Catatan harian yang semakin renta dan tua

Kamis, 09 Januari 2014

Janji

Sumber Gambar
Aduh. Ia terlambat. Ia harus cepat, jika tidak ingin mendengar pria itu mengoceh lagi. Dipercepatnya langkahnya. Drrtt…drrtt… ponsel sialan! Ia yakin ini pasti telepon darinya. Sebagai laki-laki harusnya ia bisa lebih bersabar. BRUKK!! Awww!! Ponsel sialaaaaannn!!! Saking konsentrasinya untuk mencarinya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Mereka berdua sama-sama terjengkang ke belakang. Buru-buru ia berdiri, merapikan pakaiannya dan meminta maaf.
“Maaf…maaf.”Ucapnya sambil menunduk.Malu jika orang itu melihat wajahnya.
“Khilya?!” ucap orang itu kaget.
Ya Tuhan!!! “Kak Awan?!” Desisnya perlahan
5 tahun yang lalu…

“Oke.Sekarang kita mulai ya pengakuannya.Dimulai dari Permata.”Ucap seorang gadis sambil menunjuk salah seorang temannya. Saat ini, di sebuah kamar asrama salah satu SMA swasta di Manado, berkumpul delapam orang gadis – Khilya, Permata, Ceria, Dilah, Mega, Lia, Fidi dan Vira. Mereka duduk melingkar saling berhadapan untuk membicarakan sesuatu.Bukan membicarakan.Tepatnya mengakui sesuatu. Mereka sepakat, bahwa malam ini di kamar 21 asrama putri mereka akan mengakui rahasia yang selama ini mereka simpan sendiri.
“Gue suka sama Kak Fandi!” Aku permata, gadis yang tadi ditunjuk dengan santai dan penuh percaya diri.
“Yeee….itu mah anak-anak juga pada tau, kaliiiiii…” Sungut Octa, gadis yang duduk tak jauh darinya. “Yang lain yang lain!” Perintah mereka bersamaan.
“Rahasia gue itu doang.” Elak Permata.
“Yah nggak seru lo!! Eh tapi kan setau gue Kak Fandi itu pacaran sama Kak Winta, Ta.” Timpal Dilah.
“Iye tau.Makanya gue patah hati.”Komentar Permata sambil memajukan bibirnya beberapa senti.Manyun.
HAHAHAHA…seketika tawa mereka pecah.“Udah ah lanjut. Fidi! Giliran elo!” Perintah Mega
“Gue…gue masih sayang sama Arya.” Aku Fidi malu-malu.
“HAH?? Trus Ari mau lo kemanain?” Tanya Vira.
“Nah itu dia masalahnya. Gue juga sayang sama Ari.” Jawab Fidi tanpa rasa bersalah.
HUUUU…
Satu persatu mereka mulai mengungkapkan rahasia mereka masing-masing.Tinggal satu orang lagi yang belum.Khilya. Khilya Andini Kolintama. Gadis cantik yang saat ini menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolah mereka.“Iyak.Kok bengong?!Giliran lo sekarang!” Perintah Lia.
“Hmmm…tapi lo semua jangan ketawa, ya.Dan janji nggak bakal bilang siapa-siapa.”
“Jiah..elo mah nggak usah khawatir. Tempat menyimpan rahasia paling aman itu kan tempat umum.” Jawab Vira sambil tersenyum dan menaikkan alisnya – saling melempar kode bersama Mega.
“Udah.Jangan kebanyakan mikir.Buruan kasih tau!!” Perintah Mega.
“Gue…gue..gue suka sama Kak Awan!” Aku Khilya sambil menunduk malu.
WHATTTT??!!!“Sumvehh lo!!Kak Awan anaknya Bu Rahmah? Yang sekarang lagi kuliah di Unsrat?! Jurusan Kimia, kan?! Yang adeknya kecengan gue?!Yang keren banget itu?!Yang rambutnya gondrong?!Bukannya elo nggak suka cowok gondrong?!Kok bisa?!”Berubi-tubi pertanyaan dan ekspresi tak percaya terlontar dari mulut teman-temannya.Khilya hanya mampu menunduk untuk menyembunyikan rona di wajahnya.Ia sangat malu. Ia yakin wajahnya sudah sangat merah saat ini.
****
Fahri Kurniawan
“Hi…”

Khilya Andini
“Hi juga…”
“Khilya apa kabar?”
“Baik.Kakak sendiri?”
“Baik juga.Kok belum tidur?”
“Belum ngantuk Kak. He…he…he…”
Malam ini Khilya kembali lagi dengan hobi barunya.Online Facebook sampai tengah malam.Sebenarnya dengan alasan khusus.Agar bisa mengobrol dengan Kak Awan.Ya.Khilya memang mengenal Awan dari dunia maya. Awalnya ia hanya tahu bahwa Awan adalah orang yang setiap hari mengantar Bu Rahmah, guru PPKN-nya ke sekolah. Ia sendiri juga baru tahu bahwa nama orang itu adalah Awan, saat teman-teman memberi tahu nama lengkap laki-laki yang sering mengantar Bu Rahmah ke sekolah itu. Fahri Kurniawan. Adik Fandi Setiawan, salah satu guru magang di sekolah mereka.
Perkenalan mereka berawal dari ulang tahun Khilya yang ke enam belas yang jatuh tepat hari Senin, 27 Desember 2010.Khilya sengaja mengecek notifikasi Facebooknya untuk mengetahui siapa saja yang memberinya ucapan selamat ulang tahun.Ada banyak.Banyak sekali.Namun, satu ucapan yang benar-benar menarik perhatiannya.Ucapan dari seorang laki-laki.Jika teman-temannya pada umumnya memberi ucapan selamat lewat timeline, laki-laki itu memberi ucapan lewat inbox.Hal itu membuatnya berpikir bahwa pesan itu adalah sesuatu yang spesial.
“Khilya, minggu besok sibuk nggak?”
Waduh. Apaan nih. Jangan bilang kalo dia mau ngajakin gue ketemuan.Batin gadis itu.
“Kayaknya enggak deh Kak.”Balasnya cepat.
“Ketemuan yuk.”
HIYAAAA…. Hampir saja Khilya berteriak saking senangnya. Namun niatnya itu diurungkannya mengingat hal itu pasti akan membangunkan seluruh penghuni asrama.
“Boleh.”Balasnya sambil tersenyum dengan wajah merona.Untung Awan tidak disitu.
“Oke.Di mall aja, ya.Es teller 77.”
“Oke.”
“Bobo aja.Udah malem.”Balas Awan perhatian membuat Khilya serasa melambung ke angkasa.
Oh Tuhan!? Mimpi apa gue?!
****
“Ehem…ehem…” Ledek Mega sambil tersenyum ke arah Khilya yang saat itu sedang memperhatikan penampilannya di depan cermin.
“Kenapa lo, Ga?”Tanya Khilya sambil memperbaiki letak kemejanya.
“Cieee…cieeee yang mau ketemuan nih yeee…” Ledek Octa sambil tersenyum dan menaik-naikkan alisnya.
“Maksud lo?!”Tanya Khilya bingung.Ia tidak memberi tahu siapa pun tentang hal ini. Ia hanya mengatakan bahwa hari ini ia akan berkunjung dan menginap di rumah Omanya di Winangun. Bagaimana mungkin mereka bisa tahu?!
“Kok lo tauuuuuuu….??!!!” Teriak Khilya dengan wajah merah bak kepiting rebus.
“Noh.”Tunjuk Octa ke arah Vira yang saat itu lempeng saja membaca komik. Baru saja Khilya ingin meneriakinya…
“Salah lo sendiri!Siapa suruh tengah malem cekikikan kayak kuntilanak. Gue intip, ternyata lo lagi chattingansama tuh Kakak.”
“Dan lo ikutan baca juga?!” tanya Khilya
“So pasti.”Ucap Vira sambil mengacungkan jempol kanannya.Bangga.
“RESE!!”Teriak Khilya sambil mengentakkan kaki kanannya dan keluar dari kamar. Sekilas ia masih bisa mendengar suara tawa teman-temannya. Awas lo Ra. Gue bales!! Niatnya dalam hati.
****
Es Teler 77
Di sinilah mereka.Awan dan Khilya.Pertemuan pertama sejak sekian lama hanya saling berkomunikasi dan bertukar cerita lewat social media.Mereka membicarakan banyak hal.Sekolah Khilya sampai kegaitan Awan di kampus. Ternyata sebentar lagi laki-laki itu akan melaksanakan KKN di salah satu desa di daerah Minahasa. Khilya tak bisa menahan rona merah di wajahnya.Hal itu mencetak senyum di bibir Awan.Laki-laki itu tahu bahwa gadis di depannya ini sedang mati-matian menekan rasa malunya. Tapiia menyukainya. Bahkan sejak pertama kali ia melihat gadis ini tiga tahun yang lalu. Paras cantik gadis ini telah menyita perhatiannya. Hal itulah yang membuatnya bertekad harus bisa mendekati gadis ini.Bahkan memilikinya.Khilya sendiri cukup kaget saat Octa menceritakannya tempo hari.Octa tak sengaja mendengar percakapan Awan bersama kakaknya Fandi di kantin sekolah.Awan memang sering ke sekolah untuk mengantar ibunya. Octa mendengar Awan bercerita kepada kakaknya bahwa ia sedang menaruh hati kepada salah seorang murid di sekolah itu. Dan saat Fandi menanyakan siapa gadis itu, ia melihat Awan menunjuk ke arah Khilya yang saat itu berada tak jauh dari mereka. Ia tidak menyangka sama sekali. Selama ini Awan memperhatikannya. Ya ampuuunnn!!! Ia ingat saat ia sering beberapa kali bertingkah gila di sekolah. Muka gue?!!Harus gue simpan dimana?!!
            Ah ya! Jika sudah sejak lama Awan memperhatikannya, itu artinya ia juga tahu masalahnya dengan Rio mantan pacarnya yang sempat mengehebohkan penghuni sekolah bahkan guru-guru. Khilya bodoh. Bagaimana bisa ia tidak pernah sadar?!!
“Hmmm… Khilya..”Panggil Awan gugup.
“Ya?” Tanya Khilya sama gugupnya. Ada apaan nih?!
“Sebenernya aku udah tertarik sama kamu dari tahun pertama kamu masuk di sekolah.”Ungkap Awan hati-hati.Wajahnya benar-benar sudah merah.Malu.Khilya yang kaget mendengar perngakuan Awan hanya bisa tersenyum kikuk sambil memainkan jari-jarinya. Sumpeh lo suka sama gue!! Gue jugaaaaa…. Jeritnya dalam hati.Melihat itu Awan hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.Jiah.Dia Cuma senyum.
Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Khilya yang sedang berpikir keras bagaimana cara ia menjawabnya hanya bisa terus menundukkan kepala.
“Khilya izinnya sampai jam berapa?”
“Khilya izin pulang, Kak.”Jawab gadis itu.
“Oh. Jadi malam ini nggak pulang ke asrama?”
“Iya.Pulang ke rumah Oma di Winangun.”
“Aku anter?”Tanya Awan sambil tersenyum.
“Nggak usah Kak.”Tolak Khilya tak enak. Sebenarnya ia ingin sekali diantar pulang Awan, tapi entah kenapa mulut bodohnya malah menolak tawaran itu.
“Nggak papa.Nggak baik cewek pulang sendiri.Udah malem. Yuk!” Awan tersenyum sambil beranjak dari duduknya menuju parkiran mendahului Khilya.Akhirnya Khilya pulang diantar Awan setelah sebelumnya mereka saling bertukar nomor ponsel.Sebenarnya di asrama dilarang menggunakan ponsel pribadi.Itu adalah salah satu pelanggaran yang tidak bisa ditolerir.Kalau ketahuan, bisa disita dan baru dikembalikan setelah lulus.Khilya memang tinggal di asrama sekolah.Tapi Khilya cuek saja.Selama nggak ketahuan, ya nggak papa.
****
Dua minggu setelah pertemuan mereka…
Drrt…drrtt…. Getar ponsel yang sengaja disisipkan Khilya di pinggir tempat tidurnya di asrama membuyarkan keseriusannya yang saat itu sedang asyik dengan film India di laptopnya. One Message Received…
From: ^_^
Iyak bsk sore sibuk?
Pesan dari Awan.Awan sudah mulai memanggil Khilya dengan sapaan Iyak – sapaan akrabnya di sekolah.Sebenarnya itu bukan sapaan akrab Iyak.Orang tua dan kerabatnya bisa memanggilnya dengan Khilya saja. Tapi entah mengapa sejak ia menginjak SMA, teman-teman seangkatannya terbiasa memanggilnya dengan sebutan Iyak.
Cepat-cepat Khilya membalas pesan Awan itu dengan senyum yang tercetak di bibirnya.
Enggak Kak. Knp?
Drrt…drrrtt…
Balasan dari Awan
Jalan yuk!!
Ke mana?Balas Khilya cepat dengan wajah merona.Ajakan kencan?!
Liat besok aja. Mudah2an gk ujan J
****
Ternyata Awan membawanya ke salah satu pantai yang terletak tak jauh dari pinggir kota. Ia sangat bersyukur dan berterima kasih. Ia tidak tahu apakah Awan memang tahu atau memang memiliki hobi yang sama dengannya. Menatap kemegahan Sang Surya saat senja menjemputnya.Langit barat benar-benar berwarna jingga sekarang.Laut yang tadinya biru, kini tampak berwarna hitam.Saatnya beristirahat untuk Si Raja Siang.Mereka menikmati fenomena alam itu dalam diam.
Terima kasih….Bisik Khilya dalam hati.
****
“Kakak dateng waktu itu?”Tanya Khilya hati-hati.Hari ini mereka kembali disini. Es Teler 77. Duduk berhadapan tanpa ada niat untuk menyentuh pesanan masing-masing.Awan tersenyum kecut.Ia masih ingat hari itu…
Ia mengantar Khilya, gadis yang diam-diam telah mencuri hatinya itu sampai ke ujung kompleks asrama. Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaannya saat itu. Fandi pasti akan sangat iri jika ia menceritakannya. Fandi memang tahu perasaannya kepada gadis ini.Ia sengaja menceritakannya.
“Makasih Kak.” Ucap Khilya sambil tersenyum kepadanya.Senyum yang sangat disukainya.
“Sama-sama.”Jawabnya sambil balas tersenyum.“Aku pulang, ya.”Pamitnya sambil bersiap menancap gas motornya.
“Iya.”Jawab gadis itu. Belum sempat motornya melaju… “Kak…” Panggil Khilya tiba-tiba.
“Ya?” Tanyanya                 
“Hmmm… tanggal 16 April 2011 aku tunggu Kakak di tempat pertama kali kita ketemu.”Ucap gadis itu pelan.Awan hanya bisa tersenyum mendengar permintaan itu.Gadis ini sedang membuat janji dengannya.
“Iya.Aku pasti dateng!”
“Iya aku dateng.Tapi mungkin aku telat.Soalnya aku lagi KKN kemaren.Aku tunggu kamu nggak dateng-dateng.”Jawabnya sambil tersenyum.Pahit.Itulah ekspresi yang ditangkap Khilya.“Mungkin kamu udah pulang waktu itu.”Sambungnya.
Jawaban Awan benar-benar menohoknya.Ia tak menyangka. Ia benar-benar merasa bersalah. Dengan santainya ia mengingkari janji yang ia buat dan menerima pernyataan cinta laki-laki lain.
16 April 2011 dua hari sebelum UAN
“Iyak.Lo nggak pergi?” Tanya Vira.
“Nggak.Nggak mau gue.”Jawab Khilya dengan wajah kesal.
“Serius?Yakin?”Tanya Vira lagi.Ia tahu, Vira hanya khawatir dengannya. Vira hanya tidak ingin ia kecewa ataupun merasa bersalah.
“Yakin!”Jawabnya pasti.Ia masih ingat dengan jelas cerita itu. Cerita yang didengarnya beberapa hari yang lalu.Kak Awan jadian dengan seorang cewek. Hal itu sudah cukup membuatnya kecewa meskipun ia tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Tapi itu cukup dijadikannya sebagai alasan.
“Tapi elo yang bikin janji, Yak.” Timpal Siska – salah satu teman sekamarnya selain Vira dan Wulan. Hampir seluruh teman seangkatannya sudah tahu tentang hal ini. Begitu pula janji yang ia buat. Ia tidak tahu bagaimana caranya sampai hal ini menyebar dengan cepat di kalangan teman-temannya. Sepertinya mereka memang bercita-cita menggantikan Feni Rose.
“Gue nggak peduli lagi sama janji itu!” Tandas Khilya.
“Kalo dia dateng gimana?Lagian belum tentu itu gossip bener.Siapa tahu aja boong. Lo nggak bakal bisa tahu kebenarannya sebelum elo tanya langsung sama orangnya.” Jawab Siska.
“Dan lo yakin dia bakal ngaku? Nggak Sis. Nggak ada maling yang mau ngaku. Gue tahu gue emang nggak punya hak apa-apa disini untuk negalarng dia deket ataupun jadian sama orang lain. Tapi justru itu, Kalo dia beneran jadian ama tuh cewek, gue nggak bisa jamin kalo gue nggak berbalik buat benci dia. Gue udah terlanjur kecewa. Tinggal nunggu waktu buat benci”
“Kalo dia dateng?!”Wulan jadi ikut-ikutan berandai-andai.
“Nggak papa. Biarain aja dia benci sama gue Begitu lebih baik. Lagian gue juga udah punya Arid.”
“Lo egois!!”Pada akhirnya ia tetap tidak datang dan memenuhi janji itu.
Maaf. Hanya satu kata itu yang mampu ia bisikkan dalam hati. Tidak berani mengungkapkannya.Takut dengan reaksi Awan.Ia tahu laki-laki ini kecewa. Ia tahu laki-laki ini terluka. Ia tahu laki-laki ini merasa dibohongi, dikhianati dan diberi harapan palsu. Ia sangat tahu. Namun lagi-lagi ia harus bersikap egois. Demi menjaga hati laki-laki ini, yang jujur sampai saat ini masih memiliki tempat istimewa di salah satu sudut hatinya. Laki-laki ini…cinta pertamanya!!
“Iyak.Kamu ngapain disini?!Aku telepon nggak diangkat.SMS nggak dibales.Pegel tau nungguinnya!”Omel sebuah suara tiba-tiba dari arah kanan mereka.
“Maaf Rid tadi HP aku disilent.” Kening laki-laki yang dipanggil Rid itu berkerut. Iyak?!HP disilent?!Nggak biasanya.
“Siapa?”Tanyanya sambil menatap Awan tajam.“Oh kenalin.Ini temen lama aku. Kak Awan.Kak kenalin ini Arid.”Ucap Khilya sambil memperkenalkan Awan padanya.
“Awan.”Ucap pria itu.
“Arid… tunangannya Khilya.”
_END_

PS: FYI, ide cerita ini diadaptasi dari kisah nyata. Tepatnya kisah nyata anak SMA. Tokoh-tokoh yang ada semuanya ada di dunia nyata. Latar tempat, kota juga hampir keseluruhannya berdasarkan kenyataan. Sebenernya ini udah pernah terbit di salah satu majalah elektronik" KATAMAGZ FREEMAGZ' beberapa bulan lalu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar