Catatan harian yang semakin renta dan tua

Selasa, 01 November 2016

Soulmate Sepanjang Masa


Berbicara soal soulmate, belahan jiwa, pasangan hati dan istilah-istilah lain yang menggambarkan betapa berartinya, betapa berharganya sesuatu bagi kita, atau seseorang bagi kita, kebanyakan orang pasti akan menyebut bahwa soulmate-nya adalah siapa yang nanti akan menikahinya, mendampinginya hingga masa tua, atau seseorang yang memiliki kesamaan hobi, passion hidup yang searah, prinsip hidup yang sependapat atau memilih memberikan gelar kehormatan itu kepada sahabat terbaik yang selalu medampingi dalam suka maupun duka. Tapi ada juga yang justru melabeli benda kesayangannya sebagai soulmate-nya. Saya adalah salah satunya (yang sayangnya baru menyadarinya belakangan ini).

Pertanyaan tentang soulmate ini sudah sering saya temui, sudah banyak ditanyakan pula. Selama itu, saya belum bisa menjawab. Tapi kini, jika pertanyaan itu kembali diajukan, maka saya dengan bangga akan menjawab bahwa soulmate saya adalah buku.

Gelar kutu buku sudah sejak lama melekat pada diri saya, gelar yang menurut orang-orang itu cupu, nggak keren apalagi lucu. Mungkin kalau udah lihat saya yang asyik membaca, beberapa teman akan langsung membayangkan Betty Lafea, salah satu tokoh telenovela berkacamata, kikuk dan nggak pede di depan orang-orang, cenderung introvert dan sangat cocok jika mendekam di perpustakaan berjam-jam. Tapi buat saya itu adalah gelar kehormatan. Buku-buku yang selama ini selalu menemani saya kemanapun saya pergi, sampai dijuluki kutu buku adalah merupakan pujian bahwa betapa lekatnya saya dengan benda satu ini, betapa dekatnya saya dengan belahan jiwa saya.

Penobatan buku sebagai soulmate yang baru saya lakukan belakangan ini bukan tanpa alasan, tapi disebabkan oleh suatu bentuk kesadaran bahwa hanya dengan bukulah saya merasa lengkap, saya merasa utuh. Seperti ada yang kurang jika saya tidak bersama buku, ada yang hilang dan tidak akan bisa diisi kekosongannya oleh gadget canggih manapun. Ya saya mengantongi ponsel kemana saya pergi karena saya membutuhkannya untuk berkomunikasi, ya saya terkadang memainkan game di dalamnya jika sedang bosan. Ya saya menenteng laptop saat berangkat bekerja karena saya membutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaan. Tapi tidak pernah ada di antara kedua benda itu yang membuat saya merasakan kehilangan apabila tidak membawanya. Tapi buku, sehari saya nggak bawa buku, nggak menengok buku, seperti makan tapi kurang garam. Nggak pas!!

Menyadari pula bahwa sejak kecil saya sudah akrab dengan bacaan, dengan buku, sudah sering mengobrak-abrik buku-buku peninggalan kakek saya, beberapa arsip pekerjaan yang dibukukan, hanya demi memenuhi keinginan dan rasa haus akan bacaan baru membuat saya semakin tidak ragu untuk menyematkan kata soulmate sejajar dengan buku. Sejak saya mulai bisa lancar membaca yang itu artinya sekitar tujuh belas tahun lalu saat saya masih berusia empat tahun, buku adalah benda yang paling saya cari. Meski memang saat itu tidak seagresif sekarang karena keberadaan mainan robot-robotan dan perabot masak-masakan. Tapi terbukti bahwa ketika rasa cinta saya akan mainan-mainan lucu tersebut hilang, kecintaan saya pada buku tak juga berkurag, justru bertambah setiap harinya.

Maka dari itu, buku adalah soulmate saya, Pasangan jiwa sepanjang masa yang nggak akan pudar dimakan usia. Yang akan membuat saya kehilangan jika ia tidak ada dan tentu saja akan membuat saya tenang meski hanya sempat melihat sampulnya dan tidak menemukan waktu untuk melahap isi-isinya hingga ke halaman paling belakang. Buku adalah soulmate saya sepanjang masa.

6 komentar:

  1. Sama, aku juga merasa hanya buku tempat aku melabuhkan hatiku. Hanya disana aku bisa jadi diri sendiri dan terlihat bahagia. Apalagi kalau buku yang dibaca ceritanya bagus, dan punya relate dengan kehidupanku. Setiap orang punya soulmate nya masing-masing :)
    Artikel yang menarik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener. Hanya orang-orang kayak kita yang mengerti bahwa kutu buku adalah gelar yang sangat membanggakan :)

      Hapus
  2. sama dulu juga aku dicap kutu buku karena kalo jam istirahat pasti ke perpustakaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dicap kutu buku itu keren sih ya menurutku hehe :))

      Hapus
  3. Terimakasih sudah mengikuti GA Kisah Antara Aku dan Buku. Nantikan pengumuman pemenangnya di tanggal 15 Nopember 2016.


    Salam,

    Izzah Annisa

    BalasHapus