Catatan harian yang semakin renta dan tua

Minggu, 05 Maret 2017

[Book Review] Imaji Terindah - Seri Keluarga Hanafiah By Sitta Karina

Judul Buku: Imaji Terindah
Penulis: Sitta Karina
Penerbit: Penerbit Literati, imprint Penerbit Lentera Hati
Cetakan I: Desember 2016
Editor: Siti Nur Andini
Penata Letak: Rizal Rabas
Desainer Sampul: Sitta Karina
Foto Sampul Muka: Andra Alodita
Tebal Buku: 290 hlmn; 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-8740-60-9
Rating: 4/5 Bintang

"Jangan jatuh cinta kalau nggak berani sakit hati."
Tertantang ucapan putra rekan bisnis keluarganya pada sebuah jamuan makan malam, Chris Hanafiah memulai permainan untuk memastikan dirinya tidak seperti yang pemuda itu katakan.

Dan Kianti Srihadi - Aki - adalah sosok ceria yang tepat untuk proyek kecilnya kini.

Saat Chris yakin semua akan berjalan sesuai rencana, kejutan demi kejutan, termasuk rahasia Aki, menyapanya. Membuat hari-hari Chris tak lagi sama hingga menghadapkannya pada sesuatu yang paling tidak ia antisipasi selama ini, yakni perasaannya sendiri.

****

Kisah ini bermula dari kedatangan murid baru di sekolah. Chris Hanafiah yang sangat mengidolakan Reno soal perempuan pun mencoba untuk mendekati Kianti yang begitu masuk sudah langsung menarik perhatian cowok-cowok karena kelihaiannya dalam anggota pemando sorak. Anak-anak cheers memang sangat diidolakan dan digilai cowok-cowok di sekolah Chris.

"Nggak ada yang lebih membanggakan daripada pacaran sama cheerleader. Cantik, seksi, dan jago nari - nari buat kita." - hlmn 43
Selain itu, tantangan dari Kaminari Kei, salah satu putra rekan bisnis Ayahnya semakin membuat Chris tertantang dan yakin bahwa ia akan bisa mendapatkan Aki dengan mudah. Nggak ada yang bisa menolak pesona Prince Christopher dan Subaru kerennya. Namun, Chris salah tebak. Kianti tak seperti teman-teman cewek lainnya, beberapa detik setelah aksi penembakan dilakukannya, Aki langsung menolaknya. Sebaliknya, cewek itu malah meminta Chris menjadi sahabatnya.

Persahabatan antara keduanya pun langsung terjalin, walau dengan perasaan tidak rela dari pihak Chris. Meski begitu, cowok itu tetap yakin bahwa ia pasti bisa menaklukan Aki - ini cuma masalah waktu. Tapi, kehadiran Kei yang seolah sudah memusuhi dan menaruh dendam padanya di awal pertemuan terkadang mengganggunya. Ia kerap datang dan menyelinap lewat mimpi Chris dan memberi peringatan soal cinta dan permainannya dan Chris benci akan hal  itu, dipandang remeh oleh orang asing. Kebenciannya akan Kei bertambah saat diketahuinya bahwa ia dan Aki yang seolah punya hubungan spesial. Aki menampik hal tersebut dan mengatakan bahwa mereka hanya berteman, hanya bersahabat. Lalu perlahan-lahan, rahasia Aki terbongkar. Rahasia yang membuat Chris jadi selalu berusaha untuk berdiri di sisinya, melindunginya bahkan hingga nyaris mempertaruhkan persahabatannya dengan Alde dan Arimbi. Namun lagi-lagi, Aki hadir sebagai sosok yang membuat Chris makin kagum dan tanpa sadar membuat tujuannya mendekati Aki pun berubah seketika.

****

At, first saya mau mengucapkan terima kasih pada Mbak Sitta karena sudah memperkenalkan cerita manis para Hanafiah kepada saya. Jujur saya belum baca seri pertamanya dan begitu tahu bahwa buku ini adalah seri kedua saya langsung jadi penasaran untuk melahap semua serialnya. 

Buku ini sempat mengecoh saya pada awal bab dan membuat berpikir bahwa ini adalah buku kumpulan cerpen. Cerita pembuka tentang Kaminari Kei yang membuat saya berpikir demikian, namun kehadirannya dalam kehidupan Chris dan Aki membuat cowok ini secara drastis telah berubah menjadi tokoh yang penting, minimal buat saya. Peran Kei terasa amat besar dalam membentuk kisah Aki dan Chris.  Rasa penasaran juga terselip dalam hati saya tentang sosok Kania yang terasa cuma numpang lewat saja. Padahal ia termasuk dekat dengan Kei, seperi halnya Kianti. Nama mereka yang hampir mirip juga membuat saya bertanya-tanya tentang adakah hubungan khusus di antara keduanya.

Alur cerita dalam buku ini sangat remaja. Bukunya memang memuat kisah cinta antara dua anak SMA yang juga dibumbui aroma persahabatan dan persaingan khas remaja kebanyakan; berusaha mencari perhatian kakak kelas keren dan tajir yang jadi idola satu sekolahan. Yang membuat konfliknya jadi menarik buat saya adalah karena kehadiran seorang Kaminari di antara mereka dan kemampuan ajaibnya. Bukunya jadi terasa bergenre fantasi, sepanjang bacanya saya selalu bertanya-tanya tentang kejutan yang akan diberikan seorang Kei Kaminari. Dan kejutan itu ternyata ia berikan di saat yang tidak terduga, sekaligus menjawab pertanyaan saya akan bukunya yang diberi judul Imaji Terindah.

Perjalanan cinta Aki dan Chris aku kurang greget sih apalagi saat sudah mencapai ending cerita. Justru yang paling menarik minat dan tentu saja menerbitkan rasa penasara yang semakin besar adalah kisah Nara yang jadi kisah penutup bukunya. Dalam hati berpikir dan berdoa bahwa ini petualangan cowok yang sempat buat saya melting karena pendapatnya akan perempuan yang dilontarkannya saat menasehati Chris itu, bisa saya baca juga :D

Tapi memang alurnya tidak tertebak. Kehadiran sosok Alde dan Rimbi juga peristiwa yang dialami sahabat-sahabat Chris itu jadi bumbu yang terasa berbeda.  Bukunya memuat beberapa istilah asing yang diberi catatan kaki walau hanya penjelasan secara singkatnya saja namun sangat memudahkan pembaca untuk bisa memahami maksud yang tertera. 

Saya suka dengan kehadiran Kei serta hal magic yang bisa ia lakukan serta penggambaran betapa keluarga Hanafiah adalah milyarder dengan kekayaan nyaris tak terhingga jumlahnya. Belum pernah terbayang akan ada keluarga sukses seperti mereka tapi buku ini berhasil membuat saya yakin bahwa orang-orang seperti Chris dan keluarganya memang ada di Indonesia. Hanya saja pada halaman 137 saya sedikit merasa bingung saat Chris dan Arimbi bertemu dimana awalnya Arimbi digambarkan menguncir kuda rambutnya tapi tiba-tiba saat duduk dijelaskan rambutnya digerai. Membuat bertanya-tanya apa maksudnya Rimbi melepas ikatan kuncir kudanya dengan sengaja karena sedang menutupi lebam atau sebagainya.

Ada satu kutipan terfavorit saya dalam buku ini yakni

"Yang bikin traveling jadi bermakna adalah saat kita hidup layaknya orang-orang setempat - Aki, hlmn 58" 

1 komentar: