Catatan harian yang semakin renta dan tua

Sabtu, 26 November 2016

[Review] The Playlist By Erlin Natawiria

Judul Buku: The Playlist
Penulis: Erlin Natawiria
Penerbit: GRASINDO
Penyunting: Septi Ws
Desainer Sampul: Tim Desainer Broccoli
Penata Isi: Tim Desainer Broccoli
Terbit: 2016
Kategori: Novel
ISBN: 9786023756728
Rating: 3/5

BLURB

Musik latar bukan sekadar aksesori bagi Winona.

Ketika food writer lain memusatkan perhatian pada rasa dan tampilan, Winona akan menajamkan telinganya untuk menilai pilihan lagu di sebuah tempat makan. Baginya, lantunan melodi memberi pengaruh besar terhadap suasana hati pengunjung. Semakin sesuai musik latar dengan hidangan, semakin tinggi penilaian yang akan Winona berikan.

Hingga kehidupan Winona berubah saat mengunjungi No. 46. Absennya musik latar dan kemisteriusaan Aries mengusik benak hingga hatinya. Jerat yang coba dia lepaskan justru menariknya semakin dekat dengan pria yang menyimpan duka dan sepi yang terasa familier baginya. Belum cukup disitu, Winona pun harus berhadapan dengan Ethan - pesona dari masa lalu yang mengisi hidupnya dengan kenangan-kenangan manis.

Di antara iringan musik latar dan hidangan-hidangan lezat, Winona harus memilih: menghadapi rasa takut yang terus dia hindari atau kembali ke tempat ternyaman yang melengahkan?

ULASAN

Bekerja sebagai food writer adalah hal yang menyenangkan bagi Winona, meski itu tak menutup fakta bahwa ia terkadang rindu dengan pekerjaan lamanya, jurnalis musik. Dalam melakukan review terhadap beberapa restoran, Winona selalu memberikan penilaian objektif, apalagi jika restoran tersebut memiliki playlist yang menurut Winona sesuai tema, konsep dan makanan yang dihidangkan disana. Namun, suatu hari penilaian objektif itu goyah. Winona menemui jalan buntu. Menggunakan playlist sebagai nilai tambah adalah sesuatu yang membuat review Winona berbeda dan menarik. Namun, suatu hari ia dihadapkan pada restoran yang tidak memiliki playlist. Tidak ada musik atau lagu-lagu indah pengiring disana. Dan menurut pengamatan Winona, itu karena Aries yang tidak suka musik.

Di samping itu, Winona juga harus kembali dihadapkan dengan Ethan, mantan kekasih yang masih ia cintai. Ethan ingin berteman meski mereka sudah berpisah, namun bagi Winona tak ada yang namanya pertemanan antara dua orang mantan. Pendapat yang kemudian terpatahkan karena tanpa diduga, review restoran Aries yang tak memiliki playlist justru membuat Winona kembali berhubungan dengan Ethan. Ethan adalah sosok laki-laki yang sangat lekat dengan musik, bahkan pertemuan dan hubungan lamanya dengan Winona dimulai dari sana, sementara Aries adalah pria yang terkesan sama sekali tidak punya minat bahkan mungkin membenci musik. 

Pertemua-pertemuan secara tidak sengaja antara Aries dan Winona juga tak disangka membuat keduanya dekat? Kedekatan yang pada akhirnya menguak rahasia besar yang secara tidak langsung membuat Winona teribat di dalamnya.

****

Cerita roman ringan yang menghibur dan dapat dibaca kapan saja adalah kalimat yang cocok menggambarkan keseluruhan isi buku ini. Konflik yang terjadi di dalamnya tergolong tidak begitu rumit menurut saya pribadi, namun yang lebih mendominasi adalah segi kulinernya. Sepanjang membaca saya menanti-nanti dan bertanya-tanya tentang konflik uama dalama buku ini. Terkesan penuh misteri namun tidak, saya rasa konfliknya memang sengaja disembunyikan atau ditampilkan menjelang beberapa bab terakhir cerita. Kisah romantis antara Ethan dan Winona di masa lalu juga sering dibahas dalam bentuk flashback. 

Sebenarnya yang menarik dari buku ini bukan konfliknya tapi bagaimana pekerjaan Winona sebagai food writer mempertemukannya dengan laki-laki asing yang di kemudian hari jadi banyak berurusan dengannya, juga bagaimana pekerjaannya membuat ia bisa menyelesaikan masalah pribadinya dengan orang-orang di masa lalunya. Kemudian, karena buku ini memang membahas tentang kuliner, beberapa tempat makan atau mungkin semua yang dibahas benar adanya di Bandung membuatnya jadi menarik. Pembahasan tentang musik sebagai unsur penting dari cerita juga cukup bagus walau memang yang lebih mendominasi tetaplah kulinernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar