Catatan harian yang semakin renta dan tua

Sabtu, 19 November 2016

[Review] Yogisha X no Kenshin (Kesetiaan Mr. X) By Keigo Higashino

Judul Buku: Kesetiaan Mr. X
Bahasa Jepang: Yogisha X no Kenshin
Penulis: Keigo Higashino
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Faisa Ammadera
Editor: Dessy Harahap
Ilustrasi Sampul: martin_twenty1@yahoo.co.id
Terbit: 2016
Tebal Buku: 320 hlmn; 20 cm
ISBN: 978-602-03-3052-5
Rating: 4/5

BLURB

Ketika si mantan suami muncul lagi untuk memeras Yasuko Hanaoka dan putrinya, keadaan menjadi tak terkedali, hingga si mantan suami terbujur kaku di lantai apartemen. Yasuko berniat menghubungi polisi, tetapi mengurungkan niatnya ketika Ishigami, tetangganya, menawarkan bantuan untuk menyembunyikan mayat itu.

Saat mayat tersebut ditemukan, penyidik detektif Kusanagi mengarah kepada Yasuko, namun sekuat apa pun insting detektifnya, alibi wanita itu sulit sekali dipatahkan. Kusanagi berkonsultasi dengan sahabatnya, Dr. Manabu Yukawa sang Profesor Galileo, yang ternyata teman kuliah Ishigami.

Diselingi nostalgia masa-masa kuliah, Yukawa sang pakar Fisika beradu kecerdasan dengan Ishigami, sang genius matematika. Ishigami berjuang melindungi Yasuko dengan berusaha mengakali dan memperdaya Yukawa, yang baru kali ini menemukan lawan paling cerdas dan bertekad baja.

ULASAN

Yasuko Hanaoka adalah seorang janda beranak satu. Ia bekerja di salah satu kedai bento (makan siang) yang terletak di dekat Sungai Sumida. Benten-tei cukup terkenal dan selalu ada pengunjung setiap harinya, salah satu pelanggan setia Benten-tei adalah Ishigami, guru matematika di salah satu SMA sekaligus tetangga apartemen Yasuko.

Ishigami, bukan tanpa alasan selalu mengunjungi Benten-tei setiap pagi. Tentu saja ia selalu memesan menu spesial disana karena akan sangat aneh sekali jika mengunjungi kedai makanan tapi tidak membeli sementara kita tidak punya hubungan khusus dengan pemiliknya, namun bagi Ishigami mampir ke Benten-tei sudah hampr suatu kewajiban. Karena hanya di tempat itu ia bisa bertukar sapa dengan Yasuko Hanaoka, pelayan Benten-tei sekaligus tetangga apartemennya. Ishigami jatuh cinta pada Yasuko Hanoka, tapi sayang wanita itu tak menyadarinya atau mungkin menolak kehadirannya.

Baginya, Ishigami tak ubahnya retakan di tembok; ia menyadari kehadirannya, tapi tidak menganggapnya spesial, dan tidak tergerak pula untuk mencari tahu lebih jauh - hlmn 13

Suatu hari, Shinji Togashi - mantan suami Yasuko Hanaoka menemui Yasuko di Benten-tei. Ia mengaku ingin kembali pada Yasuko dan sudah berubah, namun tentu saja Yasuko tidak percaya. Togashi adalah jenis pria tak bertanggungjawab yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang. Karena tak nyaman dengan kehadiran pria itu akhirnya Yasuko pun dengan berat hati memberinya uang. Namun suatu peristiwa tak terduga terjadi. Togashi pun menemui ajalnya di dalam apartemen Yasuko. Kematian Togashi tentu saja membuat Yasuko dan Misato - putrinya, ketakutan. Namun, sebuah bantuan datang. Ishigami menawarkan bantuan bahwa ia akan membantu Yasuko menyembunyikan mayat Shinji Togashi. Kasus ini pun pada akhirnya membawa Ishigami pada pertemuan tak terencana dengan Yukawa Manabu, salah satu teman seangkatannya di Pascasarjana Universitas Teito.

Novel ini adalah novel Jepang yang juga ditulis oleh orang Jepang pertama yang saya baca. Kalau berbicara tentang cerita bergenre misteri, Jepang mungkin masuk sebagai salah satu Negara yang patut diperhitungkan dalam literatur ini. Terbukti oleh salah satu manga yang terbit tahun 90-an dan masih ditunggu kelanjutannya hingga sekarang. Namun, novel karya Keigo Higashino ini memiliki ciri khas cerita detektif yang berbeda. Jujur saja. saya jadi penasaran dengan karya-karyanya termasuk seri Detektif Galileo yang pertama dan kedua. Buku ini adalah buku ketiganya.

Tidak hanya bercerita tentang kasus pembunuhan dan penyidikan, buku ini juga menyajikan pertaurngan hebat antara tokoh-tokoh cerdas yang dimilikinya. Ishigami jelas adalah bintangya, menurut saya pribadi ketampanan Yukawa Manabu tetap kalah dengan isi kepala sang Daruma Ishigami. Walau keduanya sama-sama cerdas di bidang yang berbeda, Ishigami adalah tokoh favorit saya dibanding tokoh-tokoh lainnya. Sejak awal membaca, kecerdasan memang sudah terpancar dari Ishigami. Bagaimana ia memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan amat detail serta membuat analisis di dalam kepalanya adalah hal yang sangat keren. Menganalisis orang dari gerak-gerik dan kegiatan sehari-harinya tidaklah mudah. Meski menekuri bidang matematika, Ishigami mungkin tetap akan memiliki karir cemerlang jika pindah ke bagian HRD atau strategi dalam suatu perusahaan. Yah walaupun dalam ceritanya, pengabdian dan kecintaannya pada matematika belum mampu memberikan karir yang gemilang padanya seperti Yukawa yang berhasil menjadi asisten profesor di Universitas Teito.

Alur yang dibangun dalam cerita ini juga menarik, meski terkadang terkesan lamban, itu adalah bagian dari trik yang dibuat oleh tokoh cerita. Jadi bukan karena ceritanya bergerak seperti siput tapi memang sengaja dibuat seperti itu. Kalau cepat-cepat buku ini mungkin tidak akan semenarik ini Selipan nostalgia masa kuliah juga sangat asyik untuk disantap. Hal ini memperkuat karakter tokoh utama, tapi yang paling penting adalah saya kagum dan takjub pada idealisme Ishigami dalam menjalani hidup dan mengabdikannya pada apa yang dicintainya. Saya belum pernah menemukan seseorang yang merasa bahwa tanpa matematika ia tak bisa hidup. 

Jika matematika adalah mineral terkubur, bahkan waktu seumur hidup pun terbilang pendek untuk menggali semuanya - hlmn 311

Selain pada kecintaannya saya juga dibuat terkagum oleh caranya memahami matematika, memahami apa yang ia cintai.

Matematika sama dengan mencari harta karun. Pertama-tama, temukan tentukan titik mana yang akan dituju, lalu pikirkan rute penggalian sebelum menemukan jawabannya. Susun semua rumus sesuai rencana dan kita akan menemukan petunjuk. Jika tidak, ubahlah rute itu. Selama kita menggunakan cara yang jujur, berpikir panjang sekaligus berani, maka kita akan memperoleh entah itu harta karun atau jawaban benar yang selama ini tak pernah bisa ditemukan orang lain - hlmn 99

Tidak hanya Ishigami yang memiliki keistimewaan. Yukawa Manabu dan karakter lain juga memiliki ciri khas masing-masing tapi yang paling terekam kuat dalam benak saya adalah tokoh Ishigami. Pemahaman yang ia berikan terutama dalam hal matematika juga sangat saya sukai. Ishigami memiliki cara mengajar yang sepertinya menyenangkan meski tipe guru yang tak segan memberi soal sulit untuk ujian. Selain menyimpan alur yang unik dan tak terduga, trik yang dimuat dan digunakan dalam memecahkan masalah di dalamnya, atau menutupi hal-hal yang harus ditutupi adalah salah satu metode dan trik yang keren. Kejam dan menakutkan sebenarnya, membuat kita berpikir bahwa hal seistimewa cinta juga bisa menuntun seseorang untuk melakukan hal-hal di luar dugaan meski itu menyeramkan, namun tetaplah keren di mata saya. Imajinasi saya benar-benar diajak bermain. Latar yang ada juga sangat berperan dalam menghidupkan cerita.

Terjemahannya juga sangat apik. Meski saya sempat menemukan kesalahan penulisan dan penempatan tanda baca, hal itu tidaklah mengganggu. Hanya seperti satu titik debu di lantai keramik, nyaris tak terlihat. Secara keseluruhan bukunya asyik dan menarik, sangat saya rekomendasikan pada penyuka cerita-cerita sarat trik dan teka-teki. Ada bagian yang sempat membuat saya sedih, marah juga dan rasanya ingin menjambak salah satu tokoh yang ada tapi pada akhirnya saya berterima kasih padanya.

Buku ini memberikan ilustrasi tentang cinta tulus dan tidak pamrih, persahabatan juga berpesan bahwa dalam mencintai dan memberikan hati, kita harus bersikap sewajarnya dan tidak boleh terlalu berlebih.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar