merasa harus menjebak Langdon secara perlahan sehingga pada akhirnya ia akan mengakui perbuatannya. Sayangnya, Langdon bukan pembunuh Jacques Sauniere!! Keyakinan Bezu Fache akan tindak kriminal yang tidak Langdon lakukan namun belum terbukti benar-benar membuat Fache bernafsu untuk membuktikannya. Langdon yang tidak mengetahui hal tersebut - dikarenakan penghapusan sebagian pesan terakhir Sauniere oleh Fache membuat laki-laki itu berusaha keras untuk memecahkan kode pesan dan simbol yang merupakan pesan kematian Sauniere.

Pemecahan kasus itu juga mendapat penanganan dari agen kriptologi, salah satunya adalah perempuan cantik bernama Sophie Neveu. Tidak banyak yang tahu bahwa Sophie adalah cucu Jacques Sauniere. Hubungan keduanya yang merenggang sejak lama membuat identitas Sophie sebagai cucu seorang kurator terkenal seolah tertutupi. Meski begitu, di masa lalu Sophie adalah gadis yang sangat dekat dengan sang kakek. Banyak hal ia pelajari dari Sauniere termasuk simbol-simbol rumit dan bagaimana memecahkan kode dan simbol-simbol acak yang bisa saja bermakna sangat banyak. Dengan cepat Sophie menyadari bahwa deret Fibonacci acak yang ditinggalkan Sauniere bukanlah pesan kematian yang mengarah kepada pelaku pembunuhan akan tetapi pesan tersebut adalah pesan yang ditulis Sauniere khusus untuknya.

Dengan menggunakan namanya di agen kriptologi Sophie berhasil menipu Bezu Fache dan memberitahu Langdon perihal rencana penangkapan kepada orang yang diduga dan akan dipaksa mengaku bersalah meskipun tidak secara perlahan itu. Akhirnya sebuah misi pelarian pun dilakukan. Dengan sedikit muslihat, Sophie berhasil menipu Fache yang tak perlu waktu lama langsung diketahui oleh Polisi Judisial Perancis. Tanpa rencana yang terstruktur, Langdon pasrah mengikuti pilihan dan pelarian dadakan Sophie yang pada akhirnya membuat dirinya masuk ke dalam daftar buronan yang wajahnya disiarkan di seluruh televisi Perancis dalam satu malam. Tentu saja Sophie juga masuk dalam daftar orang yang paling dicari karena dianggap menyembunyikan tersangka pembunuhan. Seorang intelektual yang terpelajar dan terkenal oleh karya-karyanya kini dikejar oleh seluruh agen polisi Perancis.

Selain dikejar dengan titel pembunuh yang secara sepihak sudah disematkan di depan namanya, Robert Langdon memiliki tugas lain yang harus ia pecahkan. Menurut analisis yang ia dan Sophie lakukan dalam keadaan terdesak itu, pesan Sauniere untuk mencari Langdon adalah mengacu pada alasan keberadaan simbol dan kode-kode yang ditinggalkannya. Langdon adalah orang yang terpelajar dan ia secara terhormat, di saat terakhir Sauniere telah diminta untuk memandu Sophie dalam ajang "perburuan harta karun" bernama Holy Grail. Sesuatu yang paling dicari karena diyakini menyimpan sejarah panjang para penganut pagan, gereja dan kekristenan. Menyimpan fakta yang telah lama dikubur dan disembunyikan, menyimpan fakta yang sangat ingin dihancurkan.

Keadaan ini membuat frustrasi dan Langdon merasa mereka harus mencari bantuan. Satu-satunya orang yang terpikir hanyalah Leigh Teabing, seorang sejarawan berdarah biru yang masih memiliki garis keturunan Raja. Pertanyaannya: Bisakah Teabing dipercaya? Maukah ia menyelamatkan Langdon dan Sophie dari kejaran polisi? Dan mampukah ia menjaga kerahasiaan di balik kode dan simbol Jacques Sauniere yang secara perlahan dapat Langdon dan Sophie pecahkan?

****

Teka-teki adalah apa yang membentuk novel ini secara keseluruhan. Sejak bab Prolog, saya sudah bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi? Buku ini akan menceritakan apa? Apa yang ditawarkan? Sebenarnya The Davinci Code adalah kode yang seperti apa dan untuk apa ia dibuat? Memang dari judulnya saja kita akan langsung tahu bahwa kita akan diajak bertualang ke negeri yang penuh dengan tanda tanya dan teka-teki rumit. Akan tetapi pembunuhan pada bab pertama awalnya justru membuat saya berpikir bahwa buku ini akan menyajikan cerita detektif dan penyelidikan, namun ternyata lebih dari itu.

Membaca The Davinci Code hampir secara total membuat saya tidsk dapat membedakan mana fiksi mana fakta. Dapat dikatakan bahwa delapan puluh persen buku ini memyampaikan fakta yang dibalut fiksi akan tetapi saya tidak dapat memastikan. Meskipun disebutkan bahwa dokumen, dan tempat dalam buku ini adalah akurat. Sejarah yang diungkapkan adalah sesuatu yang baru dan belum pernah saya baca atau pelajari secara mendalam. Beberapa di antaranya sudah sering saya dengar seperti penyatuan laki-laki dan perempuan untuk mencapai keseimbangan alam yang dalam kepercayaan China disebut sebagai Yin dan Yang, Freemason, penyembahan teradap alam dalam hal ini matahari, Konstantin akan tetapi pendeskripsian yang mendetail tentangnya baru kali ini saya dapatkan. Belum lagi buku ini membahas sejarah panjang keagamaan ( tentu saja ini akan mengundang kontroversi).

Namun demikian saya senang sudah menyelesaikan buku ini. Tidak hanya menawarkan petualangan, akan tetapi ilmu pengetahuan juga banyak terkandung di dalam. Beberapammembuat kita berpikir, beberapa membuat kita membandingkan dengan apa yang telah kita pelajari, bahkan beberapa membuat kita paham bahwa memang cerita dan sejarah akan selalu ada banyak versinya.

Alur cerita yang panjang namun terjadi dalam waktu yang tidak sebentar adalah hal yang paling menarik menurut saya. Kalau diestimasi mungkin kisah Langdon dan Sophie adalah perjalanan pemecahan teka-teki yang bahkan tidak memakan waktu satu minggu!! Ajaib sekali, kan, bisa memproduksi e-book setebal 436 halaman. Selanjutnya pergantian scene untuk peristiwa yang terjadi dalam waktu yang sama namun di tempat berbeda buat saya sengatlah cerdas. Tidak membuat kita bertanya-tanya dengan apa yang sedang dilakukan si A setelah ia melakukan tindakan sedemikian rupa dan apa yang terjadi dengan si B setelah ia tahu bahwa si A melakukan tindakan yang tidak semestinya.

Buku ini termasuk memiliki banyak tokoh yang perannya betul-betul mengisi fungsinya dalam membangun cerita, di antaranya: Robert Langdon, Sophie Neveu, Jacques Sauniere, Leigh Teabing, Silas, Uskup Aringarosa, Bezu Fache, Andre Vernet, dan Letnan Collet. Ajaib juga saya hampir bisa ingat semua tokoh yang sangat berperan dalam buku ini kecuali pelayan Leigh Teabing yang secara tak terduga hanya mengejar kemewahan dunia saja. Dari semua tokoh yang ada, favorit saya adalah Letnan Collet 😁.

Kaget nggak? Kenapa malah suka tokoh yang bahkan namanya nggak disebutkan dalam penjelasan di atas? 😆

Memang tokoh utama dalam buku ini adalah Robert Langdon dan Sophie Neveu, akan tetapi pesona keduanya adalah pesona yang tak perlu lagi dicari apalagi digali. Segalanya sudah terpancar secara alami dan juga sudah tercermin dari status dan kecerdasan keduanya. Sophie sudah lama mempelajari kriptologi, Langdon adalah intelektual yang sudah lama melakukan penelitian dalam bidang seni dan simbol yanh terkandung di dalamnya. Tapi Letnan Collet adalah tokoh pembantu yang entah mungkin sengaja dibuat untuk menjadi sasaran kemarahan Sang Kapten, Bezu Fache. Penyelidikan yang melibatkan Collet hampir selalu mengundang senyum dan geli di hati saya meskipun itu sama sekali bukan adegan yang patut ditertawakan. Namun, kehadiran Letnan Collet sudah cukup membuat buku ini punya unsur lucu yang aneh. Saya juga nggak mengerti tapi Letnan Collet terasa seperti balita lucu yang baru mulai ditumbuhi gigi susu. Kecerdasan dan logikanya yang bagi saya polos membuatnya menjadi tokoh yang menggemaskan😍.

Tokoh utama dan saya inginkan untuk menang tetaplah Sophie dan Langdon tapi tokoh favorit saya adalah sang Letnan 😆. Selain tokoh favorit ada juga tokoh yang mengundang rasa tidak suka dan kasihan di saat bersamaan. Silas! Albino yang merasa tercerahkan setelah bertemu dengan Organisasi Opus Dei dan Uskup Aringarosa. Pembersihan yang dilakukan dengan mencambuki diri sendiri dan melukai diri adalah hal yang bagi saya tidak masuk akal. Scene yang membawa nama Silas secara perlahan selalu membentuk rasa ngeri dan nyeri pada diri saya.

Selain itu, Bezu Fache, terlebih Leigh Teabing adalah tokoh-tokoh yang banyak memberi saya kejutan. Akan ada banyak spekulasi tentang sikap Bezu Fache namun Leigh Teabing adalah tokoh yang keberadaannya sama sekali tidak pernah saya perhitungkan ataupun cemaskan. Kecemasan itu justru tertuju pada Uskup Aringarosa, dari awal sampai terkuaknya sesuatu, ia adalah tokoh yang keberadaannya paling saya takutkan. Pertanyaan tentang langkah apa yang akan diambilnya dan apa dampaknya selalu mengiringi pergerakan Sang Uskup. Seperti Fache yang ditipu Sophie, saya juga sudah "tertipu" oleh permainan Brown.

2 komentar:

  1. Aku juga memberi rating 5 dari 5 bintang untuk buku ini. Buku yang harus dibaca oleh semua penggemar sejarah dan cerita misteri thriller

    BalasHapus